TINGKATKAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS PESERTA DIDIK
MELALUI STRATEGI FIRST LANGUAGE LEARNING
TRANSLATION TO PROMOTE PRODUCT
Oleh: Marselinus Sina, S.Pd.
Guru SMA Katolik St.Petrus, Kab. Ende
Bahasa merupakan sarana komunikasi antar sesama
manusia, baik seacara verbal maupun non-verbal. Setiap bahasa mempunyai
unsur-unsur kebahasaan yang terbentuk dari unsur terkecil berupa fonem dan
merangkai menjadi unsur-unsur yang saling menyatu serta mempunyai arti yang
lebih luas berupa klausa. Salah satu
unsur dasar dari bahasa adalah kata yang akan membentuk sebuah kalimat.
Dalam mempelajari suatu bahasa, berbagai kesulitan
ditemukan oleh pemakai bahasa itu sendiri, baik bahasa lisan maupun bahasa
tulis. Demikian juga dalam mempelajari Bahasa Inggris. Pembelajaran Bahasa
Inggris telah berlangsung lama di sekolah-sekolah, namun salah satu kesulitan
terbesar dalam pembelajaran Bahasa Inggris khususnya di kelas XI IPA2, SMA
Katolik St. Petrus Ende adalah kosakata. Jika ingin menguasai suatu bahasa
harus menguasai kosakata. Terbatasnya pengalaman siswa dalam berkomunikasi
lisan maupun tulis dalam Bahasa Inggris menyebabkan kurangnya kosakata yang
mereka miliki.
Berdasarkan uraian masalah di atas, penulis membuat
sebuah strategi baru guna membantu siswa dalam proses pembelajaran Bahasa
Inggris di sekolah, yakni melalui Strategi First Language Learning Translation
to Promote Product dalam meningkatkan
penguasaan kosakata Bahasa Inggris tentang Advertisement pada kelas XI, SMA
Katolik Santo Petrus Ende. Kegiatan menerjemahkan merupakan usaha sadar untuk memahami bahasa
sasaran dari bahasa tertentu. Salah satu contoh kegiatan terjemahan adalah
menerjemahkan arti dari satu bahasa ke bahasa sasaran. Dalam tulisan ini,
penulis menguraikan sebuah persoalan
pembelajaran, khususnya pembelajaran Bahasa Inggris untuk menguasai kosakata
dan kalimat pada materi
Advertisement untuk mempromosikan produk
lokal kepada publik. Menurut Poi
dan Gaynor (1954 : 119), bahasa merupakan sistem komunikasi dengan suara
yaitu melalui organ berbicara dan mendengar antara manusia dari kelompok atau
komunitas tertentu dengan menggunakan
simbol-simbol vokal yang memiliki arti konvensional yang berubah-ubah. Ada
korelasi yang tidak dapat dipisahkan antara
belajar dan bahasa. Sedangkan,
menurut Hamzah (2006), belajar merupakan
suatu proses yang sistematis yang tiap komponennya sangat menentukan
keberhasilan anak didik. Belajar merupakan perubahan yang realtif permanen
dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau
praktik. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan
perubahan perilaku yang dibentuk dari stimulus dan respon yang diberikan guru.
First Language Learning merupakan kegiatan untuk menguasai suatu
bahasa melalui proses pembelajaran formal di lembaga pendidikan. Di Indonesia,
Bahasa Indonesia merupakan first language learning, karena diajarkan di
sekolah-sekolah sejak TK (Taman Kanak-Kanak) sampai Perguruan Tinggi (PT).
Setiap orang sebelum belajar Bahasa Indonesia sudah menguasai satu bahasa,
baik bahasa daerah maupun bahasa lainnya sebagai bahasa pertama. Pemerolehan
bahasa tersebut bukan melalui proses pembelajaran tetapi melalui proses secara
tidak sadar yang diperoleh pada masa masa kanak-kanak atau
first language acquacition. Akan tetapi, orang dewasa pun juga bisa
memperoleh suatu bahasa melalui acquired langguage.
Adapun langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran
yang dilakukan untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa tentang iklan
melalui Strategi First Language Learning Tranaslation sebagai berikut. Pertama, membentuk kelompok yang
masing-masing terdiri dari 2-4 orang, kemudian tiap- tiap kelompak membuat
iklan produk berupa produk lokal unggulan daerah, seperti kripik ubi Nuabosi
dan kacang tanah Wolotolo dalam Bahasa Indonesia. Masing-masing kelompok
menentukan perannya sesuai bahasa iklan. Kemudian, setiap kelompok berlatih
memainkan peran tersebut didampingi guru. Selanjutnya, masing-masing kelompok
berdiskusi untuk menentukan dan mempersiapkan properti yang dibutuhkan guna
mendukung penampilan mereka pada saat melakukan promosi produk kripik ubi Nuabosi dan kacang tanah Wolotolo.
Kedua, pada saat tampil, setiap kelompok bergiliran
mempromosikan hasil produksi mereka, berupa kripik ubi Nuabosi dan kacang tanah
Wolotolo dalam bentuk iklan menggunakan Bahasa Indonesia. Guru dan siswa
lainnya mengapresiasi dan menyaksikan kegiatan promosi yang dilakukan. Siswa berusaha tampil maksimal untuk
mempromosikan produk yang dihasilkan kepada siswa dan guru dalam Bahasa
Indonesia.
Ketiga, siswa menerjemahkan kalimat-kalimat yang digunakan untuk
mempromosikan hasil produk lokal kripik
ubi Nuabosi dan kacang tanah Wolotolo
dalam Bahasa Inggris, serta melatih
pengucapan tentang promosi produk yang telah dibuat sebelumnya dari Bahasa
Indonesia ke dalam Bahasa Inggris. Setiap
kelompok secara bergantian mempromosikan
kripik ubi Nuabosi dan kacang tanah Wolotolo kepada guru dan kelompok
lainnya.
Keempat, masing-masing kelompok memperagakan
promosi produk lokal berupa
kripik ubi Nuabosi dan kacang tanah Wolotolo kepada guru dan kelompok
lainnya menggunakan Bahasa Inggris secara lisan. Guru memberikan koreksi
terhadap pemilihan kosakata, pengucapan,
serta peragaan yang menarik guna memengaruhi konsumen untuk membeli sebuah
produk yang ditawarkan. Dari kegiatan ini, siswa akan memperoleh pengalaman
berkomunikasi Bahasa Inggris yang menarik dan berharga dalam bentuk bahasa
promosi atau bahasa iklan.
Berdasarkan hasil dari kegiatan pembelajaran ini,
dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris
tentang Advertisement melalui Strategi
First Language Learning Promote Product
berupa produk lokal yang
diterapkan di sekolah khususnya pada kelas XI. Di samping itu, kemampuan menguasai kosakata dan kemampuan
berkomunikasi siswa dalam Bahasa Inggris semakin meningkat, serta kepercayaan
diri peserta didik dalam berkomunikasi semakin tinggi.
Diharapkan guru dapat memberikan contoh yang bervariasi dalam pembelajaran melalui
Strategi First Language Learning
Translation berupa iklan produk lokal. Semakin variasi contoh yang digunakan, maka wawasan siswa semakin
luas dan terbuka, sehingga penguasaan kosakata Bahasa Inggris pun semakin
meningkat. Jangan takut belajar Bahasa Inggris, sebab English is the best way
connecting to the world.ampak
0 Comments