Flores Timur, CAKRAWALANTT.COM – Salah satu kendala lambatnya kenaikan pangkat golongan guru ASN adalah kemampuan yang minim dalam menghasilkan karya tulis ilmiah (KTI). Hal ini mendorong Persatuan Guru Republik Indoensia (PGRI) Kabupaten Flores Timur menggelar Workshop Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Kegiatan ini digelar melalui aplikasi Zoom Meeting, Kamis (18/02/2021), diikuti oleh 300 peserta dari unsur guru, kepala sekolah dan pengawas baik di Kabupaten Flores Timur, maupun kabupaten lain dalam wilayah NTT, bahkan beberapa guru dari luar Provinsi NTT.
Hadir sebagai narasumber yakni, Thomas Akaraya
Sogen (Ketua Agupena Wilayah NTT), Gusty Rikarno, (Pemimpin Umum Media
Pendidikan Cakrawala/ MPC NTT), Muhammad Soleh Kadir (Ketua Agupena Cabang
Flores Timur), dan Fransiskus Berek (Ketua Ikatan Guru Indonesia Cabang Flores
Timur).
Thomas Akaraya Sogen, membagikan materi seputar
bagaimana menulis di Jurnal Ilmiah. Menurutnya, yang paling banyak membuat guru
tertahan kenaikan pangkatnya adalah dari pangkat golongan IVA ke atas yang
mensyaratkan guru menulis di jurnal ilmiah.
"Mestinya tidak sulit, jika guru mampu
mengakses informasi dan ada kemauan untuk bertanya. Menulis di jurnal, cukup
menyadur karya penelitian yang sudah bapa ibu tulis, tinggal disesuaikan dengan
metode yang tepat seirama dengan aturan pada jurnal yang ingin bapa Ibu
salurkan tulisannya. Di Agupena Wilayah NTT, kami punya jurnal, namanya Pena
Guru, bapa ibu, silakan melihat tulisan PTK dan PTS yang pernah ditulis, boleh
dikirim untuk dipublikasikan. Jika PTK dan PTS hingga puluhan halaman, menulis
di jurnal tidak sampai sepuluh halaman," kata Thomas.
Narasumber kedua, Gusti Rikarno dalam sapaan
awalnya mengatakan, menulis menunjukkan keberadaan kita. Menulis menunjukkan
bahwa kita ada. Ia juga memaparkan terkait peran dan kontribusi MPC NTT yang ia
pimpin sejak 2013 hingga saat ini. Baginya, MPC sebagai media pendidikan pertama
di NTT dan saat ini menjadi satu-satunya media pendidikan di NTT telah memberi
manfaat untuk memberi ruang bagi guru NTT menulis.
"Sejak 2013 kami memberi diri untuk para
guru di NTT melalui jalan literasi. Hampir semua kabupaten/kota di NTT telah
kami datangi. Ada ratusan sekolah, dan ribuan anak NTT telah mendapat
pendampingan langsung dari kami. Media Pendidikan Cakrawala NTT membuka ruang
publikasi untuk menulis karya ilmiah populer, termasuk menulis di Jurnal
Pendidikan Cakrawala NTT yang ber-ISSN. Kami sudah tidak bisa menghitung, sudah
berapa banyak guru, kepala sekolah dan pengawas yang naik pangkat setelah
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Media Pendidikan Cakrawala NTT," kata
Gusty.
Fransiskus Berek, pada sesinya, menyampaikan
apresiasi kepada PGRI Flores Timur yang membuka ruang kolaborasi untuk berbagi.
Bagi Kepala SMPS St. Isidorus Lewotala ini, langkah yang diambil PGRI ini positif
untuk penciptaan iklim kolaborasi edukatif di Kabupaten Flores Timur. Frans
Berek pada kesempatan itu mengatakan, menulis karya ilmiah itu mudah jika ada
kemauan untuk memulai.
"Bapa Ibu guru terkait menulis sesungguhnya
ini adalah pekerjaan kita sebagai insan pendidik. Setiap hari kita melewati
sekian banyak aktivitas kita yang dapat menjadi sumber dan inspirasi dalam
menulis. Pahami metode, akses pengetahuan dan informasi seputar sistematika
penulisan, dapat referensi melalui berbagai media di internet, ramu semua itu
dan jadilah sebuah tulisan ilmiah, segampang itu teman teman, intinya berani
memulai," kata Frans.
Muhammad Soleh Kadir menjadi penyaji terakhir. Tidak
bertele-tele secara teoritis, Guru Bahasa Indonesia di SMPN 1 Adonara Timur ini
mengajak peserta langsung memegang alat tulis dan buku, juga laptop dan
mengerjakan tahapan penulisan PTK pada bagian proposal penelitian.
“Mari kita mulai. Siapkan alat tulis, buku.
Siapkan laptop dan kita mulai. Yang pertama pada bagian halaman judul, pada
bagian atas ditulis judul PTK. Selanjutnya nama penulis dan asal sekolah.
Selanjutnya kita ke bagian Pendahuluan. Pada bagian pendahuluan, Bapa ibu
menulis latar belakang kenapa melakukan penelitian.”
Demikian gaya cepat Ketua Agupena dalam tema
tips dan trik menulis PTK membuat peserta sangat antusias mengikuti materi yang
dibawahkan walau pada sesi terkahir. Secara profesional, Mantan Guru di SMPN
Satap Tapobali ini, menuntun peserta hingga mampu menghasilkan draf Proposal
Penelitian hari itu juga.
Maksimus Masan Kian, Ketua PGRI Flores Timur
menyampaikan apresiasi kepada keempat narasumber dan berharap ke depan selalu
ada kolaborasi lintas organisasi profesi guru, bermitra dengan media cetak
untuk membantu guru, khusus dalam melatih guru menulis dan mendampingi hingga
karyanya terpublikasi.
"Terima kasih kepada keempat narasumber,
Bapak Thomas, Ka Gusty, Ade Pion dan Sahabat Frans Berek, mari terus membangun
kolaborasi positif untuk meningkatkan profesionalisme guru di NTT secara umum,
dan Flores Timur secara khusus," kata Maksi.
Berita dan Foto: Siaran Pers PGRI Flores Timur
Editor: R. Fahik/red
0 Comments