![]() |
| Pose bersama. |
Sabu Raijua, CAKRAWALANTT.COM - Dalam mendukung penguatan budaya literasi serta pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk media pemberitaan Injil atau
kesaksian (marturia) bagi dunia,
Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) melalui Sekbid Pengembangan
Literasi dan Sekbid Kominfo menggelar kegiatan “Workshop Peningkatan Kapasitas
Literasi dan Jurnalistik Teritori Sabu Raijua” selama dua hari, yakni
Jumat-Sabtu (11-12/7/2025), di GMIT Jemaat Ebenhaezer Menia.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua
Klasis Sabu Timur, Pendeta (Pdt) John Mozes Hendrik Wadu Neru, Jumat
(11/7/2025). Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Gusty Rikarno,
S.Fil. selaku Direktur Yayasan Rumah Literasi Cakrawala dan Mario Djegho,
S.I.Kom. selaku Pimpinan Redaksi Media Pendidikan Cakrawala NTT. Selain itu,
kegiatan ini juga didukung dan dihadiri oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Provinsi NTT, Winston Neil Rondo.
Dalam Suara Gembalanya, Pdt. John mengatakan bahwa
kegiatan workshop tersebut merupakan cara untuk mengasah literasi dan kemampuan
bernarasi, sehingga Gereja tidak hanya hadir dalam seremoni dan liturgi, tetapi
juga kisah-kisah iman yang dinarasikan secara bermakna.
“Dua hal ini, yakni literasi dan narasi, yang masih
kurang dalam keseharian kita. Makanya, kegiatan ini bisa menjadi wadah untuk
mengasah kembali dua kemampuan tersebut,” ujarnya.
Menurut Pdt. John, untuk menggerakkan perubahan,
setiap orang harus mampu memberikan edukasi dan gagasan yang berkualitas kepada
publik. Hal ini, sambungnya, bisa dilakukan melalui karya-karya tulis yang
dapat dikonsumsi oleh banyak orang. Oleh sebab itu, ia mengajak semua peserta
yang hadir untuk terlibat aktif dalam mewujudkan harapan tersebut sehingga
Gereja dapat memberikan dampak yang positif bagi umat.
Senada dengan itu, Pdt. Calvin Benu, dalam laporan
kepanitiaannya, menjelaskan bahwa GMIT menaruh perhatian yang besar terhadap
budaya literasi dan penguatan informasi. Hal ini, ungkapnya, berpengaruh pada
peningkatan kualitas pelayanan.
Ia berharap, melalui kegiatan workshop tersebut, para
pendeta dan penatua dapat menulis setiap isi pemberitaan firman dan juga
pengalaman pelayanannya menjadi sebuah tulisan yang menarik. Sedangkan, para presbiter dan anggota jemaat (pemuda dan
vikaris) diharapkan dapat mendukung kegiatan jurnalistik di GMIT.
“Kegiatan ini diharapkan dapat membawa perubahan yang
besar, terutama dalam penguatan budaya literasi dan penguatan informasi di
GMIT,” tukasnya.
Menjadi Bagian dari Literasi Pewartaan
Kegiatan workshop ini diawali dengan pemberian pre-test serta pemaparan materi awal
oleh para narasumber berupa pentingnya menulis hingga tips menulis dengan
menggunakan teknik STAR yang terdiri dari aspek situasi, tantangan,
aksi/solusi, dan refleksi. Setelah itu, para peserta dituntun untuk mencari
tema dan menyusun kerangka penulisan.
Dalam penjelasannya, Gusty menuturkan, seluruh proses
yang diikuti tersebut merupakan bagian dari upaya perwujudan literasi
pewartaan. Literasi pewartaan, ungkapnya, sangat penting di kalangan jemaat
guna mendukung penyampaian firman dan pengalaman iman melalui tulisan-tulisan
yang inspiratif.
“Semua proses ini adalah bagian dari literasi
pewartaan yang sangat penting bagi jemaat,” ujarnya.
Sementara itu, Alyan Sioh selaku salah satu peserta mengapresiasi
kegiatan tersebut sebagai wadah belajar yang sangat bermanfaat sehingga perlu
adanya tindak lanjut.
“Kegiatan ini sangat baik dan bermanfaat. Kami belajar
banyak hal baru tentang menulis. Ini bisa menjadi pijakan kami untuk
menghasilkan karya tulis yang baik pula ke depannya,” ungkap Vikaris Betania
Lobodei Klasis Sabu Timur ini.
Untuk diketahui, kegiatan tersebut turut didukung oleh
Yayasan Rumah Literasi Cakrawala dan diikuti oleh lima puluh peserta yang
terdiri dari pendeta, penatua, vikaris, dan anggota pemuda. Selain diberikan
materi berupa teori menulis, para peserta melaksanakan praktik menulis dengan
pendampingan narasumber. Nantinya, seluruh proses pendampingan akan terus
berlanjut secara daring hingga setiap peserta mampu menghasilkan dan
menerbitkan karya tulisnya. (MDj/red)










0 Comments