Kota
Kupang, CakrawalaNTT.com - Untuk melestarikan serta meningkatkan
persekutuan dan persahabatan antargenerasi muda, khususnya generasi muda
Kristen, sekaligus mengembangkan nilai-nilai positif dalam kehidupan berjemaat
dan bermasyarakat, pemuda GMIT Betlehem Oesapa Barat menyelenggarakan Festival
Musik Rohani VI. Festival musik ini mengangkat tema “Agent of Change” dan subtema
“Everything I Do, I Do It For God”.
Kegiatan dibuka oleh Gubernur NTT, Victor B. Laiskodat yang diwakili oleh Kepala Dinas Perpustakaan
Provinsi NTT Frederik Tielman pada Senin (5/11/2018), bertempat di Gereja
Betlehem Oesapa Barat, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota
Kupang.
Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain paduan suara yang diikuti oleh 6 tim, lomba solo putra 22 orang, solo putri 23 orang, vokal group diikuti 16 tim, dan band yang diikuti oleh 6 tim. Kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan bakat dan minat serta kreatifitas pemuda Kristen dalam bidang seni musik dengan maksud memberikan warna baru terhadap music gerejawi agar dapat diterima oleh semua orang dan menjadi berkat bagi yang mendengarkan.
Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain paduan suara yang diikuti oleh 6 tim, lomba solo putra 22 orang, solo putri 23 orang, vokal group diikuti 16 tim, dan band yang diikuti oleh 6 tim. Kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan bakat dan minat serta kreatifitas pemuda Kristen dalam bidang seni musik dengan maksud memberikan warna baru terhadap music gerejawi agar dapat diterima oleh semua orang dan menjadi berkat bagi yang mendengarkan.
Viktor Laiskodat dalam
sambutan yang dibaca Tielman mengatakan, kegiatan ini menumbuhkan dan
mempererat tali persaudaraan dan merangkai perjalanan hidup. Fenomena perubahan
zaman yang terjadi setiap saat, seperti pornografi, LGBT, dan kenakalan remaja
telah menuntut setiap komunitas untuk melakukan penataan dengan berbagai
program yang realistis, berkesinambungan, dan berkeakraban.
“Pemuda-pemudi Kristen
juga harus memiliki hubungan yang erat dengan gereja, masyarakat, organisasi
lintas agama, dan organisasi kepemudaan lainnya sehingga pemuda-pemudi tetap
dapat berperan sebagai ujung tombak kebangkitan bangsa, khususnya kebangkitan
di NTT diharapkan agar para pemuda tidak mudah tersurut emosinya terkait suku, agama,
ras dan golongan, isu terorisme, isu radikalisme, dan isu negatif lainnya,”
ungkap Viktor dalam sambutannya.
Ketua panitia Melianus Ninef, S.Pd.
mengatakan, perkembangan teknologi telah mengantarkan jemaat
pada sikap hidup yang cenderung individual. Bila hal ini dibiarkan terus
maka akan berdampak sangat buruk bagi perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, termasuk dalam kehidupan bergereja atau berjemaat.
“Karena itu, kegiatan
untuk dirancang untuk menjawab tantangan tersebut dalam membekali dan
mempersiapkan kader-kader generasi muda gereja yang mampu dan bertanggung jawab
dalam melaksanakan tugas panggilan gereja untuk terus membawa damai dan menjadi
berkat yang dapat diaplikasikan secara praktis lewat kegiatan persekutuan,
pelayanan, kesaksian dan peñata layanan,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan
kegiatan rutin 2 tahun sekali yang sudah dimulai sejak 2018 lalu. Tahun ini merupakan perhelatan VI dan
melibatkan generasi muda se-GMIT, Gereja Katolik, Denominasi Gereja , perguruan tinggi, dan sekolah-sekolah di NTT.
Pantauan media, kegiatan
pembukaan festival dihadiri oleh muda-mudi gereja, Kepala Biro Kesra Prov. NTT
Bartol Badar, Ketua Majelis Jemaat Betlehem Oesapa Barat Pdt. Drs. Heinrich Fanggidae,
M.Si., para pendeta Jemaat Betlehem Oesapa Barat Pdt. Neltji Ludji Djadi Ga,
S.Th., dan Pdt. Mercy Kapioru Pattikawa, S.Th. serta perwakilan Majelis Klasis
Kupang, Ir. Lay Djaranyura, M.Si yang turut memberikan sambutan. (Lenzho/rz)
0 Comments