Hari Pers Nasional diperingati pada 9 Februari setiap tahunnya dan peringatan ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 5 tahun
1985, disebutkan bahwa pers nasional Indonesia mempunyai sejarah perjuangan dan
peranan penting dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila.
Dewan Pers menetapkan Hari Pers Nasional (HPN)
dilaksanakan setiap tahun secara bergantian di ibu kota provinsi se-Indonesia.
Sejarah Hari Pers Nasional
Sejarah lahirnya surat kabar dan pers sebenarnya berkaitan
serta tidak dapat dipisahkan dari sejarah lahirnya idealisme perjuangan bangsa
mencapai kemerdekaan.
Di zaman revolusi fisik, lebih terasa lagi
betapa pentingnya peranan dan eksistensi pers sebagai alat perjuangan.
Pada 8 Juni 1946 di Yogyakarta, berkumpullah
para tokoh surat kabar, tokoh-tokoh pers nasional, untuk mengikrarkan
berdirinya Serikat Penerbit Suratkabar (SPS).
Kepentingan untuk mendirikan SPS pada waktu itu
bertolak dari pemikiran bahwa barisan penerbit pers nasional perlu segera
ditata dan dikelola, dalam segi idiil dan komersialnya, mengingat saat itu pers
penjajah dan pers asing masih hidup dan tetap berusaha mempertahankan
pengaruhnya.
Sebenarnya SPS telah lahir jauh sebelum tanggal
6 Juni 1946, yaitu tepatnya empat bulan sebelumnya bersamaan dengan lahirnya
PWI di Surakarta pada tanggal 9 Februari 1946.
Karena peristiwa itulah, orang mengibaratkan
kelahiran PWI dan SPS sebagai “kembar siam”. Di balai pertemuan “Sono Suko” di
Surakarta pada tanggal 9 – 10 Februari itu, wartawan dari seluruh Indonesia
berkumpul dan bertemu.
Pertemuan tersebut di antaranya menyetujui
pembentukan organisasi wartawan Indonesia dengan nama Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI) yang diketuai Mr. Sumanang Surjowinoto dengan sekretarisnya
Sudarjo Tjokrosisworo.
Sumanang dan Sudarjo bersama 8 anggota lainnya
kemudian bertugas merumuskan hal-ihwal persuratkabaran nasional waktu itu dan
usaha mengoordinasinya ke dalam satu barisan pers nasional di mana ratusan
jumlah penerbitan harian dan majalah yang terbit hanya memiliki satu tujuan.
Tujuan itu adalah “Menghancurkan sisa-sisa
kekuasaan Belanda, mengobarkan nyala revolusi, dengan mengobori semangat
perlawanan seluruh rakyat terhadap bahaya penjajahan, menempa persatuan
nasional, untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat.”
Lalu sekitar 28 Februari hingga Maret 1946,
komisi bertemu lagi di Surakarta menghadiri sidang Komite Nasional Indonesia
Pusat.
Komisi bersidang dan membahas masalah pers yang
dihadapi, yang pada prinsipnya sepakat membentuk sebuah wadah untuk
mengoordinasikan persatuan pengusaha surat kabar, waktu itu disebut Serikat
Perusahaan Suratkabar.
26 tahun kemudian, menyusul lahir Serikat
Grafika Pers (SGP), antara lain karena pengalaman pers nasional menghadapi
kesulitan di bidang percetakan pada pertengahan tahun 1960-an.
Pada Januari 1968, sebuah nota permohonan yang
mendapat dukungan SPS dan PWI dilayangkan kepada Presiden Soeharto waktu itu,
agar pemerintah turut membantu memperbaiki keadaan pers nasional, terutama
dalam mengatasi pengadaan peralatan cetak dan bahan baku pers.
Sejauh ini, para wartawan dari generasi 1945
yang masih aktif tetap menjalankan profesinya dengan semangat mengutamakan
perjuangan bangsa, kendati rupa-rupa kendala menghadang kiprahnya.
Mengingat sejarah pers nasional sebagai pers
perjuangan dan pers pembangunan, maka tepatlah keputusan Presiden Soeharto
tanggal 23 Januari 1985 untuk menetapkan tanggal 9 Februari sebagai Hari Pers
Nasional.
Peringatan
Hari Pers Nasional 2021
Dalam rangka memperingati HPN 2021, Presiden
Joko Widodo akan menghadiri acara puncak HPN dari Istana Merdeka secara virtual
pada 9 Februari.
Dikutip Antara, Menteri
Sekretaris Negara Pratikno menyampaikan rencana kehadiran Presiden ketika
menerima audensi secara virtual pengurus PWI Pusat dan Panitia Hari Pers
Nasional 2021 pada pukul 09.30 WIB.
Tema HPN 9 Februari 2021
Hari Pers Nasional 2021 mengangkat tema
"Bangkit dari Pandemi, Jakarta Gerbang Pemulihan Ekonomi, Pers sebagai
Akselerator Perubahan".
Pratikno berharap, peringatan ini bisa menjadi
salah satu pilar demokrasi bersama negara mengawali kebangkitan dan kekuatan
untuk keluar dari pandemi COVID-19.
HPN 2021 akan menghadirkan serangkaian kegiatan,
seperti seminar, konvensi, dan acara puncaknya dipusatkan di Ancol.
Acara ini akan diikuti secara virtual oleh
ribuan wartawan anggota PWI dari seluruh Indonesia serta anggota organisasi
konstituen Dewan Pers.
Editor: Agung DH
Sumber: tirto.id – Sosial Budaya
0 Comments