Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Kantor
Bahasa Provinsi NTT menggelar Pembekalan Penguatan Fasilitator Literasi
Provinsi NTT, Kamis (17/12) hingga Minggu (20/12/2020). Kegiatan ini melibatkan
perwakilan guru, pegiat komunitas, dan jurnalis yang bergerak di bidang
literasi, serta sejumlah staf teknis Kantor Bahasa Provinsi NTT yang sebelumnya
sudah mengikuti pembekalan di tingkat nasional maupun regional. Hadir sebagai
narasumber yakni, Instruktur Nasional Literasi Wilayah Timur Dr. Herawati, S.S., M.A.
Kepala
Kantor Bahasa Provinsi NTT, Syaiful Bahri Lubis, mengungkapkan, kegiatan ini
digelar sebagai persiapan menyongsong beberapa agenda literasi yang akan dilaksanakan
pada tahun 2021 mendatang. Peserta yang sebelumnya telah dikirim ke tingkat
nasional dan regional diberi kesempatan untuk berbagi bersama narasumber yang
ada, juga sesama pegiat literasi. Kegiatan ini, menurut Syaiful, merupakan kesempatan
yang sangat baik dalam menutup tahun 2020 sekaligus menyambut tahun 2021.
“Mari
kita besarkan Kantor Bahasa Provinsi NTT ini. Kantor ini tidak akan besar kalau
hanya kepala dan staf. Jadi saya senang kalau di luar sana tanpa kami bergerak
pun, teman-teman sudah bergerak. Terima kasih, mohon ini disampaikan ke teman-teman
di luar. Saya ingin kantor bahasa ini rumah kita bersama. Saya tidak
pilih-pilih dalam merangkul, agar tidak terjadi kecemburuan. Kita libatkan semua
pihak, diberdayakan semuanya. Semiotik yang ditunjukkan dalam kegiatan ini
yakni, tahun 2020 berakhir dengan baik, 2021 kita sambut dengan lebih gemilang,”
ungkapnya.
Lebih
lanjut Syaiful mengungkapkan, kegiatan ini merupakan kegiatan awal atau pun
pemantik untuk kegiatan-kegiatan berikutnya. Ke depan, lanjutnya, Kantor Bahasa
Provinsi NTT akan melibatkan lebih banyak peserta dalam kegiatan serupa. Adapun
peserta yang dilibatkan dalam kegiatan awal ini akan menjadi fasilitator dalam
beberapa agenda literasi pada tahun 2021 mendatang.
“Kegiatan
ini hanyalah percobaan di awal, kegiatan pemantik untuk kegiatan berikutnya. Ke
depan kami ingin melibatkan lebih banyak. Silakan berdiskusi, ilmunya mereka dapat,
mereka yang akan melanjutkannya ketika dikirim ke daerah-daerah,” jelasnya.
Sementara
itu Dr. Herawati, mengungkapkan, persoalan literasi yang dihadapi kini yakni,
budaya literasi yang belum tumbuh dalam masyarakat. Literasi, ungkapnya, belum
menjadi kebutuhan melainkan masih sekadar hobi. Karena itu dibutuhkan peran
serta semua pihak dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya
literasi.
“Sosialisasi
di tiga ranah, tri pusat pendidikan yakni, ranah masyarakat, keluarga dan
sekolah. Sekolah sebagai pendidikan formal tetapi tanpa didukung dengan keluarga
dan masyarakat maka tidak akan berhasil, juga sebaliknya. Dan sosialisasi yang
tanpa lelah itu harus dilakukan, harus bersinergi. Tidak jalan masing-masing. Masalah
literasi ini hal universal, literasi itu yang menunjukkan vitalitas budaya
suatu bangsa dan itu tidak dimungkiri bahwa tanpa adanya literasi yang baik,
masyarakatnya tidak literat, kita tidak akan bisa menjadi bangsa yang maju,
bangsa yang bisa bersaing, apalagi Indonesia akan memasuki bonus demografi di
tahun 2045, dan harus ada peran dari berbagai pihak termasuk pemangku
kebijakan, tentunya didukung dengan adanya kesadaran masyarakat,” urai Dr.
Herawati yang juga Kepala Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara. (rf/red.
Foto: Irwan Pellondou & dok. Redaksi)
0 Comments