Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Setiap anak tidak boleh terlambat satu mata
pelajaran pun dan kita menghendaki supaya ilmu pengetahuan tetap tersusun secara
rapi untuk peserta didik dari kelas satu hingga kelas tiga. Ini merupakan
komitmen dasar SMAK St. Arnoldus Jannssen, di tengah pandemi covid-19 yang kian
merebak.
Hal ini disampaikan Kepala SMAK
St. Arnoldus Jannssen Kupang, Pater Drs. Petrus Salu, M.A., Selasa (14/4/2020).
Ditemui di pelataran sekolah tersebut, Pater Petrus Salu, mengatakan bahwa merebaknya
pandemi covid-19 memberikan dampak langsung bagi peserta didik sekaligus tantangan
bagi pendidikan di Indonesia. Menurutnya, sekolah perlu memiliki komitmen yang
kuat sembari menyiapkan sistem yang baik untuk tetap menjalankan pembelajaran
sebagaima mestinya walaupun harus belajar dari rumah, dan tetap mengikuti
ketentuan pemerintah dan pemuka agama.
“Pandemi ini sudah terjadi dan
sedang berlansung dan berjuta-juta orang sudah mati, banyak sedang sekarat,
lain sedang menyusul dan entah kapan selesai, itu adalah misteri. SMAK St. Arnoldus
Jannssen seratus persen memahami dan mengikuti ketentuan presiden, kita selalu
ikuti imbauan dan permintaan paus sebagai pimpinan tertinggi, kita mengikuti
para uskup, para imam di paroki-paroki secara live streaming untuk konteks liturgis. Secara khusus untuk pelajar
yang sedang bahkan baru mengalami dampak dari krisis global ini,” ungkapnya.
Dirinya melihat ada suatu syok,
suatu perasaan bingung, karena berpuluh-puluh tahun sistem pendidikan Indonesia
yang diberikan adalah metode tatap muka. Kebiasaan ini, ungkapnya, sudah
berjalan lama dan terbentuk sebagai suatu budaya, tiba-tiba datang virus ini
semuanya setop total dan solusi dari negara kita adalah memberikan bantuan melalaui
jalur komunikasi online . Apapun
bentuk online banyak cabangnya tetapi
sistem pendidikan akhirnya akan dijalankan dari jarak jauh, dengan konsep semua
murid dirumahkan.
“Ada satu perubahan besar yang
membutuhkan waktu untuk bisa dipahami dan pada akhirnya teradaptasi. Untuk
kondisi sekarang, cara ini merupakan suatu tantangan karena dia datang dengan
kaget-kaget dan tiba-tiba saja diperintahkan bubar, dirumahkan, ikut pelajaran online.
Sementara sistemnya belum terbentuk, strateginya belum ditata, rambu-rambunya
belum diberikan. Hemat saya, yang perlu dilakukan adalah mengikuti komitmen
dasar sekolah, di sekolah ini kami menyiapkan sistem pembelajaran khusus,
sistemnya kita bangun begitu rapi sesuai perintah surat keputusan dan semuanya
mengikuti jadawal dan kelender pendidikan,” jelasnya.
Menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur
NTT yang diteruskaan oleh Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Pater Petrus Salu telah menurunkan surat
keputusan yang ditujukan untuk para guru, murid dan orang tua/wali di
sekolahnya. Surat tersebut dikeluarkan dalam rangka untuk melaksanakan kegiatan
belajar dan mengajar di rumah. Menurutnya, sistem pembelajaran khusus sudah
siap digunakan selama peserta didik belajar di rumah.
“Saya telah menurunkan suatu
surat keputusan untuk guru, murid dan orang tua/wali untuk melaksanakan
kegiatan belajar dan mengajar di rumah. Kami juga telah menyiapkan sistem
pembelajaran khusus untuk itu, sistemnya kita bangun begitu rapi sesuai
perintah surat keputusan, semuanya ikuti jadawal dan kelender pendidikan, lalu
setiap siswa wajib mengisi absen secara online.
Guru-guru juga telah membentuk WA group
untuk tiap kelasnya baik IPA, IPS, Bahasa dan Budaya,” tuturnya.
Lebih lanjut dirinya
menjelaskan, selama masa pembelajaran jarak jauh ini peserta didik di
sekolahnya harus selalu standby di
rumah untuk mengikuti pelajaran secara daring dan tidak boleh keluyuran untuk
mengantisipasi penyebran covid-19. Setiap siswa dan orang tua/wali sudah diberi
tahu mengenai informasi itu, jadi anak-anak harus selalu standby di rumah. Saat belajar online,
anak-anak dituntut harus membuat catatan mengenai pembelajaran yang ia
ikuti dari penjelasan guru untuk semua mata pelajaran. Catatan itu wajib dikumpulkan
saat nanti anak-anak masuk sekolah seperti biasa, kita juga meminta para guru
untuk membuat daftar nilai tugas untuk setiap siswa setelah satu kompetensi
dasar dijelaskan.
“Dari situ kami dapat mengukur
bagaimana pemahaman anak ketika mendengarkan (pembelajaran, red) jarak jauh, tentang
sejauh mana dia mengerti materi yang diajarkan. Itu yang sedang kita pantau
pada libur pertama tanggal 14 sampai dengan 7 April nampaknya berjalan dengan
baik. Perpanjangannya dari tanngal 7 sampai tanggal 21 April sementara berlangsung
dan masih terus kami pantau. Libur boleh bertambah teapi kita akan jalankan
sistem ini terus. Selanjutnya, hasil dari tugas-tugas anak-anak akan dikumpulkan setelah masuk sekolah dan
akan kami jilid. Kita akan pertanggungjawabkan kepada Gubernur dan Dinas
Pendidkan dan Kebudayaan NTT,” tambahnya.
Dirinya berharap kepada orang
tua/wali peserta didik untuk mendampingi anak-anak selama belajar di rumah. Menurutnya,
peranan orng tua/wali sangat penting dalam pembentukan karakter dan didik hati
anak selama di rumah.
“Dalam surat saya katakan untuk
orang tua, sadarlah bahwa Anda selama ini adalah guru yang tidak mau menyadarinya,
jangan hanya tahu melahirkan tetapi tidak tahu menjadi ayah dan ibu yang
sebenarnya, jangan hanya memberi uang SPP dan uang jajannya tapi tidak paham
bahwa Anda adalah guru dan panutan sekolah, jangan hanya melayani pakaian dan fisiknya
tetapi perlu untuk didikan hati, orang tua sekarang dituntut untuk didik hati
dan karakter anak selama di rumah. Orang tua adalah profesor luar biasa yang
lupa peranan. Ini suatu pendidikan tersendiri untuk mereka untuk menyadari. Dengan
demikian kerja sama antara sekolah formal dan nonformal di sini mungkin
menemukan titik yang baik untuk saling mengisi satu sama lain,” tutupnya. (Alex
Natara/red)
0 Comments