Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Guna menunjang proses Pembelajaran Tatap
Muka (PTM) terbatas, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8 Kota Kupang turut
memberlakukan Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) per wilayah sesuai tempat
tinggal para peserta didik. Hal itu dituturkan oleh Wakil Kepala Sekolah
(Wakasek) Bidang Humas SMAN 8 Kota Kupang, Paul Gerardus Mada, S.Fil. KBM per
wilayah tersebut, ujarnya, telah dilaksanakan sebelum PTM terbatas diizinkan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).
“Kegiatan belajar wilayah itu kami bagi
ke dalam wilayah-wilayah yang ada di Kecamatan Alak dan wilayah-wilayah
tersebut sudah kami bagi dalam 15 titik. Setiap titiknya ada masing-masing wali
wilayahnya oleh bapak atau ibu guru. Selain wali wilayah, ada juga koordinator
titik yang diakomodir oleh peserta didik. Jadi, mereka kami bagi karena kali
lalu pembelajaran secara online. Walaupun sekarang sudah tatap muka tetap
wilayah itu dihidupkan dan tetap berjalan. Namun kemarin beberapa terakhir ini,
ada beberapa wali wilayah yang turun untuk memantau peserta didik di wilayah
tersebut,” ungkapnya.
Paul menjelaskan proses KBM tersebut
disiapkan oleh para guru pendamping wilayah melalui pembagian bahan ajar yang
sesuai dengan kurikulum. Selanjutnya, imbuh Paul, bahan ajar tersebut
diperbanyak dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan dibagikan kepada
masing-masing peserta didik di setiap wilayah melalui koordinator kelompok. Kegiatan
tersebut, terangnya, telah direncanakan sejak awal tahun 2021 dan mulai
diterapkan selama satu bulan belakangan pasca kunjungan Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi NTT.
Dalam pelaksanaannya, ujar Paul,
kegiatan KBM per wilayah tersebut tidak diperuntukan bagi semua peserta didik.
Hal tersebut, paparnya, diterapkan melalui sistem shift, dimana pada minggu pertama hanya para peserta didik kelas X
yang diizinkan untuk melaksanakan PTM terbatas, sehingga para peserta didik
kelas XI dan XII akan mengikuti KBM per wilayah. Maka dari itu, sambung Paul,
pihaknya sangat mengharapkan dukungan kolaboratif dari berbagai pihak, terutama
orang tua atau wali peserta didik guna melancarkan sistem pembelajaran per
wilayah tersebut.
“Jadi tatap muka ini dibuat tidak untuk
seluruh peserta didik. Kami membuatnya dengan sistem shift yang dimana pada minggu pertama hanya kelas X saja yang masuk,
dan berarti kelas XI dan XII tetap melakukan pembelajaran online dengan tetap
mengikuti pembelajaran wilayah. Meskipun sudah tatap muka, pembelajaran wilayah
ini masih tetap ada dan dijalankan. Besar harapan saya agar sekolah tidak lepas
tangan dalam situasi yang seperti sekarang ini. Sekolah tetap memperhatikan peserta
didiknya dan tetap bekerja sama dengan baik antara pihak sekolah dengan orang
tua untuk masa depan anak-anak kami ini,” terangnya.
Lebih
lanjut, terang Paul, pihak sekolah turut membagikan buku-buku pelajaran dari
perpustakaan sekolah untuk semua wilayah dimana KBM berlangsung. Gerakan pembagian
buku tersebut, imbuhnya, diberi nama “Baca Ko Pintar” guna membangkitkan
semangat membaca para peserta didik di tengah pandemi Covid-19.
“Dari setiap wilayah tersebut dari pihak sekolah keluarkan buku-buku dari perpustakaan sekolah dan dikirimkan ke setiap wilayah yang diberi nama ‘Baca Ko Pintar’. Sengaja dipakai Bahasa Kupang supaya lebih asyik dan banyak peserta didik yang tetarik. Buku yang dibagikan juga merupakan buku-buku cetak pelajaran dari kelas X sampai kelas XII. Semua buku yang dibagi menjadi tanggung jawab dari setiap koordinator,” pungkasnya.
Berita dan Foto : Femy Seran/Nia Bene
Editor : Mario Djegho (red)
0 Comments