Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Selama proses Belajar
dari Rumah (BDR) yang dijalankan selama
pandemi covid-19, SMPN 2 Kota Kupang memimjamkan sedikitnya 763 buah iPad
kepada peserta didik dan guru di sekolah tersebut. Hal ini diungkapkan Plt.
Kepala SMPN 2 Kota Kupang, Drs. Daniel Djara Bunga, ketika itemui di ruang kerjanya,
Rabu (13/1/2021). Menurutnya, hal itu dilakukan pihak sekolah sebagai upaya
mengatasi kesulitan yang dialami guru dan peserta didik.
“Selain
guru yang mendapatkan kendala dalam proses pembelajaran daring, siswa-siswi
juga mengalami kesulitan, sehingga kami dari pihak sekolah memberikan bantuan
pinjaman iPad kepada sekitar lebih dari 270 siswa demi keberlangsungan
pembelajaran daring,” ungkapnya.
Lebih
lanjut dijelaskannya, dalam pembelajaran daring, pihak sekolah menggunakan
beberapa aplikasi seperti, Google Meet,
Google Form, Google Classroom, dan Zoom.
Para guru juga, lanjutnya, mengirim berbagai materi dalam bentuk video pembelajaran
yang telah dibuat sesuai jadwal tiap mata pelajaran. Sementara untuk proses
evaluasi dan pengecekan daftar hadir menggunakan aplikasi Google Form.
SMP Muhammadiyah Gelar Workshop
Sementara
itu, dalam upaya mendukung pelaksanaan pembelajaran daring, SMP Muhammadiyah
Kota Kupang menggelar Workshop Penggunaan Google Class Room dalam Pembelajaran Daring. Sebagaimana
diungkapkan Kepala SMP Muhammadiyah Kota Kupang, Eko Pramusinto, S.S., bahwa selama masa pandemi, guru dan
peserta didik mengalami kendala yang cukup berarti. Karena itu berbagai upaya
dilakukan pihak sekolah, salah satunya dengan menggelar workshop tersebut.
Sekalipun demikian, proses pembejalaran daring mengggunakan Google Class Room tetap menemui kendala, terutama kendala teknis. Karena itu berbagai aplikasi lain pun dipilih sebagai solusi pembelajaran seperti WahatsApp dan Zoom Meeting.
“Selama pembelajaran daring ini dilakukan
pengiriman materi melalui WhatsApp
dan juga via Zoom Meeting namun untuk
Zoom Meeting sendiri dilakukan sesekali
saja dikarenakan untuk Zoom Meeting harus
memakai laptop yang speknya mendukung. Jadi untuk Zoom sendiri hanya ada 2 sampai 3 orang guru yang mempunyai laptop
yang speknya mendukung tapi lebih banyak kita semua di sini menggunakan WhatsApp,” ungkap Eko kepada media ini,
Selasa (12/01/21).
Selama pandemi covid-19, lanjutnya,
para guru mengunduh video pembelajaran lalu dikirim melalui WhatsApp kepada peserta didik. Sementara
untuk kepentingan absensi, tugas-tugas, dan soal-soal saat ujian dilakukan
melalui Google Form.
Menurutnya, pembelajaran daring selama
masa pandemi ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk orang
tua. Saat ini, ungkapnya, masih banyak orang tua yang menganggap bahwa
pembalajaran secara daring membuat peserta didik tidak dapat belajar dengan
baik dan tidak dapat mengerti materi yang diberikan.
Berita dan Foto: Ira Luik/ Kiki Amin
Editor: Robert Fahik
0 Comments