TTU, Cakrawala NTT-Generasi
Timor Tengah Utara sebagai tulang punggung bangsa dan Negara perlu dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan, teknologi, dan ketrampilan. Membaca, menulis, dan berbicara budaya literasi sudah semestinya ditanamkan pada
anak sejak dini. Tidak perlu membandingkan dengan
daerah lain, ini harus dimulai.
Demikian
pandangan Dominikus Nitsae, S.Pd kepala
SMAN Noemuti Timur, kabupaten
Timor Tengah Utara belum lama ini di ruang kerjanya, ketika menerima Pemimpin Umum
MPC-NTT Agustinus Rikarno, S.Fil dan
wartawan MPC-NTT wilayah Timor Tengah Utara Gervas Salu.
Merespon
gerakan literasi yang dicanangkan pemerintahan pusat, Domi Nitsae berargumen bahwa sekolah
sebagai wadah kegiatan belajar mengajar, penyaluran minat, bakat, dan ketrampilan budaya; membaca dan
menulis memberi identitas dan jati diri bagi semua komponen yang ada di
dalamnya. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sejalan
dengan K-13 dalam mana siswa wajib membaca 15 menit sebelum KBM berlangsung telah dipikirkan pihak sekolah sudah sejak awal.
“Mading sekolah sudah kami punya. Anak-anak perlahan sudah mulai mengekspresi kemampuan mereka. Hadirnya Media Pendidikan Cakrawala-NTT setidaknya membawa virus peningkatan dan penajaman budaya menulis dan membaca di
sekolah kami. Kami sangat mengapresiasi
kehadiran Tim MPC-NTT. Besar
harapan kami kelanjutan program atau gerakan literasi menjadi menu siswa-siswi
dan dan para guru setiap waktu. Tidak ada
kata terlambat. Mari kita menyelesaiakan
pekerjaan hari ini dan tak perlu menunda sampai esok,” ujar Nitsae bersemangat.
Nitsae, jebolan FKIP Unimor Kefamenanu-TTU 2015 ini mengakui bahwa dirinya meniti karir sebagai tenaga pendidik dengan penuh liku
dan duka. Dirinya pernah bertugas
di
SMP 2 Insana Tengah, SMAN Insana Tengah, SMP Satap Ankiko, SMP Satap
Neofmolo hingga dipercaya menjadi kepala sekolah di SMAN Noemuti Timur sejak tahun 2015.
“Ini tugas, tanggung jawab, dan panggilan yang harus saya
jalani dan saya menikmati panggilan ini,” Nitsae menambahkan.
Diakui oleh Nitsae bahwa sekolahnya masih
kekurangan tenaga guru, terutama guru PNS. Data sementara menunjukan bahwa tenaga guru berjumlah 21 orang, terdiri dari 1 orang PNS, yakni kepala sekolah sendiri sementara yang lainnya berstatus sebagai guru honor komite. Jumlah rombongan belajar ada 6 kelas dengan total siswa 139. Tahun ini (2018) SMAN Noemuti Timur mengikutsertakan 49 siswa peserta UN. (Gervas Salu)
0 Comments