Cerpen
Maria
Imaculata Mali
Siswi Kelas XI IPA, SMAN 1
Tasifeto Barat, Atambua
Aku mulai mengenal facebook
ketika aku duduk di bangku SMA. Setelah kupelajari ternyata facebook itu
sesuatu yang menyenangkan. Dan akupun mulai mendaftar. Selanjutnya, aku sering
online; mengupload foto, update status, dan hal lain yang aku
inginkan.
Suatu ketika, saat sedang online,
seperti biasa, selain mengupdate status aku juga sering membaca status
teman-teman facebookku. Tiba-tiba ada sebuah status yang menarik perhatianku.
Yah, itu adalah status Dira, teman facebookku.
“Dasar
cewek murahan!!! Kerjaan hanya merampas cowok orang!!! Jadi cewek tuh jangan
kegatelan dongkkk!!! Malu-maluin, tau gak???”
Setelah membaca status itu,
banyak pertanyaan muncul di benakku dan membuatku bingung. “Untuk apa sih mengupdate status seperti ini? Untuk mendapat
komentar yang tidak penting? Atau like
dari orang-orang yang tidak jelas? Atau mungkin hanya mau cari tenar? Toh,
semuanya tidak penting, malah menimbulkan masalah. Aghhh, daripada aku semakin
bingung, sebaiknya aku tanya langsung ke Dira. Maka akupun mulai mengomentari
status Dira.
“Dir,
kalau boleh tau, kamu punya masalah apa yah??”
“Gini
loh, Jhi, itu si Marni, dia ngerampas cowok aku. Yah aku nggak terima donk.
Liat aja besok, akan aku beri dia pelajaran,”balas Dira.
Melihat ada namanya disebut,
Marnipun langsung mengomentari.
“Hee
Dira, kamu pikir kamu tuh siapa, huaahh? Ngancem-ngancem aku. Asal kamu tau
yaa, aku gak pernah takut sama ancaman kamu!!! Dia itu masa lalu aku yang udah
aku buang, terus kamu pungut, lagian kalau dia dekat sama aku, emangnya masalah
ya buat kamu???”
Membaca komentar Marni, Verlita,
sahabat Dira ikut berkomentar.
“Dasar
cewek munafik. Udah ngerampas cowok orang malah ngelak. Pintar banget kamu…!”
“Verlita,
kayaknya aku gak punya urusan sama kamu!!! Kamu gak perlu ikut campur! Ini
masalah aku sama Dira,”
timpal Marni.
“Hehh,
Marni!! Dira itu sahabat aku! Kenapa? Kamu gak suka? Hmmm, atau kamu takut?
Hahaha aku kasihan deh sama kamu!”
balas Verlita.
Melihat situasi semakin panas,
akupun ikut mengeomentari lagi,
“Dira,
Marni, Verlita, kalian tuh apaan si? Bertengkar jangan di dumay dongk! Kalian
gak malu ya? Dilihat sama semua orang? Malu-maluin tahu… Harga diri kalian mau ditaruh
di mana? Kalian itu kayak udah gak laku aja. Bicarain baik-baik kenapa siiih???”
Membaca komentarku, mereka
bertiga secara kebetulan membalas komentarku dengan kata-kata yang sama;
“Jhi,
ini bukan urusan kamu!! Kalau mau ceramah jangan di sini, ke gereja sana…!!!
“Emang
ia sih, ini bukan urusan aku, terserah kalian! Aku hanya ingin kalian sadar dan
lebih bersikap dewasa. Jangan seperti anak labil dong! Kalian tuh cantik,
banyak cowok suka sama kalian. Coba deh kalian ngaca, kalian tuh udah sempurna banget.
Gak pantas kalian memperebutkan seorang cowok, apalagi kalau cowok itu hanya
ingin mempermainkan kalian. Tolong pikirkan itu.” Aku membalas mereka.
“Hmmm,
setelah dipikir-pikir kamu benar juga ya Jhi, makasih yah kamu udah nyadarin
aku! Dan buat kamu Marni, aku minta maaf ya, udah pake emosi dan cemburuku yang
gak jelas,”
komentar Dira.
“Iya,
maafin aku juga ya Dir, aku bakal ngejauhin dia. Jhi makasih banyak ya, dan
maaf tadi udah marah-marah sama kamu,”
timpal Marni.
“Jhi,
Marni, maafin aku juga ya,”
tambah Verlita.
“Nah,
gitu donk… Ini baru teman-teman aku, hehehe J”
Aku pikir aku gak berhasil
nyadarin mereka, tapi ternyata nasehat aku tadi bisa mereka tanggapi dengan
baik. (*)
Sumber: Majalah Cakrawala NTT edisi 45
0 Comments