Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

DI MANA MEREKA? (CATATAN HARDIKNAS)



Oleh Matheus Jongsin Baba, S.Sos.

Guru Sosiologi SMAS katolik Alvarez Paga

 

Hari ini dua Mei.

 

Namun sepi, tak terdengar sahutan suara atau pun wajah-wajah cemerlang yang menyambut hari ini. Gerbang sekolah masih tertutup rapat. Apa yang akan dilakukan hari ini. Halaman tengah yang biasa dipakai untuk apel, kosong. Tak terlihat seorang pun. Ruang kelas saat ini pun tak bertuan, tak terdengar kembali tawa, teriakan, nyanyian sekelompok anak remaja dengan petikan gitar, cerita berumpun anak remaja putri penuh ekspresi, senda gurau tawa canda sekelompok guru pada pojok ruang perpustakaan seperti dahulu.

 

Rupanya kisah ini akhirnya terbenam.

 

Sampai kapan? Memasuki tahun kedua yang tak  memiliki momen dari tahun yang telah berganti.

 

Berdiri memandang sang merah putih yang sedang berkibar seakan memberikan pesan rindu yang bermakna, sembari mendengar deru mobil di jalanan dan bunyi motor laut nelayan yang mencari nafkah. Desiran ombak bersahutan seakan memecah karang. Langkah kaki ini tak henti, dengan harapan ada yang memanggil dan mengucapkan salam hangat dan harapan hari esok.

 

Benar kataku, tak ada sosok yang dijumpai hari ini. Diam seribu bahasa dengan sikap iba-ku, tangan kanan terkatuk pada dada kiriku sambil memandang sang merah putih yang terus melambai bisu, seakan kain pusaka bertanya dalam diam.

 

Di mana mereka, aku telah berjuang dan menitipkan kepadamu?

Masih adakah pena dan buku di tangan mereka saat ini?

Masih adakah rasa cinta terhadap negeri ini?

Masih adakah harapan untuk mengubah negeri ini?

Hari ini aku ingin mendengarkan nyanyian syair ‘bagimu negeri’, janji, harapan, dan cita–cita mereka untuk negeri ini.

 

Bangunlah dari tidurmu para pendidikku, berhenti berharap pada seribu mimpi yang tak menjanji. Bangkitlah, genggam erat mereka mengubah negeri ini menjadi nyata.

Berjanjilah sebagai pendidikan yang berjiwa nasionalisme dan patriotisme untuk negeri ini.

 

 

Foto: Dokumentasi Penulis

Editor: R. Fahik/ red

Post a Comment

0 Comments