Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – SMPK St. Theresia Kota Kupang merespon kebijakan belajar dari rumah (BDR) dengan menerapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring. Ditemui di ruanga kerjanya, Kamis (21/1/2021), Kepala SMPK St. Theresia Kota Kupang, Sr. Dafrosa Muti, SSpS., S.E., menjelaskan bahwa sudah hampir setahun sekolah yang dipimpinnya melaksanakan KBM secara daring.
“Waktu awal-awal memang banyak sekali
kesulitan. Guru tidak dipersiapkan, anak tidak persiapkan, semua-semua tidak
dipersiapkan untuk pembelajaran daring. Memang untuk kami di St. Theresia
memang tidak terlalu lancar-lancar. Akan tetapi selama ini, kami berusaha
membuat semuanya menjadi online.
Adapun siswa yang mengantar tugas dan guru yang mengantar tugas, tetapi kami di
St. Theresia membuat semuanya menjadi online,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Sr. Dafrosa menjelaskan bahwa kesulitan pertama berasal dari guru itu sendiri karena mereka
datang dari latar belakang dan tahun angkatan yang beragam. “Ada yang datang
dari angkatan sekian yang tidak begitu mengerti tentang IT. Kalau angkatan sekarang,
ya, mau dibilang mahir, tidak mahir, setidaknya bisa ya. Sehingga ini bagaimana
caranya agar semuanya harus bisa. Jadi kita hanya mulai saja, coba mulai saja,” tuturnya.
Untuk peserta didik sendiri, lanjutnya, mereka juga menagalami kesulitan dalam
mengikuti KBM daring. Dari 541 siswa, rata-rata kurang dari sepuluh siswa yang
tidak memiliki handphone sehingga
mereka hanya meminjamnya dari orang tua mereka,
sementara orang tua juga harus pergi ke kerja. Ketika guru
mengirim materi, anak tidak bisa mengaksesnya.
Sr. Dafrosa menambahkan bahwa ada anak
yang tidak serius dalam mengikuti KBM daring. Pihak sekolah sebenarnya tidak terlalu
menuntut mereka untuk mendapatkan nilai yang bagus, yang diinginkan hanya keterlibatan anak dalam
mengikuti KBM. Artinya, mereka mau untuk mengerjakan tugas dan mempelajari
materi yang diberikan oleh guru.
Terlepas dari kendala-kendala tersebut, ungkap Sr.
Dafrosa,
keberanian dalam melakukan KBM daring ini dilakukanya agar guru-guru juga mengetahui
kekurangan dan kelebihan, sehingga dapat dievaluasi untuk ke depannya. Sebagai salah satu solusi
dalam meningkatkan kemauan peserta didik dalam belajar daring, SMPK St.
Theresia menerapkan sistem adil bagi semua siswa. Misalnya pada saat pembagian
rapor, pihak sekolah memutuskan untuk memberikan rapor sementara dengan
berisikan nilai-nilai yang murni dari hasil pembelajaran online kepada orang tua peserta didik. Hal ini dilakukannya dengan
harapan agar peserta didik menjadi lebih sadar dan lebih serius dalam mengikuti
pembelajaran secara daring.
“Untuk rapor semester baru-baru, kami tidak
langsung membagikan rapor asli kepada siswa karena dari lima ratusan siswa, tidak
semuanya aktif. Maka dari itu untuk menjadi lebih adil, kami membagikan rapor
sementara yang berisikan semua nilai mata pelajaran mulai dari Agama hingga
Prakarya. Strategi ini kami coba lakukan untuk membuat siswa menjadi lebih
serius lagi,” jelasnya.
Sr. Dafrosa berharap agar baik siswa, guru, dan
orang tua mempunyai satu pemahaman bahwa penyesuaian diri dengan situasi itu
penting, bahwa pembelajaran juga tidak hanya
berlangsung di sekolah melainkan dapat dilakukan di rumah.
Berita dan
Foto: Ira Luik & Kiki Amin
0 Comments