Kupang,
Cakrawala NTT - Dalam konteks pendidikan, Provinsi Nusa
Tenggara Timur saat ini menghadapi dua isu besar yakni pengalihan urusan
pendidikan dari kabupaten/kota ke provinsi dan mutu pendidikan yang masih
rendah. Pengalihan urusan pendidikan ini ternyata berdampak pada keterlambatan
pembayaran gaji guru dan tenaga kependidikan dan urusan lain terkait dengan hak
dan kewajiban guru serta tenaga kependidikan. Selain itu, rentang kendali
urusan pendidikan semakin luas meskipun telah dibentuk UPT Pendidikan sebagai
perpanjangan tangan dinas pendidikan Provinsi NTT di tingkat kabupaten/kota.
Namun masalah ini belum diselesaikan secara sempurna karena minimnya sumber
daya manusia (SDM) baik secara kuantifatif, kualifikasi pendidikan maupun
kompetensi yang ditempatkan di setiap UPT Pendidikan, sistem tata kelola dan
perangkat pelayanan pendidikan yang memadai. Hal ini disampaikan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi NTT, Johanna E. Lisapaly, SH, M.Si. kepada Cakrawala NTT, Selasa (24/10/2017).
Johanna E. Lisapaly, SH, M.Si |
“Kita harus berani jujur. Mutu pendidikan kita masih
rendah. Butuh energi besar untuk mendongkraknya. Hasil Ujian Nasional (UN) kita
masih berada di bawah rata-rata nasional. Belum lagi banyaknya jumlah sekolah
yang belum terakreditasi dan jumlah sarana-prasarana yang belum memadai.
Musyawarah Besar (Mubes) pendidikan ini diharapkan mampu, menyatukan pemahaman
terkait dengan mekanisme pengelolaan pendidikan, sebagai dampak implementasi
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, mensinergikan pelayanan pendidikan
di Nusa Tenggara Timur dan meningkatkan
koordinasi dan kerja sama antarpengelola
pendidikan (stakeholders) se-Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gusty Rikarno, S.Fil. |
“Saya berharap,
kegiatan ini harus berakhir pada sebuah rekomendasi yang akan langsung bisa dilaksanakan.
Lebih baik berbicara soal langkah-langkah konkrit yang bisa dibuat daripada
terus mengeluh dan melempar tanggung jawab. Saatnya kita bersinergi, berpikir
dan bekerja bersama untuk pendidikan. Terkait dengan upaya mengakarkan gerakan
literasi di NTT, MPC-NTT telah mulai sejak tahun 2013. Hasilnya mulai terasa. Banyak
guru yang bisa menulis karya ilmiah sehingga bisa mengusulkan kenaikan pangkat.
Sementara itu, minat dan bakat menulis dari kalangan guru dan siswa mulai tumbuh.
Namun dari segi jumlah, belum apa-apa. Berharap Mubes Pendidikan ini mampu
menggandeng semua pihak untuk ikut bergerak mengakarkan gerakan literasi di sekolah,”
tandas alumni Ledalero ini.
Musyawarah Besar Pendidikan Provinsi NTT ini akan berlangsung di Hotel Neo by Aston - Kupang, selama tiga hari yakni dari tanggal 26-28 Oktober 2017. Mubes ini melibatkan Kadis pendidikan dan kebudayaan kabupaten/kota, kepala dan pejabat UPT dinas pendidikan, ketua MKKS SMA dan SMK, koordinator pengawas dan pengawas sekolah, kepala SMA/SMK, pejabat dinas pendidikan Provinsi NTT, dewan pendidikan dan media. Narasumber kegiatan ini berasal dari dua unsur yakni narasumber pusat dan narasumber daerah yang berjumlah 10 orang. (RZ)
Musyawarah Besar Pendidikan Provinsi NTT ini akan berlangsung di Hotel Neo by Aston - Kupang, selama tiga hari yakni dari tanggal 26-28 Oktober 2017. Mubes ini melibatkan Kadis pendidikan dan kebudayaan kabupaten/kota, kepala dan pejabat UPT dinas pendidikan, ketua MKKS SMA dan SMK, koordinator pengawas dan pengawas sekolah, kepala SMA/SMK, pejabat dinas pendidikan Provinsi NTT, dewan pendidikan dan media. Narasumber kegiatan ini berasal dari dua unsur yakni narasumber pusat dan narasumber daerah yang berjumlah 10 orang. (RZ)
0 Comments