Puisi Imelda Nendang
(Peserta Didik Kelas XI UPW 3)
Diriku
Teruntuk diriku
Aku minta maaf karena
Belum bisa merawatmu
Aku hanya bisa membuatmu terluka
Teruntuk diriku tetaplah kuat
Malam hari adalah di mana
Waktumu untuk berbaring
Lemas di tempat tidur
Terima kasih diriku
Negeriku
Wahai negeriku cepatlah engkau
sembuh
Kami anak-anak bangsa belum bisa
membanggakanmu
Wahai negriku kami anak-anak bangsa
Rindu akan kesembuhan
Cepatlah engkau sembuh
Wahai negeriku lawanlah penyakit
Yang menyerangmu
Kami tidak bisa berbuat apa-apa
melainkan menangis
Melihat negeriku yang sedang dilanda
penyakit
Puisi Natalia Alena
(Peserta Didik Kelas XI APH)
Ibu
Di kala matahari telah terbit
Di situlah nampak raut cantik
wajahmu
Sejuta sayang dan kasih
Telah kau berikan kepadaku
Hinggah aku sebesar ini
Tak ada hari yang kau lewatkan
Untuk mendoakan buah hatimu
dengan kedua tanganmu engkau
merawatku
Dengan mulutmu engkau membina
diriku
Dengan hati nuranimu engkau menaruh
kasih sayang padaku
Setiap kata-kata mutiaramu
Selalu bermakna untuk aku
Belaian kasihmu mengajarkan aku
Betapa besar cintamu padaku
Ibuku, engkau hanyalah seorang
petani biasa
Namun bertelapak kaki sorga
Aku sangat bangga padamu, Ibu
Puisi Nando
(Peserta Didik Kelas XI UPW 3)
Sekilas Tentang Kampung Halamanku
Kampung halamanku,
Terdapat sejuta hiburan bagi diriku
Teruntuk keluargaku tercinta
Ayah Ibu serta adik-adikku
tersayang
Permintaan maaf kulontarkan
Jarak memisahkan kita demi mengejar
impianku
Teruntuk kalian,
Aku meminta doa dan dukungan kalian
Semoga aku sukses dan kembali untuk
membalas jasa-jasa kalian
Di kampung, aku berbuat seenaknya
Tetapi di sini, aku memikirkan
tempat-tempat kecilku yang dulu
Ibu
Sembilan bulan lamanya kau
mengandung aku
Berjuang melahirkanku
Agar aku bisa melihat dunia
Ibu,
Terima kasih atas jasamu
Membesarkanku dengan sepenuh hati
Hinggah menjadi anak yang berguna
Bagi nusa dan bangsa
Puisi Anggeli N. Gurita
(Peserta Didik Kelas XI)
Sahabat Sejatiku
Sahabat
Menghibur adalah keahlianmu
Dikala aku sedih maupun kecewa
Engkau selalu menuntunku
Di saat aku kehilangan arah
Oh sahabat,
Kau bagaikan paras malaikat
nan-indah bagiku
Kau mengalahkan ketujuh bidadari
Semua kebijakan ada padamu
Tak Akan Terganti
Semua yang kukira indah
Menjelmah menjadi kelabu
Awal yang kukira mutlak
Seakan terlepas menjadi kilauan
masa lalu
Sesuatu kukira terjadi
Takkan pernah kembali
Sampai tersadar bahwa kamu
Takkan pernah terganti
Cinta Romantis
Cinta
Bila kehadiran embun
menyejukan suasana pagi
Tentu kehadiranmu menyejukan
suasana hati
Bila sang mentari hadir menyinari
bumi
tentu kaulah yang selalu hadir
menyinari hati ini
Puisi Rolantinus Sudirman
(Peserta Didik Kelas XI UPW)
Musik
Mendengarmu membuat hatiku tenang
Melodimu begitu merdu
Engkau tidak pernah pergi dari
hidupku
Ingin kupeluk engkau
Tetapi engkau hanyalah suara yang
tidak bisa kujamah
Saat aku mendengarkanmu
Engkau mengantarkan aku ke mimpi yang
indah
Engkau selalu menemaniku di saat
aku sedih
Bunyimu membuatku tidak bisa
melupakanmu
Terima kasih
Rumah
Berada di dalammu aku merasa tenang
dan nyaman
Itu semua karena tubuhmu yang gemuk
Aku tidak pernah sadar
Engkau selalu menerima panasnya
terik matahari dan hujan
Yang selalu datang dengan hamparan
petir
Namun engkau tetap kokoh dan kuat
Ada amarah tersendiri bagiku
Melihat kepalamu dilempar oleh batu
Oh, sakit
Andai aku bisa melihat wajahmu
Akan kubasuh dengan air hangat
Mengoles balsam pada bagian yang
sakit
Tetapi engkau hanya diam
Apa dayaku hanya bisa keluar dan
masuk dari tumbuhan yang gemuk
Puisi Maria Salvi. Y. Ngowi
(Peserta Didik Kelas XI Tata Boga)
Si Malang
Bersandar di sudut jembatan
Dekil kotor bau menjijikan
Meratap langit dengan air mata
Hari demi hari
Suka dan duka Ia jalani
Dengan senyuman yang menyedihkan
Mendapatkan cemooh dari orang-orang
Namun senyuman itu tidak pernah
pudar
Meski hidup di tempat yang tidak
layak
Dia hanya bisa berdoa
Terima kasih kepada Sang Pencipta
Editor : Ira Luik (red)
0 Comments