Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira), menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Mitigasi Bencana dan Keberlanjutan Masyarakat”, pada Selasa (10/12/2024).
Kegiatan yang berlangsung di Auditorium St. Paulus, Gedung Rektorat Unwira ini merupakan kolaborasi antara Program Studi Administrasi Publik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Stasiun Geofisika Kelas 1 Kupang.
Hadir sebagai pemateri, Ir. Cornelis, M.Si. (Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT), Margiono, S.Si. (Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Kupang), dan Drs. Marianus Kleden, M.Si. (Dosen Prodi Administrasi Publik Unwira), serta dipandu oleh Dr. Indriyati, S.IP., M.Si. (Dosen Prodi Administrasi Publik Unwira).
Wakil Dekan FISIP II, Drs. Urbanus Ola, M.Si., mewakili Rektor Unwira, resmi membuka kuliah umum ini. Dalam sambutannya, Drs. Urbanus menyoroti bencana sebagai sesuatu yang wajib menjadi tanggung jawab pemerintah.
“Pemerintah daerah wajib mengambil posisi terdepan untuk menanggulangi bencana-bencana ini,” katanya.
Keterbatasan sumber daya pemerintah, lanjutnya, tidak boleh menjadi alasan untuk tidak terlibat dalam penanggulangan bencana.
“Pemerintah, melalui institusi seperti Badan Penanggulangan Bencana memiliki tugas utama untuk menggerakkan masyarakat dalam menanggulangi bencana,” tambahnya.
Drs. Urbanus mengapresiasi kehadiran BPBD dan Stasiun Geofisika Kupang, sembari berharap kuliah umum ini dapat memperkaya wawasan para peserta untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ikut menanggulangi bencana.
Sementara itu, Margiono, S.Si., dalam paparannya mengatakan bahwa mitigasi bencana untuk keberlanjutan masyarakat dilakukan melalui edukasi dan drill ke masyarakat tentang pengetahuan risiko bencana, melakukan perencanaan pembangunan infrastruktur yang tahan bencana, serta kolaborasi antara berbagai pihak untuk sistem peringatan dini.
“Dengan melakukan mitigasi bencana, kita dapat mengurangi kerusakan dan korban jiwa,” katanya.
Delfina Setrio, mahasiswa semester 3, mengaku senang mendapatkan ilmu yang bermanfaat tentang mitigasi bencana.
“Saya merasa senang karena mendapatkan ilmu yang bermanfaat tentang bagaimana BPBD dan BMKG serta masyarakat bekerja sama dalam menangani masalah bencana alam, khususnya yang baru-baru terjadi di Flores Timur, Erupsi Gunung Lewotobi,” terangnya.
Selain itu, Delfina juga mengatakan dapat memahami bagaimana budaya, adat-istiadat, dan agama dapat mempengaruhi keterkaitan hubungan antara alam dan manusia.
“Manusia harus selalu menjaga tutur kata serta perilaku terhadap alam agar alam selalu berdamai dengan keadaan lingkungan sekitar, supaya tetap tenang dan aman,” pungkasnya. (MDj/red)
0 Comments