Ende,
CAKRAWALANTT.COM – Empat sekolah jenjang SMA dalam Zonasi Wilayah Timur
Kabupaten Ende mengikuti Bimbingan Teknis Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang digelar
Media Pendidikan Cakrawala (MPC) NTT, Senin (16/9/2019) hingga Rabu
(18/9/2019). Empat sekolah tersebut yakni SMAN Maurole, SMAN Detusoko, SMAN
Welamosa, dan SMAS Dharma Bakti Maurole. Kegiatan berlangsung di SMAN Maurole,
diikuti oleh guru dari empat sekolah serta perwakilan siswa. Sementara tim narasumber
terdiri dari pemimpin redaksi MPC NTT, Robert Fahik, M.Si., dan dua formator
MPC NTT yakni Fidelis Sawu, S.Fil., dan Arsad, S.Pd.
Kegiatan dibuka secara resmi
oleh Koordinator Pengawas Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi NTT, Dra. Farah Aroebusman, didampingi tim pengawas, Kepala SMAN
Maurole, Sahudan, S.Pd., serta para kepala sekolah peserta kegiatan. Dalam
sambutannya, Farah menekankan pentingnya kegiatan bimbingan teknis terkait
menulis dan membaca dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya guru dan
peserta didik. Lewat kegiatan serupa, ungkapnya, pemahaman kognitif akan terus
diasah melalui aktifitas membaca dan menulis. Selain itu peserta didik juga
dapat mengembangkan potensi dirinya dan juga potensi daerah terutama melalui
tulisan yang dihasilkan.
“Dalam perjalanan saya melihat
ada pemandangan yang luar biasa indahnya, namun belum saya temukan ada tulisan
dari guru dan siswa tentang itu. kiranya lewat kegiatan ini, kemampuan kita
dalam menulis dapat dikembangkan. Untuk menulis harus ada latihan, bagaimana
merangkai kata, kalimat, dan seterusnya, didukung dengan kebiasaan membaca,
baik membaca buku maupun membaca alam sekitar. Kita harus punya wawasan yang
luas lewat membaca, dan lewat menulis kita merekam perjalanan. Orang terkenal
lewat menulis,” ungkapnya.
Sementara itu dalam arahannya, Koordinator
Zonasi SMA Wilayah
Utara Kabupaten Ende,
Tobias Dawi,
S.Pd., M.Pd.,
mengungkapkan, terlibat dalam bimbingan teknis saja tidak cukup bagi peserta.
Usai kegiatan, harapnya, peserta dapat terus berlatih menulis dan membaca
banyak referensi untuk mendukung dalam menghasilkan tulisan.
“Saya belajar dari pepatah Cina yang
mengatakan, saya dengar, saya lupa. Saya lihat, saya ingat. Saya lakukan, saya
paham. Tiga hari kita ikuti kegiatan, kita dengar dan lihat. Jangan berhenti di
sini tapi kita harus berbuat supaya kita paham. Bekal yang sudah didapat
kiranya terus dikembangkan. Orang bisa hidup dari menjual ide. Gagasan kita
dirangkai jadi kata, jadi kalimat, jadi tulisan,” tuturnya. (rf/red)
0 Comments