Media
Pendidikan Cakrawala (MPC) NTT menunjukkan komitmen dan konsistensi di jalan
literasi. Salah satu wujudnya adalah setia terjun ke lapangan mendampingi,
membimbing dan menuntun guru untuk menulis. Ratusan sekolah telah dikunjungi,
ribuan siswa, mahasiswa, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah sudah
mendapatkan pendampingan MPC NTT.
Sepekan
ini, MPC NTT berada di pulau Sumba, menjangkau Sumba Barat Daya dan Sumba
Barat. Senin – Rabu (16 – 18/11/2020) MPC NTT mendampingi siswa dan guru di
SMAN 1 Wewewa Utara, Sumba Barat Daya. Kamis – Sabtu (19 – 21/11/2020) MPC NTT
mendampingi guru dan kepala sekolah se-Kabupaten Sumba Barat.
Pendampingan
menulis bagi guru di Kabupaten Sumba Barat, diikuti sedikitnya 150 peserta.
Kegiatan yang dipusatkan di SDM Waikabubak I ini dihadiri langsung oleh Pjs.
Bupati Sumba Barat, Samuel Pakereng, Kepala Dinas Pendidikan Sumba Barat, Sairo
Umbu Awang, Koordinator Pengawas (Korwas) Pendidikan Dasar, Petrus Pote Wali,
dan para Pengawas Sekolah Menengah.
Pjs.
Bupati Sumba Barat, Samuel Pakereng dalam sambutannya mengatakan, guru-guru
Sumba Barat sudah tepat mengambil keputusan membangun kerja sama dengan Dinas
Pendidikan dan Media Pendidikan Cakrawala NTT untuk melaksanakan Pelatihan
Menulis. Menurutnya, aktivitas menulis hari ini menjadi suatu hal yang penting
dan harus melekat sebagai salah satu kemampuan guru profesional. Ia mengaku
mengenal Media Pendidikan Cakrawala NTT sejak bertugas di Bidang Hubungan
Masyarakat (Humas) Setda NTT dan bekerja sama hingga saat ini.
“Menulis
memang membutuhkan kemauan dan latihan. Saya dulu sejak di Humas Setda NTT,
selalu bekerja sama dengan Media Pendidikan Cakrawala NTT. Saya termasuk
mendapat banyak hal positif dan pembelajaran terkait dunia menulis dan
publikasi bersama Media Pendidikan Cakrawala NTT,” kata Samuel.
Lanjut
Samuel, menulis bagi guru bukan saja tuntutan profesional, melainkan bisa
menjadi suatu kebudayaan dalam penciptaan iklim menulis di tengah masyarakat.
Menurutnya, Pulau Sumba memiliki banyak keunikan baik dari alam, budaya, potensi
alam dan lain sebagainnya yang bisa dipublikasikan, namun jarang sekali orang
Sumba Menulis tentang Sumba.
“Pada
kesempatan ini, saya mendorong para guru tingkat SD dan SMP yang dalam tugas
perannya sebagai pondasi pembentukan pengetahuan dan karakter anak, wariskanlah
sesuatu yang positif. Belum terlambat bagi siapa saja yang masih mau untuk
belajar. Tekuni proses kreatif ini hingga akhir kegiatan dan berilah peran
ekstra dalam menulis apa saja di pulau Sumba ini, untuk dikenal dunia. Sumba
terkenal, harus juga diperkenalkan oleh orang Sumba sendiri melalui tulisan,”
kata Samuel.
Gusty
Rikarno, S.Fil., Pemimpin Umum Media Pendidikan Cakrawala NTT dalam pengantar
materinya menggambarkan tentang literasi secara nasional dan lingkup NTT. Data
yang ia sajikan menunjukkan keprihatinan bersama terkait melek literasi secara
nasional maupun provinsi. Secara angka, dari berbagai penelitian internasional,
Indonesia selalu menempati posisi buntut. Di hadapan peserta Bimtek, Gusty
Rikarno membangun motivasi dan kepercayaan diri guru.
“Kami
terus bergerak. Menjangkau yang di pelosok, hadir di wilayah terisolir
membangun motivasi menulis dan terus menulis hingga sebuah karya tercipta.
Tentang menulis, tidak ada rumus yang ribet selain, adanya kemauan dan latihan
yang berulang. Omong kosong bisa menulis kalau tidak membiasakan diri untuk
membaca,” kata Gusty.
Sudah
menjadi tradisi di Media Pendidikan Cakrawala NTT yakni, pemaparan materi untuk
peserta 10% dan sisanya 90% praktik dan pendampingan secara kelompok atau
kelas-kelas, sejumlah tim yang hadir. Gusty Rikarno, narasumber utama
menggunakan waktu satu jam untuk pemaparan konsep dan sistematika tulisan,
selanjutnya peserta dibagi menjadi tiga kelas. Masing-masing kelas mendalami
sistematika tulisan dan selanjutnya berkreasi. Tahap selanjutnya adalah, bedah
tulisan, penyutingan hingga pematangan tulisan di dapur redaksi sebelum
mendapat ruang publik.
Koordinator
Pengawas (Korwas) Pendidikan Dasar, Petrus Pote Wali, mengatakan pihaknya
sangat termotivasi dan bangga dengan pola pendampingan yang dilakukan Media
Pendidkkan Cakrawaka NTT.
“Kami
sangat termotivasi dan bangga. Untuk pertama kalinya kami didampingi dengan
sangat profesional dan akrab. Tidak ada jarak yang jauh antara narasumber dan
peserta. Materinya tidak bertele-tele tetapi langsung pada inti kegiatan yakni,
praktik langsung. Peserta aktif. Narasumber sekadar mengambil peran sebagai
motivator dan fasilitator. Terima kasih banyak untuk Media Pendidikan Cakrawala
NTT. Sahabat yang selalu setia membela
nasib guru. Bersama kita bergerak untuk mimpi besar itu,” ujar Petrus Pote.
(Maksi Masan Kian; Formator MPC NTT/red)
0 Comments