Flores Timur, CAKRAWALANTT.COM - Flores Timur merupakan pusat penyebaran agama di NTT yakni agama Katolik dan agama Islam. Kedua agama tersebut menurutnya sudah hidup bersama dan berdampingan sejak dulu sekaligus menjadi pusat peradaban agama-agama di NTT.
Hal tersebut dikatakan Bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gege Hadjon, ST saat memberikan sambutan pada acara pertemuan Wakil Menteri Agama RI, Zainut Tauhid Sa’adi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) serta anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Flores Timur di Hotel ASA Larantuka, Jumat (23/10/2020).
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua
Fraksi PAN MPR RI, Ali Taher Prasong, Pejabat yang mewakili Gubernur NTT,
Siprianus Kelen, Direktus KSKK Kementerian Agama RI, Kakanwil Kementerian Agama
Provinsi NTT, Sarman Marselinus, Kabag TU Kanwil Kemenag Prov. NTT, H. Hasamn
Manuk serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur, Martinus
Tupen Payon dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Alor, Marhaban.
Selain sebagai pusat penyebaran agama,
Flores Timur juga dahulu kala disebut sebagai pusat pendidikan dam pertukangan dimana
para guru dan para tukang bangunan di Flores Timur disebarkan di seluruh wilayah
NTT.
“Orang Manggarai atau orang Ende dan
lain-lain sebagainya sering mengatakan bahwa kami pintar karena guru dari
Flores Timur begitupun dengan para tukang. Hal ini membuktikan Flores Timur
telah berkontribusi bagi kemajuan masyarakat NTT dalam bidang pendidikan dan
pertukangan,” jelas Bupati Anton yang disambut tepuk tangan meriah.
Atas sejarah tersebut, kepada Wakil Menteri
Agama RI, Zainut Tauhid Sa’adi dan Ketua Fraksi PAN MPR RI, Ali Taher Prasong, Anton
Hadjon meminta agar perlu penambahan para penyuluh agama non-PNS di Kabupaten
Flores Timur sehingga memberi penguatan-penguatan nilai baik nilai ke-Lamaholotan
maupun nilai-nilai spiritual keagamaan kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang
pluralisme dan toleransi.
Anton menyadari bahwa kondisi kerukunan
umat beragama di Kabupaten Flores Timur yang sangat baik saat ini, tidak
menutup kemungkinan adanya persoalan umat beragama di waktu-waktu yang akan
datang sebab kemajuan teknologi informasi saat ini sangat berpengaruh terhadap
nilai-nilai persatuan dan kerukunan. Ada kelompok-kelompok yang membuat
perbedaan dan pluralitas masyarakat ini menjadi sesuatu yang tidak baik
nantinya, sehingga membutuhkan penguatan-penguatan akan nilai-nilai yang sudah
diwariskan oleh para pendahulu bangsa
dan daerah ini.
“Untuk Bapak Ali Taher dan Pak Wamenag, kalau dapat bisa menambah tenaga penyuluh agama di Kabupaten Flores Timur ini,” pungkasnya. (Humas-Peter/RZK/red)
0 Comments