Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Komunitas Secangkir Kopi (KSK) Kupang kembali menggelar Kelas Menulis Online gratis (KMOg) pasca-siklon tropis Seroja yang sempat melanda sebagian besar wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kelas
menulis edisi keempat ini
melanjutkan topik penulisan cerita pendek (cerpen) dengan
narasumber sastrawan sekaligus Pemimpin
Redaksi Media Pendidikan Cakrawala (MPC) NTT, Robert Fahik, dosen dan
penulis Saverinus Suhardin, dan wartawan MPC NTT, Mario Djegho. Dipandu langsung oleh Presiden KSK
Kupang, Rian Seong, S.Pd., M.M., selaku moderator, kegiatan dilangsungkan
secara virtual melalui
aplikasi Google Meet, pada Sabtu (8/5/2021).
Dalam
pemaparan materinya, Robert Fahik menekankan perlunya perhatian khusus pada
unsur-unsur pembentukan sebuah cerpen yang meliputi, tema, tokoh, alur/plot, setting/latar
cerita, pesan, dan sudut pandang penulis dalam menyusun sebuah cerita.
Menurutnya, semua unsur tersebut bisa teraktualisasi dengan baik apabila ide
cerita dan gaya bahasa yang digunakan oleh penulis tertata dengan rapi an apik.
Hal tersebut, tambahnya, akan menjadi sebuah jamuan cerita yang menarik bagi
pembaca dalam menemukan klimaks, makna, dan pesan dari cerita yang disajikan.
“Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penulisan cerpen, seperti
tema, tokoh, alur atau plot cerita, latar atau penggambaran cerita, pesan yang
mau diangkat, serta sudut pandang kita sebagai penulis dalam menyusun cerita
tersebut. Selain itu, penulis juga perlu meramu cerita dengan gaya bahasa yang
baik agar ide cerita bisa tergambar dengan baik pula dalam pikiran pembaca.
Tentunya dengan penggambaran isi cerita yang menarik dan baik tersebut para
pembaca bisa menemukan klimaks dan pesan dari cerpen kita,” paparnya.
Di lain
pihak, Saverinus Suhardin,
penulis buku “Pada Jalan Pagi Yang Sehat,
Terdapat Inspirasi yang
Kuat”, juga
menekankan pentingnya pemilihan diksi dan metafora, serta penggunaan majas
dalam menulis sebuah cerpen. Ketiga hal tersebut, tambahnya, sangat berpengaruh
pada ketertarikan dan perhatian pembaca terhadap cerita yang disuguhkan oleh
penulis. Cerita yang memiliki alur dan penggambaran yang menarik, lanjutnya,
akan mampu mengisi imajinasi pembaca dalam menafsirkan maksud dan tujuan
penulis dalam cerita yang ditulisnya. Oleh karena itu, baginya, para penulis
juga harus memperkaya perbendaharaan diksi, metafora, dan majas melalui
kegiatan membaca yang intens.
“Dalam
menyusun dan menyajikan cerita, kita harus memperhatikan beberapa hal
menyangkut diksi, metafora, dan penggunaan majas. Jangan sampai kita
menggunakan diksi yang tidak tepat dalam menggambarkan sebuah cerita sehingga
membuat pembaca kebingungan. Oleh karena itu, kita sebagai penulis juga harus
sering membaca karya-karya cerpen yang ada agar terbiasa dengan penggunaan
diksi cerpen,”
ungkapnya.
Tetap Konsisten dalam Keterbatasan
Dalam kata
penutupnya, Rian Seong, menekankan konsistensi bagi semua peserta KMOg meski
tengah berada dalam keterbatasan pasca-siklon
Seroja. Menurutnya, konsistensi adalah cara terbaik dalam menggali dan
menemukan potensi diri. Ia berharap agar ketekunan dan konsistensi dalam
belajar di wadah KMOg ini kelak akan menghasilkan karya-karya baru yang luar
biasa.
“Ketekunan
dan konsistensi harus tetap terjaga walaupun kita sedang berada dalam
keterbatasan pasca bencana. Konsistensi tersebut akan membantu kita dalam
menggali dan menemukan potensi diri. Semoga dengan wadah KMOg ini, konsistensi
dan ketekunan dari para peserta bisa menghasilkan karya-karya baru yang luar
biasa kelak,” ujarnya.
Berita dan Foto: Mario Djegho/ red
0 Comments