Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat mendukung para penulis dan sastrawan NTT dalam upaya penguatan budaya literasi. Hal tersebut diutarakan Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT, Syaiful Bahri Lubis, S.S., M.A., dalam Seri Bincang Bintang bertajuk “Menggali Proses Kreatif Penulis Muda” yang digelar Media Pendidikan Cakrawala (MPC) NTT secara daring lewat aplikasi Zoom Meeting dan live Youtube Buka Buku, Sabtu (23/01/2021). Dalam kegiatan tersebut, ia sangat mengapresiasi dua penulis yang telah menerbitkan hasil tulisannya dalam bentuk buku, yakni RD. Kris Fallo, Pr., dengan buku yang berjudul “Jalan Pulang” dan Yeyen Ali dengan novel berjudul “Mafia Girl”.
Dalam
tanggapannya, Syaiful Bahri Lubis menerangkan bahwa Kantor Bahasa Provinsi NTT
sangat mendukung para penulis dan sastrawan lokal sebagai upaya penguatan
budaya literasi. Baginya, kehadiran dua sosok penulis dalam kegiatan tersebut
bisa menjadi teladan dan contoh bagi semua kalangan untuk menulis. Proses
kreatif yang dilewati kedua penulis, tuturnya, perlu diapresiasi secara baik
dan positif. Hal tersebut menjadi bagian penting dalam setiap perjalanan hidup
para penulis guna membangkitkan semangat literasi di Provinsi NTT.
“Dua
penulis ini, Romo Kris Fallo dan Yeyen bisa menjadi teladan dan contoh bagi
orang lain untuk menulis dan dua buku ini tentunya sangat bagus untuk dibaca.
Tentunya, Kantor Bahasa Provinsi NTT sangat mendukung para penulis dan sastrawan
asal NTT untuk meningkatkan budaya literasi di NTT. Saya juga sangat
mengapresiasi proses kreatif yang dilalui oleh dua penulis ini hingga bisa
menghasilkan dua buku ini,”
ujarnya.
Lebih
lanjut, ia sangat tertarik dengan pengalaman dua penulis tersebut, apalagi
secara tidak langsung keduanya mewakili generasi muda dan milenial. RD. Kris
Fallo dan Yeyen, jelasnya, memiliki warna tersendiri dalam melewati setiap
proses kreatifnya, sebab sama-sama menggeluti minat menulis sejak usia muda.
Jika Yeyen Ali menggambarkan sebuah kehidupan yang sarat akan balas dendam dan
pertentangan dalam bukunya “Mafia Girl”, maka RD. Kris Fallo berusaha membuat
sebuah refleksi hidup atas pengalaman duniawi ke dalam sebuah muara untuk
kembali pulang ke dalam diri masing-masing dalam buku “Jalan Pulang”. Oleh
karena itu, baginya, kedua penulis ini berhasil membuat sebuah karya yang luar
biasa dan bisa menjadi model bagi para kalangan yang ingin mengembangkan minat
di dunia menulis.
Di lain
pihak, ia juga sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan Bincang Bintang yang
diadakan oleh MPC ini. Baginya, ini adalah sebuah wadah silahturahmi untuk
mengumpulkan para penulis dan sastrawan serta para pegiat literasi, seperti
harapan awalnya sejak menjadi Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT. Selain itu,
tambahnya, Kantor Bahasa Provinsi NTT sangat mendukung semua kegiatan literasi
dan telah berkomitmen untuk berpartisipasi dalam mengumpulkan semua pihak yang
ingin bergelut di bidang literasi dan berminat untuk memulai kegiatan menulis.
Tentunya, hal tersebut membutuhkan sinergi dari semua pihak untuk
mewujudkannya, seperti jajaran MPC yang selalu membantu dalam setiap kegiatan
pelatihan menulis, penerbitan buku, dan sebagainya.
“Saya
sangat tertarik dengan proses kreatif dari kedua penulis karena sama-sama
memulainya dari usia muda dan bisa menginspirasi kita untuk merealisasikan apa
yang telah kita baca ke dalam tulisan atau buku. Saya juga mengapresiasi
kegiatan ini sebagai wadah silahturahmi dan mengumpulkan para penulis, sastrawan,
dan pegiat literasi. Ini adalah harapan saya sejak saya datang ke NTT dan
sekali lagi saya mau mengumpulkan mereka yang berminat di dunia literasi dan
ingin menulis. Namun, tentunya kita harus bersinergi, seperti Cakrawala NTT
yang selalu membantu dalam setiap pelatihan menulis dan penerbitan buku,” tuturnya.
Sementara itu Pemred MCP NTT, Robert Fahik, mengungkapkan, Kegiatan Seri Bincang Bintang ini merupakan
agenda redaksi MPC NTT tahun 2021 bekerja sama dengan FTBM NTT dan Komunitas
Secangkir Kopi Kupang. Pada edisi perdana, kegiatan ini menghadirkan dua
penulis muda NTT, RD. Kris Fallo, Pr., Imam muda Keuskupan Atambua, dan Yeyen
Ali, siswi SMAN 3 Kota Kupang sebagai narasumber. Selanjutnya, kegiatan yang
sama akan menghadirkan penulis-penulis NTT lainnya.
“Tujuannya sebagai wadah komunikasi bersama untuk berbagi, berdiskusi
dan terutama menyatukan komitmen dalam membangun budaya literasi di NTT. Pada sisi
yang lain, ini bentuk apresiasi bagi teman-teman penulis khususnya penulis muda
sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak berjalan sendiri, bahwa gerakan literasi
telah mendapat tempat dalam masyarakat, dan kita juga membuktikan bahwa dari
rahim NTT terus lahir penulis-penulis kebanggaan kita,” ungkapnya.
Pantaun
media, kegiatan yang dipandu oleh Lonnie Tanya Bunga sebagai moderator ini
berlangsung selama kurang lebih dua
jam dan dihadiri oleh perwakilan
pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pegiat literasi, wartawan, dan sejumlah rohaniwan dari Jawa bahkan
dari luar negeri seperti Mexico dan Italia. Hadir pula Direktur MPC NTT, Gusty
Rikarno, Pemred MPC NTT, Robert Fahik, Ketua FTBM NTT, Polikarpus Do, dan
Presiden Komunitas
Secangkir Kopi Kupang, Rian Seong, serta anggota DPRD Kabupaten Belu, Bpk. Theo Manek.
Berita: Mario Djegho
Foto: RF/dokumentasi redaksi
0 Comments