Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Jeriko Adakan Forum Tatap Muka dengan Para Guru Honorer

Kota Kupang, Cakrawala NTT - Demi memaksimalkan pelayanan terhadap guru honorer di Sekolah GMIT,  Walikota  Kupang, Dr. Jefirstson Riwu Kore, MM., MH. mengadakan tatap muka  dalam bentuk Forum Honorer SD GMIT se-Kota Kupang yang diselenggarakan di SD GMIT Kuanino 2, Jln. John Amalo 1, No.54,Kel. Nunleu, Kec. Kota Raja Kota Kupang, Kamis(05/10/2017). Kegiatan ini bertujuan guna melihat serta mendengar secara langsung aspirasi, keluhan serta harapan dari para guru honorer  yang selama ini nasibnya diombang-ambingkan.


Sekitar 135 orang guru honorer yang berasal dari 13 SD GMIT yang ada di Kota Kupang ini ikut serta dalam forum tatap muka tersebut. Pada kesempatan itu banyak keluhan dan pertanyaan yang disampaikan langsung kepada Walikota Kupang oleh para guru honorer yang mengabdikan diri di sekolah-sekolah  GMIT.
Walikota Kupang, Dr. Jefirston Riwu Kore, MM.,MH, dalam sambutannya mengatakan bahwa ia ingin mendengar langsung persoalan-persoalan yang dialami oleh guru honorer. Forum tatap muka ini sebenarnya diperuntukan bagi semua guru honorer di Kota Kupang yang mengabdi di sekolah negeri maupun swasta.
“Pada kesempatan ini saya ingin melihat serta mendengar langsung apa yang menjadi persoalan pada guru honor khususnya di Sekolah GMIT. Kami juga punya perhatian khusus pada semua guru honor yang ada di Kota Kupang ini baik yang honor di sekolah negeri maupun swasta namun hari ini saya punya hati untuk berbicara langsung dengan saudara-saudara yang mengabdi di sekolah GMIT. Saya punya harapan bahwa semua sekolah baik negeri maupun  swasta harus bangkit dan bersatu untuk membangun pendidikan di Kota Kupang ini. Pemerintah mempunyai tanggungjawab besar terhadap pendidikan anak-anak. Oleh karena itu pemerintah harus ikut menyaksikan, mencari,dan menggali apa permasalahannya, ko Sekolah  GMIT ‘tidur’ selama ini. Ada apa selama ini? Puluhan tahun ada di mana? Apa yang dibuat pemerintah? Apa yang dikerjakan oleh pemerintah? Apa tanggungjawab pemerintah untuk membangun pendidikan ini?” jelas Jeriko, sapaan akrab  Walikota Kupang.


“Saya bukan malaikat, saya bukan tahu semuanya dan kita bukan segala-galanya tapi saya ingin tahu harapan dan keluhan dari saudara-saudara yang selama ini diombang-ambingkan, supaya para guru bisa bangkit kembali dari keterpurukan yang ada selama ini, ini harapan besar makanya saya berharap setelah pertemuan ini jangan cukup di sini saja, kita bertemu lagi kedepannya sehingga apa yang menjadi harapan dan keluhan agar kita bisa bersama-sama mencari solusinya,” kata Jeriko.
Jeriko juga memohon maaf kepada para guru honorer yang selama ini sudah berjuang dengan berbagai kekurangan yang ada namun masih kurang perhatian dari pemerintah terkait dengan kesejahteraan mereka.
“Bapak Ibu guru saya mohon maaf, karena saya  juga baru dilantik bulan Agustus yang lalu dan saya sudah berjalan banyak ke sekolah-sekolah, saya sudah ingin sekali bergerak cepat untuk mengangkat pendidikan kita. Saya berpikir kalau pendidikan ini tidak kita perhatikan sekarang maka itu kita berdosa, Jika kita tidak punya tanggungjawab terhadap anak-anak kita, mereka kalah bersaing dengan daerah lain. SDM dan infrastruktur, ini persoalan yang harus kita perhatikan,” ungkap Jeriko.


Bagi Jeriko, yang pertama harus diperhatikan adalah SDM. Kesejahteraan guru juga harus selalu diperhatikan.
“Pada pertemuan kali ini kita berbicara mengenai persoalan guru honor. Bagaimana mereka mau kerja sungguh-sungguh sedangkan kesejahteraan guru tidak di perhatikan, lalu apa yang mau kita harapkan dari mereka? Apakah kita harus paksa mereka? Mohon maaf tapi orang Kupang bilang lu sonde bayar beta na lu mau paksa beta bagaimana?” terang Jeriko.
Jeriko menegaskan bahwa pemerintah Kota Kupang ingin mengangkat SDM  dan kesejahteraan semua guru di kota ini.
“Kadang kita hanya bicara honor, honor, dan honor tetapi kita tidak pernah pikir juga bagaimana kualitas pendidikan kita, perlu kita melatih para guru agar dalam menjalankan tugas KBMnya sesuai dengan apa yang kita harapkan agar anak-anak menjadi pintar, berkarakter dan mampu bersaing,” tegas Jeriko.
Terkait dengan persoalan pendidikan di NTT, khususnya Kota Kupang dirinya dengan sungguh-sungguh ingin membantu dalam hal pembiayaan serta peningkatan kualitas terhadap para tenaga pendidik yang ada di Kota Kupang.
Ia berharap dengan forum tatap muka  ini para guru bersemangat kembali untuk mendidik anak-anak. Ia berjanji akan selalu memperhatikan kesejahteraan guru, peningkatan kualitas dan infrastruktur, serta kurikulum.
“Ingat saya punya niat baik dan ingin membantu dengan sungguh-sungguh,” tegas Jeriko mengakhiri sambutannya.
Sekretaris Panitia, Diana Bire Tadjo, S.Pd., M.Pd. dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih atas kunjungan Walikota Kupang yang hadir untuk mendengar langsung apa yang dikeluhkan para guru honorer tingkat SD Kota Kupang, khususnya yang berasal dari SD GMIT. Ia menambahkan bahwa kerinduan yang selama ini mereka pendamkan yakni bertemu langsung dengan Walikota Kupang pada akhirnya menjadi nyata. Diana berharap agar forum ini membawa angin segar bagi pendidikan Kota Kupang.
“Ini merupakan kali pertama bagi kami untuk dapat bertatapan muka langsung dengan Bapak Walikota, semoga dengan bertatapan muka secara langsung dengan kami dalam forum ini bisa memberikan angin segar demi perubahan pendidikan di Kota Kupang, Kota Kasih,” kata Diana.
Sally Bulan, S.Th., dari Sinode GMIT, dalam sambutannya mengakui bahwa yang menjadi persoalan di sekolah-sekolah GMIT selama ini adalah kesejahteraan para guru. Hal ini menjadi tugas dan tanggungjawab  besar dari yayasan dan juga Gereja agar dapat meningkatkan eksistensi pendidikan di GMIT. Baginya, sekolah-sekolah GMIT merupakan warisan yang mesti dijaga. Di usia yang ke-70 ini persoalan terbesar yang  terjadi adalah bagaimana sekolah-sekolah GMIT ini  mau  ditutup atau dinegerikan. Karena itu maka ini menjadi komitmen dari GMIT untuk menyadari tugas dan tanggungjawabnya. Menurutnya, hal yang menjadi fokus yaitu membangun kesadaran dari Gereja bahwa pendidikan ini merupakan bagian integral dari pelayanan. (Lenzho-RZ)





Post a Comment

0 Comments