Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

“SAYA TIDAK TAHU,” SEBUAH JAWABAN LUMRAH DARI SISWA

Drs. Fransiskus Jemani - Guru SMPN 3 Komodo, Manggarai Barat
Pengalaman ini sungguh lucu dan mengherankan. Siswa sering membanting kursi di kelas, ribut dalam kelas, tetapi ketika ditanya oleh guru, tak satu siswa pun yang mengakuinya. “Saya tidak tahu,” itulah jawaban yang biasa ditemukan di kalangan siswa, jawaban yang mudah dan yang sudah baku dari siswa. Menurut pandangan mereka, rumusan jawaban yang baku itu akan lebih ampuh membuat mereka terhindar dari sanksi dan rasa malu. Bahkan jika tertangkap basah pun siswa masih mempunyai keberanian untuk menjawab “saya tidak tahu” dengan ekspresi wajah terheran-heran. Rumusan yang menyelamatkan! Jawaban yang sama ini juga terjadi bila kedapatan sedang melempar buah-buahan milik orang. Ditanya secara perorangan saja sulit untuk dijawab secara jujur, apalagi secara masal dalam satu kelompok besar. Walaupun teman lain yang melakukan hal tersebut, namun dengan mudah mereka akan menjawab, “saya tidak tahu.” Semua siswa memberikan kesan seolah-olah sama sekali tidak mengerti akan pertanyaan itu.
Pertanyaan yang mungkin sudah terumus dalam benak setiap siswa ketika ditanya pada saat ia melakukan kesalahan ialah, “Mengapa harus bertanya? Untuk apa ditanya lagi kalau memang sudah tertangkap basah? Sudah tahu sendiri masih mau bertanya.” Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa trik bertanya merupakan trik yang keliru yang diterapkan oleh para guru atau pembina ketika berhadapan dengan siswa yang bermasalah. Ini disebabkan karena dengan bertanya berarti guru atau pembina siap menerima jawaban yang sudah baku, “saya tidak tahu” dengan ekspresi wajah berkerut dan terheran-heran.
********baca selengkapnya di Majalah Cakrawala NTT Edisi 57
atau download PDF File Cakrawala NTT Edisi 57

Klik link ini untuk download: CakrawalaNTT57

Post a Comment

0 Comments