Denmark,
CakrawalaNTT.com - Setelah mengunjungi Jerman, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berkesempatan mengunjungi Denmark
pada Selasa (4/9/2018). Mendikbud beserta jajarannya memberi perhatian pada
keberhasilan Denmark menjadi negara yang berhasil menempati posisi ke-5
tertinggi dalam IPM di dunia.
Sebelum bertemu Menteri
Kebudayaan Denmark, Mendikbud menyempatkan berkunjung ke Lego Education di
Billund, sekitar 400 km dari Kopenhagen. Lembaga yang dibangun oleh perusahaan
mainan anak-anak yang sukses mendunia itu merupakan rujukan menarik bagi
pengembangan pendidikan yang memanfaatkan teknologi digital. Dalam kesempatan
tersebut, Mendikbud dan jajarannya menerima pemaparan dan melihat langsung
bagaimana siswa diajak berfikir kreatif, sistematis, dan mampu mengembangkan
kemampuan individunya.
Mendikbud terkesan
dengan aktivitas bermain sambil belajar yang dilakukan anak-anak di sana.
Bagaimana anak-anak bermain sambil belajar, bekerja secara kelompok dengan
kompak dan kreatif, lalu mengambil makanan dan membersihkan sisa makanan secara
mandiri.
“Walaupun materi
pelajarannya serius dan lumayan berat, tetapi dilakukan dengan sangat
menyenangkan. Ini akan membentuk karakter yang baik,” ujarnya.
Presiden Lego Education
Esben Staerk menerangkan, pihaknya secara terus menerus melakukan kajian dan inovasi
pembelajaran untuk anak-anak usia 3 hingga 16 tahun. Fokusnya, meningkatkan
kemampuan siswa dalam bidang sains, teknologi, teknik dan matematika. “Kami
merancang sumber daya berdasarkan sistem kursus dan menggabungkan dengan
kurikulum dan sumberdaya digital,” jelas Esben.
Mendikbud menyebut
penggabungan sistem pendidikan formal dan nonformal (kursus) di Denmark sebagai
sesuatu yang menarik. Dengan demikian, tidak ada kesan diskriminasi bahwa
pendidikan nonformal dinomor duakan, bahkan menjadi solusi menjawab kebutuhan
keterampilan tenaga kerja.
Sistem tersebut juga
tercermin dari kunjungan pada hari kedua di Technical Education Copenhagen
(TEC) dan Niels Brock Copenhagen Bussiness College. Demikian pula penjelasan
Sekretaris Permanen Menteri Pendidikan Denmark Sharon Hartman yang menegaskan
tidak ada pemisahan sistem pendidikan formal dan informal.
Sekretaris Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudyaaan (Kemendikbud) Didik Suhardi menyampaikan
bahwa dalam waktu dekat, Indonesia akan segera mengirimkan instruktur/pelatih
guru untuk magang di lembaga-lembaga pelatihan ternama di Denmark tersebut.
“TEC merupakan contoh
yang sangat baik bagaimana pendidikan formal, kursus dan korporasi dapat
berkolaborasi menjawab tantangan dunia industri. Dia merupakan gabungan dari
SMK-SMK dan lembaga kursus kecil yang kemudian menjadi rujukan pendidikan
vokasi yang sangat baik,” ungkap Didik Suhardi usai mengikuti paparan di TEC.
Kemendikbud juga
menawarkan kepada siswa-siswi di Denmark untuk melamar beasiswa Darmasiswa ke
Indonesia. Tahun 2017 hingga tahun 2018 ini tak satupun siswa asal Denmark
mengikuti program belajar Bahasa dan budaya Indonesia itu, padahal pada
tahun-tahun sebelumnya selalu ada.
Menurut Kepala Biro
Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri, Suharti, melalui Darmasiswa, pelajar
Denmark dapat belajar bahasa dan budaya yang juga penting dalam mengembangkan
bisnis internasional. “Darmasiswa sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin
belajar bahasa dan budaya Indonesia. Program non-degree ini dibiayai oleh
pemerintah untuk durasi selama satu tahun,” kata Suharti saat berdialog dengan
siswa di Niels Brock Copenhagen Bussiness College.
Tingkatkan
Diplomasi Lunak Melalui Kerja Sama Kebudayaan
Bersama jajarannya,
Mendikbud juga bertemu dengan Menteri Kebudayaan Denmark, Mette Bock. Meski
naskah kerja sama kebudayaan Indonesia – Denmark telah ditandatangani sejak
tahun 2015, tetapi menurut Muhadjir, belum banyak program yang dilakukan.
“Kami ingin kerja sama
kebudayaan antara Indonesia dan Denmark terus berlanjut dan dikembangkan. Kami
sedang berkonsentrasi memajukan budaya, mengalokasikan anggaran lebih besar
pada kebudayaan, di antaranya untuk pelestarian dan pengembangan budaya-budaya
lokal, revitalisasi museum serta menggencarkan diplomasi budaya ke luar
negeri," disampaikan Mendikbud Muhadjir Effendy dalam audiensi di
Kopenhagen.
Ia berharap pemerintah
Denmark ikut mendorong masyarakatnya untuk berkunjung ke Indonesia melihat
secara langsung dan mempelajari budaya Indonesia.
Muhadjir mengapresiasi
keberhasilan Denmark dalam mempertahankan nilai-nilai budaya. Hal ini terlihat
dari cara pemerintah menjaga kelestarian arsitektur bangunan-bangunan tua yang
bertahan hingga saat ini. Selain itu, sistem pendidikan dan etos kerja
masyarakatnya juga mendukung majunya peradaban yang terlihat dari cara hidup
masyarakat sehari-hari.
Hal yang sama diakui
Duta Besar Indonesia di Kopenhagen, Muhammad Ibnu Said. Kebudayaan, menurutnya,
adalah kekayaan Indonesia yang dapat menarik dunia. Misi-misi budaya Indonesia
selalu mengundang antusiasme masyarakat Denmark. “Sayangnya kita masih sangat
terbatas menampilkan soft diplomation lewat budaya ini. Padahal efeknya bisa
luar biasa, termasuk ketertarikan kepada pariwisata kita,” kata Said.
Dibandingkan dengan Thailand dan Cina, Indonesia masih kalah jauh dalam angka
kunjungan turis asal Denmark. (*)
Kopenhagen, 6 September
2018
Biro Komunikasi dan
Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
www.kemdikbud.go.id
0 Comments