Sejarah mencatat dengan bangga, Jumat 9 April 2021, Bapak Jokowi Presiden Republik Indonesia untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Pulau Adonara tepatnya di Desa Nobo, Kecamatan Ile Boleng. Terasa seperti mimpi, saat Jokowi menuruni satu demi satu tangga Helikopter didampingi jajaran Menteri dan Gubernur NTT.
Ribuan warga
yang berjubel di pinggir lapangan, sepertinya terhipnotis. Suara histeris
terpecah saat mantan Wali Kota Solo ini mulai meminta jaket untuk dikenakan,
melirik ke pinggir lapangan, melepas senyum sambil melangkah pelan menyapa
dengan hormat warga di pesisir lapangan.
Seperti
di sekian tempat lain di NTT, pihak keamanan pada akhirnya kewalahan mengatur
dan menahan warga bergerak mendekati Presiden kebanggan mereka. Semakin Jokowi
melepas senyum dan melambaikan tangan, dalam waktu bersamaan warga terus berani
bergerak dan terus mendekat sambil berteriak “Jokowi... Jokowi... Presiden
Seumur Hidup. Terima Kasih Ama Jokowi... Senareko Ama Jokowi....” Semua dalam
nada bangga, hormat dan cinta pada Presiden Jokowi.
Mobil
dengan Plat Merah tertulis INDONESIA itu, tidak bisa bergerak akibat dikerumuni
oleh warga, seolah meminta sesuatu dari Presiden Jokowi. Pasukan Pengawal
Presiden akhirnya membuka pintu pada sisi kanan mobil dan membagikan masker dan
kaus Jokowi sebelum beranjak ke Lamanele.
Apakah
tapak-tapak kaki Jokowi itu dibiarkan terhapus begitu saja di Tanah Adonara
yang sepanjang sejarah pertama kali diinjak oleh Presiden Jokowi...?
Imajinasi
saya, titik pertama kaki Jokowi saat turun dari Helikopter menjadi Titik Nol
Kilometer Jokowi Adonara di Desa Nobo dan Lapangan tempat Helikopter yang
ditumpangi Jokowi diberi nama Lapangan Jokowi. Sementara di sisi kiri kanan
lapangan ada bangunan klasik berisi galeri Foto Jokowi melakukan kunjungan di
Pulau Adonara.
Bagaimana
membangunnya? Karena ini bakal menjadi ikon Adonara, semua potensi yang milik
Adonara dikerahkan (modal dasar). Apakah APBN tidak bisa support?
Sepanjang kepemimpinan Jokowi, imajinasi saya memantapkan keyakinan, pasti bisa
dibantu.
Bermanfaatkah
membangun Titik Nol Kilometer Jokowi di Adonara, Desa Nobo dan memberi nama
lapangan Bola Kaki Desa Nobo menjadi Lapangan Jokowi? Hipotesa dan imajinasi
saya, bermafaat. Titik ini menjadi obyek wisata sejarah, yang tentunya paket
dengan wisata alam yang tidak kalah hebat di sepanjang pantai Ile Boleng.
Apalagi, jika di area pekuburan massal korban bencana di Nelelamadike dibuatkan
sebuah bangunan monumen tepat di kubur para korban, maka lintas ini akan terus
dikenang. Tidak sebatas pada saat masa masa sulit seperti ini. Bangunan-bangunan
itu menjadi fakta yang akan terus berbicara. Tidak sekedar diwariskan secara
lisan, tetapi melalui simbol yang mudah diceritakan turun temurun.
Sahabat
yang membaca, ini sebatas imajinasi saya. Sekali lagi hanya sebatas imajinasi
pribadi yang pastinya tidak mendapat ruang penerimaan yang utuh sebab, tidak
mudah merealisasasikan sesuatu yang berasal dari imajinasi pribadi seseorang.
Di Tanah
Timor, dikenal ada nama Asam Jokowi. Pada Sabtu (20/12/2014) silam, usai
mengunjungi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Motaain, Jokowi menyempatkan diri
duduk bersama warga di bawah pohon asam tersebut dan memberikan uang sebanyak
Rp 112 juta kepada warga setempat. Sejak itu Pohon Asam itu disebut Asam
Jokowi.
Kapan bisa
dibangun? Setelah melewati tahapan pemulihan, dan pembangunan unit rumah baru
di lokasi baru bagi para korban banjir bandang.
Penulis: Maksimus
Masan Kian/ Guru Kampung
Foto:
Dokumentasi penulis
0 Comments