Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Dalam menunjang proses pembelajaran
daring selama masa pandemi covid-19, semua pihak harus bersinergi. Hal tersebut diutarakan Kepala
SMA Katolik Sint Carolus Penfui,
Fredus Kolo, S.Ag.,
ketika ditemui di ruang kerjanya,
Rabu (13/01/2021).
Menurutnya,
dengan adanya pandemi covid-19 semua pihak dituntut untuk mereformasi kebiasaan
lama menuju sebuah perubahan baru. Misalnya, lembaga pendidikan seperti sekolah
harus mampu membentuk sebuah keteraturan baru yang mampu mengeksplor semua
tuntutan peraturan, walaupun berada dalam kondisi tanpa tatap muka atau
virtual. Namun, semua itu butuh proses penyesuaian yang tidak-serta merta berhasil dalam sekejap.
Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dirampungkan secara bersama-sama.
“Secara
positif, dengan adanya pandemi covid-19 ini kita semua dituntut untuk
mereformasi semua kebiasaan lama menuju perubahan yang baru. Sekolah sebagai
lembaga pendidikan harus mampu melaksanakan semua tuntutan. Walaupun semua
butuh proses dan harus dikerjakan bersama-sama,” ungkapnya.
Ia
menambahkan bahwa sinergisitas sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan
pembelajaran daring. Proses pembelajaran daring sangat menentukan kualitas output yang dihasilkan di kemudian hari
dalam dunia kerja dan industri. Maka dari itu, selama proses pembelajaran
daring masih berlangsung, semua pihak seperti, orang tua dalam keluarga,
masyarakat pada umumnya, dan lembaga birokrasi selaku pembuat kebijakan harus
bersinergi bersama guru dan lembaga pendidikan untuk terus memantau
perkembangan peserta didik selama proses pembelajaran.
Di lain
pihak, ia juga sangat mengharapkan adanya kerja sama yang inovatif dan
produktif bersama dinas pendidikan dan kebudayaan sebagai pengawas dan pembuat
kebijakan. Dinas terkait harus bisa bergerak bersama sekolah-sekolah dalam
menunjang keberhasilan pembelajaran daring. Dalam hal ini, perlu adanya sebuah
manajemen pendidikan yang efektif dari awal pembuatan kebijakan sampai pada
proses evaluasi pelaksanaannya. Pihak-pihak terkait juga harus bersinergi dari
masa sosialisasi, pembuatan kebijakan, pengimplementasiannya, hingga proses
evalusasi akhir terkait pelaksanaannya. Semua harus berjalan bersama dan tidak
boleh hanya memberatkan satu pihak saja, misalnya guru sebagai tenaga pendidik
dan sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan.
“Perlu
juga adanya manajemen pendidikan dari dinas terkait, seperti dinas pendidikan dan
kebudayaan yang bersama-sama memantau perkembangan pembelajaran daring dari
awal hingga akhir tahun ajaran. Misalnya, ada tim khusus yang datang memantau
perkembangan di setiap minggu ke semua sekolah sehingga ada evaluasi bersama.
Di situlah kita bisa bersama-sama menyusun rencana untuk mengeksplor semua
kebutuhan dan inovasi yang diperlukan,”
jelasnya.
Berkaitan
dengan keefektifan
proses pembelajaran daring di sekolahnya, ia mengatakan bahwa pihaknya juga
mengalami banyak kendala, seperti masalah sarana dan prasarana penunjang yang
belum memadai serta keluhan finansial dari para orang tua yang juga terimbas
dari adanya pandemi. Namun, hal itu tidak membatasi upaya pihak
sekolah untuk melakukan berbagai cara dalam meningkatkan kualitas pendidikan,
termasuk peningkatan
budaya literasi di sekolah.
“Berkaitan
dengan peningkatan budaya literasi, kami tetap berusaha menjaga hal itu walaupun kami mengalami banyak kendala
selama pandemi ini. Siswa kami pernah meraih Juara III dalam Lomba Karya Tulis
Edukatif Kultural Museum Tahun 2020,”
ungkapnya.
Berita dan Foto: Mario Djegho
Editor: Robert Fahik
0 Comments