“Novel ini merupakan sebuah novel
yang sarat akan nilai budaya. Hal ini tersirat pada judul novel yaitu Likurai.
Likurai itu sendiri adalah sebuah tarian tradisional masyarakat Malaka yang dinilai
dapat menjadi sebuah peluang wisata Kabupaten Malaka, Provinsi NTT. Narasi yang tertuang dalam novel tersebut tidak semata-mata
sebagai karangan fiktif belaka, melainkan juga sebagai bentuk upaya promosi pariwisata
budaya daerah NTT umumnya dan Malaka khususnya,” ungkap Elsita ketika
diwawancarai media ini pekan lalu.
Lebih
lanjut, jebolan Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri
Semarang ini mengungkapkan, penelitian yang tengah ia kerjakan berjudul “Peran Novel Likurai untuk Sang Mempelai Karangan Robertus Fahik Sebagai Media
Promosi Pariwisata Budaya Kabupaten Malaka-NTT”. Jalur penelitian,
jelasnya, tergolong dalam jalur internal yakni, Politeknik Internasional Bali.
“Pendanaan
sepenuhnya ditanggung oleh Politeknik Internasional Bali. Luaran
Penelitian berupa jurnal dan bisa juga diseminarkan,” ungkapnya.
Dirinya berharap, hasil
penelitiannya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu sastra, juga pariwisata
budaya di Indonesia. Secara khusus penelitian ini diharapkan menjadi salah satu
acuan dalam mengelola Kabupaten Malaka sebagai sebuah destinasi wisata budaya
NTT.
“Penelitian ini merupakan sebuah penelitian
keilmuan. Karena itu, peneliti mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu sastra dan pariwisata budaya di Indonesia. Selain itu,
diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah NTT dalam mengelola Kabupaten Malaka
sebagai sebuah destinasi wisata budaya NTT sehingga NTT makin dikenal dan dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Malaka,” jelas Elsita yang juga dosen
pada STIE BIIMT Sahid Bali. (rf/red)
0 Comments