Kota
Kupang, Cakrawala NTT
Kepala LPMP NTT, Minhajul Ngabidin, S.Pd., M.Si. |
“Keluarga adalah
institusi yang sangat berperan dalam rangka melakukan sosialisasi, bahkan
internalisasi nilai-nilai pendidikan. Meskipun jumlah institusi pendidikan
formal dari tingkat dasar sampai ke jenjang yang paling tinggi semakin hari
semakin banyak, namun peran keluarga dalam transformasi nilai edukatif ini
tetap tidak tergantikan,” demikian ditegaskan Kepala Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPMP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Minhajul Ngabidin, S.Pd.,
M.Si., dalam Seminar Pendidikan bertema “Nyalakan Pelita Terangkan Cita-Cita”
di aula LPMP NTT, Rabu (4/5/2016).
Menurutnya,
keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama dimana dia mendapatkan
pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis
dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya atau usia
pra-sekolah. Pada masa tersebut, kata Ngabidin, apa yang ditanamkan dalam diri
anak akan sangat membekas sehingga tak mudah hilang atau berubah sesudahnya.
Peran keluarga,
lanjutnya, dalam hal ini begitu berarti. Bahkan bisa dikatakan bahwa tanpa
keluarga, nilai-nilai pengetahuan yang didapatkan di bangku pedidikan formal
tidak aka nada artinya sama sekali. Sekilas memang tampak peran keluarga tidak
begitu ada artinya, namun jika direnungkan lebih dalam, siapa saja akan bisa
merasakan betapa berat peran yang disandang keluarga.
“Peran keluarga
dalam rangka mengemban misi pendidikan tidak bisa diabaikan. Di dalam keluarga
tercermin jalinan kasih dan cinta dalam ikatan emosional, darah dan kekerabatan
sangat mendominasi. Keluarga merupakan institusi pendidikan pertama dan utama,
kemudian baru dilengkapi dengan nilai-nilai pengetahuan yang didapatkan dari
bangku sekolah,” tutur mantan guru SMAN 5 Kupang ini.
Hal senada
diungkapkan Ketua Forum PAUD Provinsi NTT, Drs. Benediktus Labre, M.Psi.
Menurutnya, interaksi antara orangtua dan anak yang dilandasi cinta merupakan
kunci keberhasilan masa depan generasi emas Indonesia. Dijelaskannya, perilaku
manusia dipengaruhi oleh struktur otak.
“Hal ini sangat
bergantung pada kualitas pengasuhan orangtua terhadap anak sejak usia dini
bahkan sejak dalam kandungan. Orangtua adalah arsitek otak anak. Interaksi
penuh cinta dalam keluarga memungkinkan jaringan koneksi tumbuh subur, sehingga
pertumbuhan otak bagus,” jelas Labre. (Robert
Fahik)
0 Comments