Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Dalam
rangka mendukung para atlet asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di ajang
Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021,
Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Josef A. Nae Soi (JNS) sangat menekankan cara
pandang olahraga sebagai sebuah sistem. Hal tersebut disampaikannya saat
menghadiri sekaligus menjadi narasumber pada acara dialog publik yang
diselenggarakan oleh TVRI NTT, Senin (06/09/2021). Menurutnya, UU Nomor 3 Tahun
2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional harus dijadikan referensi dalam kolaborasi
dan partisipasi pada
ajang nasional PON Papua 2021.
Ia
menjelaskan bahwa sistem keolahragaan harus diuraikan dari beberapa dimensi,
yakni; dimensi regulasi, kontekstual, dan fleksibilitas. Hal tersebut,
imbuhnya, adalah bagian dari sub sistem keolahragaan yang terdiri atas pelaku
olahraga, organisasi olahraga, pendanaan olahraga, sarana dan prasarana
olahraga, serta organisasi pendukung keolahragaan yang menunjang partisipasi
masyarakat. Maka dari itu, sambungnya, semua sub sistem tersebut harus senada
dalam pergerakan menuju sistem keolahragaan
yang terkandung di dalam Undang-undang yang dimaksud.
“Sebelum
saya menjelaskan soal persiapan saya kira saya harus menjelaskan dulu dari dimensi
regulasi, dimensi kontekstual dan
dimensi fleksibilitas. Mengapa? Karena ini harus diketahui oleh kita
semua. sistem keolahragaan terdiri dari sub sistem. Ada yang namanya pelaku
olahraga, ada yang namanya organisasi olahraga, pendanaan olahraga, ada yang
namanya sarana dan prasarana, ada yang namanya partisipasi masyarakat dan ada
yang namanya organisasi pendukung keolahragaan. Oleh sebab itu didalam
kesisteman ini maka dimensi idealnya adalah semua sistem ini harus digerakan
untuk menuju suatu sistem keolahragaan yang kita cita-citakan bersama. Itu
merupakan substansi dari Undang-undang dimaksud,” ungkapnya.
Lebih
lanjut, ujar Josef, di dalam sistem keolahragaan tersebut, terdapat tiga tujuan
olahraga, yaitu; olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi.
PON sendiri, tuturnya, merupakan bagian dari olahraga prestasi karena berkaitan
erat dengan prestasi atlet beserta organisasi olahraga. Kemudian, sambungnya,
pemerintah bertanggungjawab untuk mengelola sistem tersebut melalui sinergi
bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) di masing-masing daerah.
Dengan demikian, tegasnya, pengimplementasian semua program dan misi olahraga
harus dijalankan secara bersama-sama.
“Kemudian
dalam sistem keolahragaan itu mempunyai tujuan agar orang berolahraga. Olahraga ada 3 yaitu olahraga pendidikan,
olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Sedangkan PON merupakan salah satu contoh olahraga
prestasi. Olahraga prestasi terdiri dari atlet, organisasi olahraga. Organisasi
olahraga sendiri adalah induk-induk cabang organisasi olahraga yang dibentuk
oleh masyarakat. Kemudian tanggung jawab pemerintah daerah dalam sistem
keolahragaan adalah sebagai pengelola olahraga di daerah dan dibantu oleh KONI
daerah. Maka saya meminta kepada teman-teman dari KONI, dari induk organisasi.
Mari kita duduk bersama agar jangan sampai pemerintah mengatakan bahwa ini
tugasnya KONI, ini tugasnya induk organisasi. Tanggung jawab olahraga
sebenarnya pemerintah tetapi didelegasikan kepada induk-induk organisasi yang
dikoordinir oleh KONI,” pungkasnya.
Menargetkan 10 Medali
Emas
Sementara
itu, Ketua KONI NTT, Andre Koreh yang turut hadir pada acara tersebut
mengungkapkan bahwa proses persiapan dan kesiapan para atlet yang akan berlaga
di ajang PON Papua 2021
sudah dilakukan sejak tahun 2017 melalui tahapan seleksi yang ketat. Pada tahun
ini, ujarnya, pihaknya telah meloloskan 89 atlet yang tersebar pada cabang
olahraga (cabor) kempo, tinju, silat, atletik,
renang, taekondow, tarung derajat, wushu, muatay, criket, menembak dan
sepak bola.
“Selanjutnya,
persiapan atlet sudah cukup panjang karena sudah melewati tahapan seleksi dari
tahun 2017 sampai saat ini. Kebetulan tahun ini NTT meloloskan 89 atlet yang
tersebar pada cabang-cabang olahraga yang lolos ke PON XX adalah Kempo, tinju,
silat, atletik, renang, taekwondo, tarung derajat, wushu, muatay, criket, menembak
dan sepak bola,” jelasnya.
Saat
ini, sambungnya, KONI NTT mentargetkan 10 medali emas yang didapatkan dari
kempo (6), tinju (2) dan silat (2).
“Saat
ini KONI mentargetkan 10 medali emas yang didapatkan dari 6 dari kempo, 2 dari
tinju dan 2 dari silat dari 12 cabang olah raga,” pungkasnya.
Berita
dan Foto : Siaran Pers Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT
Editor
: Mario Djegho (red)
0 Comments