Kota Kupang, Cakrawala NTT
Beberapa komunitas yang terdiri dari komunitas minat, komunitas sosial,
maupun kelembagaan di Kota Kupang memperingati hari Sampah Sedunia yang jatuh
pada 4/3/2017, dengan sebuah kegiatan yang bersifat massal dan bertemakan
kebersihan lingkungan.
Kegiatan tersebut adalah gerakan “Aksi Untuk Alam” yang diprakarsai oleh
sebuah gerakan, yaitu gerakan Aksi Untuk NTT. Dalam publikasi yang disebarkan
beberapa waktu sebelum hari H, dijelaskan bahwa aksi ini merupakan sebuah
gerakan yang didukung oleh 18 komunitas yang ada di kota Kupang, seperti Beta
NTT, 1000 Guru Kupang, Buku Bagi NTT, Underwater Kupang, Youth Centre Tenggara,
Komunitas Panjat Tebing dan Gunung Kupang/Federasi Panjat Tebing Indonesia,
Let’s Talk, Komunitas One Piece New World Kupang, Forum FKM UNC, HMI Komisariat
Ippertatek, Forum Indonesia Muda, Arsenal Indonesia Regional Kupang, Ultras
Juventus Kupang, Dompet Dhuafa, Real Madrid Indonesia Regional Kupang, dan
Alumni Prodi Pasca Sarjana Fakultas Hukum UNDANA.
Pada hari pelaksanaan, kegiatan dimulai pada pukul 16.00 WITA di Pantai
Paradiso, Oesapa-Kupang. Sejumlah besar komunitas tersebut turut dibantu oleh
warga yang tinggal di sekitar wilayah Paradiso. Beberapa warga sempat membakar
sampah yang sudah dikumpulkan, namun pihak Aksi Untuk NTT melalui Ketua
Pelaksanaan Kegiataan Aksi Untuk Alam, Christin Anakay; ketua Komunitas Aksi
Untuk NTT, Novi Djami Raga, dan beberapa anggotanya segera memadamkan api dan
menjelaskan kepada warga tentang pengelolaan sampah ramah lingkungan tanpa
proses pembakaran.
Dengan slogan, “Indonesia Bebas Sampah 2020” gerakan ini bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran mengenai kebersihan lingkungan. Anakay berkata, “Kami
ingin anak muda yang ikut dalam kegiatan ini menjadi agen-agen perubahan,
dimulai dari semangat komunitas lalu akan mengalir ke lingkungan keluarga dan
rumah mereka masing-masing.”
Membentuk Kepribadian Melalui Kecintaan Pada
Alam
Dari kumpulan komunitas dengan beragam latar minat dan kelembagaan itu, hadir
pula kelompok dari kesatuan kepramukaan
Saka Wana Bhakti Kupang. Tiga anggota mereka, Victor Sonlay, Ana Utang, dan
Sefryanti Mira Mangngi yang bersekolah di SMKN 1 Kota Kupang menuturkan perasaan
mereka dalam mengikuti kegiatan ini. “Saya senang bisa mengikuti kegiatan ini,
karena bisa belajar lebih banyak tentang penjagaan lingkungan,” tutur Victor dan Sefry. “Kami dulu pernah mengikuti
kegiatan pembersihan sampah di tempat lain, seperti di bukit cinta, di kawasan
Penfui beberapa saat yang lalu, dan hal itu sangat berkesan bagi saya,” tambah
Ana.
Kelompok lain yang juga hadir ialah kelompok Saka Wana Bhakti. Kelompok ini
datang dengan anggota mereka yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA, hingga
perguruan tinggi. Mereka semua di bawah kordinasi Yap Makunimau, Pembina dan
Pamong Saka Wana Bhakti Kupang. Pegiat
kepanduan yang telah aktif sejak tahun 1980an ini menuturkan bahwa sangat
penting untuk menanamkan rasa cinta kepada lingkungan dari usia dini.
“Kami selalu menekankan pentingnya
aksi nyata dalam menjalankan kegiatan pelestarian lingkungan. Contohnya, pada
tanggal 16 sampai 20 Desember 2016, kami melakukan gerakan tanam 1500 anakan
pohon di Oebelo. Kami mengharapkan anak-anak yang menjadi anggota kami dapat menjadi
pribadi yang mencintai alam sejak dini,” jelas Yap.
Kegiatan ini berakhir pukul 18.00 WITA, ketika hari sudah menjelang gelap.
Setelah puluhan kantong sampah yang telah dikumpulkan diangkut oleh truk pengangkut sampah, aksi ini
kemudian ditutup dengan kegiatan pembagian makanan ringan berupa pangan lokal
serta kegiatan foto bersama. (Armando)
0 Comments