Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Menghadapi pandemi Covid-19, Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang tidak terkendala dalam menerapkan sistem pembelajaran daring. Hal tersebut diutarakan Rektor UCB, Prof. Dr. Frans Salesman, S.E., M.Kes., ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (18/01/2021).
Menurutnya, UCB
sudah menerapkan metode pembelajaran daring sebagai kebiasaan sebelum masa
pandemi sehingga tidak berpengaruh dalam proses perkuliahan. Di sisi lain,
dosen dan tenaga pimpinan juga menerapkan metode shift sesuai regulasi kampus. Maka
dari itu, dalam merespon surat edaran Walikota Kupang sejak 13 Januari 2021
terkait Penerapan PSBB, UCB siap secara penuh menjalani proses pembelajaran
daring tanpa kendala.
“Kami merespon
100% surat edaran terkait PSBB selama pandemi. Selama ini kita sudah lama
menerapkan metode perkuliahan daring. Jadi situasi covid seperti ini tidak
berpengaruh. Metode pembelajaran daring sudah digunakan sejak 2 tahun bersama
Universitas Terbuka untuk Mata Kuliah Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Selain itu, sejak
setahun yang lalu kita bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk
menerapkan perkuliahan daring seperti Universitas Padjadjaran untuk 11 mata
kuliah, Universitas Tekhnologi Mataram untuk 5 mata kuliah. Di sisi lain, fasilitas
dan peralatan teknologi UCB yang cukup memadai. Dengan begitu, kualitas pembelajaran UCB sudah baik karena
bekerja sama dengan beberapa Universitas terbaik di Indonesia,” ungkapnya.
Menurutnya, selama masa perkuliahan daring yang
terintegrasi bersama Universitas Padjadjaran tersebut, anak NTT mempunyai
potensi akademik yang luar biasa. Hal tersebut terbukti saat melakukan
pembelajaran bersama mahasiswa Farmasi Universitas Padjajaran. Dalam proses
pembelajaran bersama tersebut, mahasiswa farmasi UCB dapat memperoleh nilai
yang memuaskan, serta diapresiasi oleh universitas lain. Baginya, mutu
pendidikan tergantung pada aksestibilitas.
Praktik Lab Secara Tatap Muka
Ia menambahkan, praktik laboratorium tetap
berjalan secara tatap muka dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan
disertai penerapan protokal kesehatan seperti mencuci tangan. Praktek
dilaksanakan dengan metode shift dimana jumlah maksimal kehadiran hanya 20
orang dari 40 orang secara normal. Di sini, tuturnya, kebiasaan menerapkan protokol kesehatan
bukan hal baru bagi mahasiswa jurusan medis seperti perawat, bidan, dan farmasi.
“Pembelajaran
praktek di laboratorium tetap tatap muka, tetapi dengan sistem shift, yakni
jumlah mahasiswa praktek adalah 20 orang dari yang normalnya 40 orang. Selain
itu, jurusan medis seperti perawat, bidan dan farmasi sudah terbiasa dan
disiplin APD dalam menerapkan protokol kesehatan seperti cuci tangan dan
penggunaan APD,” jelasnya.
Frans Salesman menambahkan bahwa UCB juga
berpartisipasi dalam memberikan bantuan sosial kepada pengungsi korban letusan
gunung berapi di Lembata, pada Desember 2020 lalu. Bantuan berupa jasa medis
dan materi yakni uang, makanan, obat-obatan dan perawatan medis untuk pengungsi
yang diberikan oleh dosen dan mahasiswa UCB selama 2 minggu. Hal tersebut
merupakan bagian dari kegiatan bakti sosial dan sekaligus menjadi cara UCB
untuk terus menjadi produktif selama masa pandemi.
“Kami memberikan bantuan berupa jasa dan materi kepada
masyarakat Lembata terkait tragedi meletusnya gunung merapi Ile Lewotolok dan
diapresiasi oleh pemda setempat,” pungkasnya.
Berita dan Foto: Lonnie Bunga & Jaquina
Quintao
Editor: R. Fahik/red
0 Comments