Kemendikbud, CAKRAWALANTT.COM - Sesuai
dengan amanat Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, yakni menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional,
secara bertahap dan sistematis Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan melalui
Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK), Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), terus mengirimkan tenaga pengajar
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ke luar negeri. Setiap tahunnya,
sejak PPSDK didirikan pada tahun 2015, jumlah tenaga pengajar BIPA terus
mengalami peningkatan kuantitas dengan kualitas yang semakin baik.
Setelah melalui seleksi
administrasi dan kompetensi pada bulan Juli 2019, Pemerintah mengirim kembali
tenaga pengajar BIPA angkatan ke-VIII. Sebanyak 35 orang calon tenaga pengajar
BIPA telah diberikan pembekalan selama 10 hari sejak 26 Juni hingga 5 Juli 2019
agar siap ditempatkan di berbagai negara.
Di akhir pembekalan,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, menyampaikan
agar duta bahasa yang terpilih dapat memanfaatkan kesempatan tersebut dengan
sebaik-baiknya, yakni memberikan yang terbaik untuk bangsa sehingga mempercepat
pengaruh bahasa Indonesia di dunia internasional.
“Gunakanlah kesempatan
ini, penghormatan kepada Saudara untuk menjadi duta bahasa dan kebudayaan
Indonesia, ini mohon dimanfaatkan sebaik-baiknya, senyampang diberi
kepercayaan, karena tidak semua orang mendapatkan kepercayaan. Kalau kita sudah
mulai lengah, tidak serius, ingat saya ini adalah dari setiap orang yang
mendapatkan, yang hanya sekian orang dari sekian ribu orang yang punya minat
tapi tidak mendapatkan kesempatan. Jadi marilah kita berikan yang terbaik untuk
bangsa ini,” demikian disampaikan Mendikbud kepada calon tenaga pengajar BIPA
di kantor Kemendikbud, Jakarta, pada Kamis (04/07/2019).
Dari 35 orang calon
tenaga pengajar BIPA yang akan dikirimkan, 21 orang diantaranya adalah pengajar
dan pegiat BIPA yang lulus dari seleksi umum, baik dari pengajar mandiri maupun
pengajar dari sejumlah lembaga, seperti sekolah, perguruan tinggi, lembaga
kursus, dan unit kerja di lingkungan Kemdikbud. Selain itu, 6 orang lainnya adalah
Duta Bahasa Tingkat Nasional, 4 orang dosen dari konsorsium 3 perguruan tinggi
dalam rangka pendirian Program Studi Bahasa Indonesia di Universitas Al-Azhar,
Kairo, Mesir, yaitu UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Gadjah Mada,
dan Universitas Muhammadiyah Surakarta, serta 4 orang lainnya adalah pengajar
BIPA lokal di Timor Leste dan Mesir.
Pada kesempatan yang
sama, Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Dadang Sunendar,
mengutarakan hal ini merupakan bentuk nyata peran strategis Badan Pengembangan
Bahasa dan Perbukuan dalam memfasilitasi pengembangan program BIPA untuk
mendukung pelaksanaan fungsi penyebaran bahasa negara guna meningkatan fungsi
bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional.
“Dalam mendukung upaya
diplomasi lunak (soft diplomacy) negara dan bangsa Indonesia, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan diplomasi kebudayaan dan kebahasaan.
Dalam pelaksanaan diplomasi kebahasaan, program BIPA merupakan aksi diplomasi
yang paling konkret dan efektif dalam upaya penginternasionalan bahasa
Indonesia,” ujar Dadang.
Selama 10 hari para
peserta diberikan pembekalan dengan beragam materi yang bersifat umum dan
khusus untuk menunjang kesiapan penugasan mereka. Materi umum meliputi
kebijakan organisasi, wawasan kebangsaan dan bela negara, etika diplomasi,
wawasan diplomasi bahasa, dan budaya, serta kode etik Duta Bahasa Negara.
Sedangkan materi khusus berkaitan dengan penguatan kompetensi pengajaran BIPA
dan kompetensi profesional bahasa Indonesia serta administrasi dan dokumentasi
penugasan.
Setelah menempuh
kegiatan pembekalan, para pengajar BIPA tersebut diharapkan siap mengemban dan
melaksanakan tugas sebagai Duta Bahasa Negara. Tidak hanya untuk mengajarkan
bahasa Indonesia, tetapi juga bekerjasama dengan pemangku kepentingan terkait
untuk mengembangkan beragam kegiatan diplomasi kebahasaan dan kebudayaan di
negara tempat bertugas.
Pengiriman tenaga
pengajar BIPA telah dilakukan PPSDK sejak tahun 2015. Pada tahun 2015, PPSDK
melaksanakan 14 penugasan pengajar di 11 lembaga penyelenggara BIPA di 8 negara
untuk melayani 1.883 pemelajar; tahun 2016 melaksanakan 74 penugasan pengajar
di 47 lembaga penyelenggara BIPA di 17 negara untuk melayani 9.885 pemelajar;
tahun 2017 melaksanakan 200 penugasan pengajar di 79 lembaga penyelenggara BIPA
di 22 negara untuk melayani 21.940 pemelajar; tahun 2018, melaksanakan 226
penugasan pengajar di 87 lembaga penyelenggara BIPA di 22 negara untuk melayani
18.171 pemelajar, serta; hingga Juni 2019, telah melaksanakan 78 penugasan
pengajar di 70 lembaga penyelenggara BIPA di 21 negara dengan pemelajar yang
dilayani mencapai 3.144 orang.
Melalui program ini,
Kepala Badan Bahasa dan Perbukuan berharap jumlah dan sebaran warga dunia yang
mampu berbahasa Indonesia sekaligus mengenal budaya Indonesia dapat terus
meningkat. “Hal ini amat penting untuk meneguhkan posisi, peran, dan pengaruh
Indonesia dalam pergaulan dan persaingan antarnegara dan antarbangsa,” ujarnya. (SP-KEMENDIKBUD/RZ)
0 Comments