Jawa Barat, CAKRAWALANTT.COM - Pemerintah melalui
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK)
tengah merancang “Peta Jalan Pembudayaan Literasi Nasional”. Rancangan tersebut
berguna untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni jelang generasi
emas Indonesia pada tahun 2045 mendatang. Hal itu disampaikan oleh Deputi
Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya dan Peningkatan Prestasi
Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi dalam Rapat Finalisasi Peta Jalan
Pembudayaan Literasi yang dilaksanakan secara daring dan luring di Hotel
Permata Bogor, pada Kamis (18/11/2021).
Menurut Didik,
Peta Jalan Pembudayaan Literasi akan menjadi acuan bagi Kementerian atau
Lembaga terkait, komunitas dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk
melaksanakan program-program pembudayaan literasi. Guna menunjang SDM yang
mumpuni, tuturnya, terdapat tiga aspek yang harus dipenuhi, yakni literasi
dasar, karakter, dan kompetensi.
“Peta jalan
ini jangan hanya jadi dokumen, tetapi harus betul-betul bisa menjadi panduan
untuk kerja kita semua. Sehingga nanti kita semua tahu apa yang akan kita
kerjakan untuk mencapai tujuan kita semua,” ujarnya.
Terkait Peta
Jalan Pembudayan Literasi Nasional yang tengah dirancang, sambung Didik, terdapat
beberapa ruang lingkup yang ingin disasar, yakni Pembudayan Literasi Keluarga,
Pembudayan Literasi Sekolah, Pembudayan Literasi Perguruan Tinggi, dan
Pembudayan Literasi Masyarakat.
Lebih lanjut, Didik
menyampaikan literasi memiliki makna yang luas, seperti kemampuan memahami
informasi, berkomunikasi, ataupun kemampuan baca dan tulis. Literasi, imbuhnya,
juga bermakna pada kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, tegasnya, kemampuan literasi perlu dimiliki untuk
meningkatkan kualitas SDM Indonesia, termasuk literasi kedaerahan yang
membutuhkan pembudayaan literasi.
“Pembudayaan
literasi ini sangat penting demi mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, yang
akan memajukan Indonesia pada tahun 2045,” tuturnya.
Untuk
diketahui, persoalan literasi masih menjadi hal yang harus dibenahi di
Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program
for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for
Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati
peringkat ke 62 dari 70 negara atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki
tingkat literasi rendah.
Sesuai rilis,
turut hadir dalam rapat tersebut Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan
Kreativitas Kemenko PMK Jazziray Hartoyo, narasumber dan para ahli dalam bidang
literasi, serta perwakilan dari Kemendikbudristek, Perpustakaan Nasional,
Akademisi, dan komunitas literasi dari berbagai daerah.
Sumber : https://www.kemenkopmk.go.id/
Editor : Mario
Djegho (red)
0 Comments