Bali, CAKRAWALANTT.COM – Menghidupkan budaya literasi harus berangkat dari
sebuah keterpanggilan jiwa untuk berbagi. Gerakan literasi tanpa ada passion untuk membangun bakal menajdi
hambar dan sia-sia. Dari banyak penelitian, bangsa ini telah dinobatkan sebagai
bangsa yang tidak memiliki kegemaran membaca. Saya hadir di tempat ini, lebih
sebagai penggagas “Desa Literasi’ ketimbang sebagai dosen. Kita akan berbagi
bersama tentang bagaimana membangun gerakan literasi dari akar rumput. Hal ini
disampakan Dr. I Wayan Artika, S.Pd., M.Hum., ketika tampil sebagai narasumber dalam
kegiatan Bimbingan Teknis Fasilitator Literasi Baca-Tulis Tingkat Regional Bali
dan Nusa Tenggara, Senin (13/5/2019) di Hotel Ramada, Jalan Sunset Road No. 9,
Kuta, Bali.
Menurut I Wayan Artika, keterpanggilanya untuk
mendirikan “Desa Literasi” berangkat dari sebuah kegelisahan. Banyak anak-anak
usia sekolah yang menghabiskan waktu begitu saja tanpa ada sebuah kemauan untuk
membaca. Memang memaksa mereka untuk gemar menulis tidaklah mudah. Tetapi kita
harus mempunyai sekian banyak dinamika dan strategi agar anak-anak untuk gemar
membaca.
“Saya selalu memilki sekian banyak cara untuk
anak-anak mengenalkan tokoh-tokoh besar dunia yang saya baca dari buku dengan
cara yang lebih sederhana dan bersifat rekreasi. Semisal, saya menceritakan
tokoh seorang Mahatma Gandhi. Saya tidak langsung menceritakan siapa itu Gandi.
Tetapi saya memberi mereka segumpal kapas, sambil membentuk kapas itu menjadi benang,
saya menceritakan tentang sikap dan perjuangan beliau yang ingin membebaskan India dari
penjajahan bangsa asing,” tuturnya.
Lebih lanjut, dosen Universitas
Pendidikan Ganesha Bali ini menekankan, gerakan literasi sejatinya menghantar kita
menuju bangsa pembaca, pasalnya bangsa kita bukanlah bangsa pembaca. Hal terpenting
dalam membaca, tegasnya, adalah melakukan apa yang dibaca. Pertanyaan yang
perlu dijawab yakni apa dampak kegiatan membaca bagi anak? Ketika anak
menemukan rasa percaya diri, misalnya, itu merupakan hal yang luar biasa.
Bimbingan Teknis Fasilitator Literasi
Baca-Tulis Tingkat Regional Bali dan Nusa Tenggara yang direncanakan
berlangsung hingga Jumat (17/5/2019) mendatang tersebut melibatkan 80 peserta
dari Provinsi Bali, NTB, dan NTT. Peserta kegiatan terdiri dari guru SD/MI,
guru Bahasa Indonesia SMP/MTs, atau guru Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA, pegiat
literasi, dan staf balai/kantor bahasa yang sudah pernah mengikuti Bimtek Calon
Tenaga Penyuluh. Kegiatan ini dilaksanakan guna mendukung penumbuhan budaya literasi
dalam rangka Gerakan Literasi Regional dengan memilih sejumlah fasilitator
untuk dilibatkan dalam praktik baik berliterasi baca-tulis di daerah. (gr/rf)
0 Comments