Kepala SDK St. Arnoldus Penfui-Kupang, Yohanes Tamo Ama. |
Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Dalam meningkatkan kompetensi guru, Sekolah Dasar
Katolik (SDK) St. Arnoldus Penfui, Kota Kupang, menyelenggarakan kegiatan “Diseminasi
Model Pembelajaran Inovatif Berdiferensiasi” selama 2 hari, yakni Rabu-Kamis
(21-22/2/2024). Kegiatan yang melibatkan seluruh guru tersebut merupakan
program sekolah yang bermanfaat untuk mendukung terciptanya pembelajaran yang
inovatif.
Kepala SDK St. Arnoldus Penfui, Yohanes Tamo Ama,
menjelaskan bahwa penyelenggaraan kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengenal dan menerapkan
model-model pembelajaran inovatif berdiferensiasi kepada peserta didik.
“Kegiatan ini merupakan program sekolah untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran dengan menerapkan beberapa
model pembelajaran yang inovatif sebagai panduan untuk membantu para peserta
didik dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakan,” ungkapnya.
Suasana kegiatan. |
Ia menambahkan, terdapat enam model pembelajaran yang
mesti dipahami oleh para guru. Dalam penerapannya, sambung Yohanes, keenam model
tersebut harus disesuaikan dengan materi dan kelompok peserta didik yang
diajarkan.
“Para guru mesti menguasai enam model pembelajaran
yang meliputi: model make a match, jigsaw, number head together, PBL,
word square, dan refleksi. Setiap model pembelajaran yang diterapkan disesuaikan
dengan materi dan kelompok peserta didik yang diajarkan, sehingga penerapannya
berjalan efektif dan efisien,” tambahnya.
Ia juga berharap, melalui kegiatan tersebut, para guru
dapat semakin kreatif dengan menerapkan keenam model pembelajaran tersebut,
sehingga bisa menjadi panduan bagi peserta didik dalam memahami tujuan atau
indikator yang diharapkan pada setiap pembelajaran.
“Saya berharap, kegiatan ini mampu membantu dan
meningkatkan kreativitas para guru dalam pembelajaran dengan berpedoman pada
keenam model pembelajaran tersebut, sehingga imbasnya adalah masing-masing peserta
didik semakin mudah memahami tujuan atau indikator yang mesti mereka capai pada
setiap pembelajaran,” pungkasnya.
Pantauan media, pada hari pertama kegiatan tersebut,
para guru dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil untuk berdiskusi dan membuat
modul ajar serta mempresentasikannya. Sementara, pada hari kedua, para guru
bekerja secara perorangan dengan membuat modul ajar dan mempresentasikannya. (Salvus/MDj/red)
0 Comments