Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Dalam menjalani proses pembelajaran daring selama pandemi Covid-19, SMKN 8 Kupang mengalami beberapa kendala. Hal tersebut diutarakan oleh Kepala SMKN 8 Kupang, Drs. Yehezkial Th. Ledoh, ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (25/01/2021). Menurutnya, efektivitas dalam kegiatan belajar dan mengajar (KBM) juga terhambat karena adanya penyesuaian dari proses pembelajaran tatap muka ke sistem daring. Namun, kendala tersebut bisa teratasi bila adanya sinergisitas bersama semua pihak terkait.
Ia
menerangkan bahwa pihaknya telah mengikuti anjuran pemerintah untuk
melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh dengan metode beajar dari rumah
(BDR). Namun, tambahnya, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh SMKN 8
Kupang selama menyelenggarakan proses pembelajaran daring seperti, banyaknya peserta didik yang tidak
memiliki HP android atau laptop, serta minimnya akses jaringan internet. Selain
itu, baginya, proses pembelajaran daring tidak efektif, sebab tidak semua
peserta didik hadir selama BDR.
“Soal
pembelajaran daring selama pandemi Covid-19, kami sudah mengikuti anjuran
pemerintah untuk melaksanakan KBM jarak jauh. Namun, kami sadari bahwa tidak
semua siswa bisa mengikutinya dengan baik karena minimnya peralatan pendukung,
HP android atau laptop, serta minimnya akses internet. Hal itu tentunya
berpengaruh pada tidak efektinya proses pembelajaran karena tidak semua siswa
hadir saat BDR,” ungkapnya.
Ia menjelaskan
bahwa dalam mengatasi berbagai kendala selama pembelajaran daring, pihaknya
telah membuat kebijakan baru dengan mengizinkan peserta didik untuk tetap
datang ke sekolah seminggu sekali dengan tetap menaati protokol kesehatan.
Artinya, SMKN 8 Kupang tidak menerapkan proses pembelajaran daring secara
penuh. Hal itu, tegasnya, berguna untuk meringankan beban peserta didik yang
terkendala pada fasilitas penunjang proses BDR agar bisa memperoleh informasi
terkait KBM dan sekaligus menyediakan ruang perpustakaan sebagai referensi
dalam belajar.
Setelah
memperoleh informasi seputar proses pembelajaran, tambahnya, peserta didik
diberikan materi dan tugas tambahan untuk dikerjakan dan dikumpulkan pada
minggu berikutnya. Ia juga menjelaskan bahwa selama mengikuti ujian semester,
peserta didik dibagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok peserta didik yang
mengikuti ujian secara daring lewat aplikasi WhatsApp dan kelompok peserta
didik yang mengikuti ujian langsung di sekolah karena terkendala fasilitas
penunjang daring.
“Jadi
kami juga membuat kebijakan dalam mengatasi setiap kendala selama pembelajaran
daring, yakni siswa diperbolehkan datang ke sekolah seminggu sekali untuk
memperoleh informasi terkait KBM dan boleh menggunakan perpustakaan sebagai
referensi belajar tapi tetap menaati protokol kesehatan. Artinya kami tidak
secara penuh menerapkan pembelajaran daring. Demikian pun dalam melaksanakan
ujian semester, para siswa yang memiliki HP android bisa mengikuti ujian lewat
WA grup, sedangkan yang terkendala fasilitas bisa mengikuti ujian di sekolah,” jelasnya.
Tantangan dalam Peningkatan
Keterampilan
Ia
menambahkan bahwa proses peningkatan keterampilan peserta didik juga terhambat
selama pandemi. Baginya, SMKN 8 Kupang merupakan wadah yang harus menghasilkan
tenaga kerja siap pakai golongan C, sehingga peserta didik harus dipersiapkan
sedemikian rupa agar bisa melakukan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan di
industri pekerjaan. Oleh karena itu, proses pembelajaran daring, menurutnya,
menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya dalam rangka menyiapkan peserta
didik yang memiliki keterampilan yang mumpuni.
Hal
tersebut kemudian, tambahnya, mejadi bahan pertimbangan pihaknya untuk
mengarahkan para peserta didik untuk terus membaca dan memperlajari segala hal
mencakup peningkatan keterampilan dan dipandu oleh guru bersangkutan agar
setiap peserta didik bisa melakukan sesuatu, minimal ketika sedang melaksanakan
proses magang di kelas XI pada semester genap dan kelas XII pada semester
ganjil.
“SMKN 8
merupakan salah satu sekolah kejuruan yang menghasilkan tenaga kerja golongan C
yang bisa bekerja sesuai kebutuhan di industri pekerjaan. Oleh karena itu,
proses peningkatan keterampilan siswa selama pandemi juga menjadi tantangan
tersendiri. Banyaknya kendala selama pemberlajaran daring membuat kami harus
mengarahkan siswa untuk membaca dan mempelajari sesuatu dengan arahan guru agar
siswa bisa bisa melakukan sesuatu, minimal ketika ia menjalani proses magang,” jelasnya.
Berita dan Foto: Mario Djegho
0 Comments