Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN ICE BREAKING YANG MENYENANGKAN

 


Oleh : Kornelia Paskah Perdana Tuga Siga, S.Pd.

(Guru SMP Negeri Sadi)



CAKRAWALANTT.COM - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, semangat adalah kemauan atau gairah untuk berjuang, bekerja, dan sebagainya. Ketika memiliki semangat, pekerjaan dapat dilakukan tanpa ada rasa tertekan. Seseorang bisa bersemangat ketika merasa bahagia di tempat dimana ia berada. Hal demikian juga yang akan terjadi ketika seorang peserta didik merasa bahagia saat berada di kelas. Perasaan bahagia itu membuatnya bersemangat dalam belajar. Kegiatan pembelajaran lantas tidak lagi dianggap sebagai suatu beban, melainkan menjadi hal yang menyenangkan. 

 

Sayangnya, hal seperti ini tidak ditemui dalam diri beberapa peserta didik ketika menerima pelajaran Bahasa Inggris di kelas. Keberhasilan pengajaran Bahasa Inggris belum terasa akibat kurangnya semangat dari beberapa peserta didik. Sikap tidak bersemangat ini berpengaruh terhadap kurangnya kehadiran mereka di dalam kelas. Ketidakhadiran menyebabkan terlewatkannya meteri-materi yang harus diperoleh dan mengakibatkan peserta didik tidak bisa mengerjakan soal-soal latihan dengan baik.

 

Tentu saja guru bertanggung jawab atas apa yang terjadi di dalam kelas. Di dalam kelas, guru tidak hanya memberi pengajaran tetapi juga memberikan bimbingan dan motivasi. Seorang guru Bahasa Inggris tidak hanya bertanggung jawab menjadikan peserta didik lancar berbicara. Sebelum sampai pada tahap itu, guru Bahasa Inggris wajib membuat pelajaran bahasa asing ini menjadi terasa seru dan menyenangkan.

 

Coba pikirkan, apakah peserta didik mampu mengetahui banyaknya perbendaharaan kata dalam Bahasa Inggris jika pengajaran terasa membosankan? Sebagai guru Bahasa Inggris, penulis dengan tegas menjawas ‘Tidak!’. Masalah kurangnya gairah atau semangat dari pesera didik bukan hal baru dalam dunia pendidikan. Semua guru pasti mengalami hal tersebut.

 

Ketika peserta didik tidak bersemangat, mereka memutuskan untuk tidak datang ke sekolah. Karena kurangnya kehadiran, banyak materi atau ilmu yang tidak diperoleh. Walaupun terdapat beberapa peserta didik yang rajin datang ke sekolah, mereka malah menjadikan sekolah sebagai tempat bermain atau hanya untuk mendapatkan jajanan. Akibat dari perilaku buruk ini, maka peserta didik tidak hanya akan mengalami kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah, namun juga bisa merasa kesal dan stres saat berada di sekolah.

 

Sadirman (2007 : 77) menyatakan beberapa permasalahan yang mempengaruhi kurangnya semangat belajar peserta didik, diantaranya  bullying, metode pengajaran yang buruk, materi yang sulit, takut gagal, lingkungan yang tidak mendukung, dan ruang kelas yang tidak bersahabat. Setelah diamati di kelas, peserta didik menjadi kurang bersemangat karena teknik pengajaran dari guru yang terasa membosankan. Metode pengajaran yang kurang menyenangkan ini membuat materi terasa sulit untuk dicerna. Aktivitas di kelas yang monoton dan membosankan tidak dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung keberhasilan kegiatan belajar-mengajar Bahasa Inggris.

 

Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Namun, guru juga dianggap sebagai orang tua kedua. Orang tua bertanggung jawab dan berperan penting untuk menjadikan anaknya bersemangat menjalani kesehariannya. Sebagai guru, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjadikan ruang kelas menarik bagi peserta didik agar merasa betah.

 

Dalam menjadikan ruang kelas menarik, guru tidak hanya wajib menjadikan ruangan menjadi bersih dan nyaman, namun juga mengubah teknik dalam mengajar. Dalam pelajaran Bahasa Inggris, guru yang hanya menggunakan metode ceramah akan menjadikan kelasnya terasa sangat membosankan. Guru pun dinilai tidak kreatif sehingga materi tidak sepenuhnya diterima oleh peserta didik.

 

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis coba menawarkan agar dalam memberikan pelajaran, guru bisa melakukan teknik ice breaking. Teknik ini merupakan permainan atau kegiatan yang sederhana dan ringan. Namun dalam arti yang sesungguhnya, ice breaking adalah kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tertentu untuk mencairkan suasana yang kaku atau kurang nyaman.

 

Ketika ice breaking telah dilakukan, setiap orang di dalam perkumpulan tersebut akan merasa rileks dan lebih nyaman. Dalam melaksanakannya, harus memilih metode yang paling cocok untuk diaplikasikan ke dalam perkumpulan. Mulai dari metode ceramah untuk kegiatan yang khusus membahas tentang motivasi, kemudian metode studi kasus yang meminta peserta untuk memecahkan masalah, dan metode permainan. (https://entrepreneurcamp.id/apa-itu-ice-breaking/)

 

Ice breaking berfungsi untuk mengubah kebekuan, kekakuan, rasa bosan dan kantuk dalam pembelajaran. Untuk pelajaran Bahasa Inggris, guru bisa menggunakan teknik ice breaking dengan metode permainan tebak kata yang tidak hanya bisa meredakan rasa bosan namun juga menambah kemampuan kosa kata berbahasa Inggris untuk peserta didik. Permainan tebak kata bisa melatih para peserta didik untuk berpikir.

 

Permainan ini bisa dimulai dengan membagi anak-anak ke dalam kelompok dan bisa juga dilakukan secara individu. Metode permainan tebak kata Bahasa Inggris secara individu, atau bisa disebut connected word, dilakukan secara perorangan. Permaianan ini dimulai dari guru yang menulis satu kata dan dari kata tersebut, peserta didik melanjutkan kata lain dari huruf terakhir. Sebagai contoh,  English→House→Empty→You, dan seterusnya. Permainan seperti ini dilakukan oleh semua peserta didik di dalam ruangan kelas.

 

Mereka akan berlomba mencari kata, entah menggunakan kamus atau sekedar mengandalkan ingatan. Jika kosa kata Bahasa Inggris yang ditulis itu salah, peserta didik wajib memperbaiki hingga benar agar tebak kata bisa dilanjutkan oleh peserta didik selanjutnya. Tak lupa, mereka diminta untuk menyebutkan arti kosa kata Bahasa Inggris yang sudah ditulis tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.

 

Permaianan tebak kata secara berkelompok bisa dilakukan setelah peserta didik dibagi menjadi dua kelompok atau lebih. Guru menyiapkan kartu atau gambar yang kata atau namanya dalam Bahasa Inggris akan ditebak oleh setiap kelompok. Permaianan seperti ini bisa disebut guessing picture. Grup yang berhasil menjawab banyak kata akan memperoleh skor tertinggi. Dalam permaianan tebak kata secara berkelompok, guru sekaligus melatih kekompakan dari para peserta satu sama lain. Dengan demikian, bukan hanya hubungan guru dan peserta didik saja yang menjadi lebih dekat, namun juga sesama peserta didik yang menjadi lebih akrab.

 

Metode permainan menunjukkan kekreatifan guru sekaligus peserta didik. Mereka tidak lagi sekedar duduk dan mendengarkan materi namun juga berpikir untuk menyelesaikan suatu permainan yang berfungsi memperdalam ilmu. Guru bisa memberikan apresiasi. Apresiasi atau bentuk penghargaan adalah cara untuk menjadikan peserta didik merasa dihargai atau dianggap ada. Untuk peserta didik yang berhasil, bisa diberikan pujian atau hadiah sederhana. Untuk peserta didik yang belum berhasil, diberikan motivasi agar bersemangat menantikan permainan berikutnya.

 

Dengan adanya permainan tebak kata dan adanya apresiasi dari guru, peserta didik dan guru menjalani hubungan timbal balik yang harmonis. Peserta didik juga tidak hanya terpaku pada buku, namun bisa melihat dan belajar tentang hal-hal yang ada di sekitarnya. Mereka tidak lagi hanya membaca buku, namun melihat barang-barang sekeliling dan dicarikan terjemahannya dalam Bahasa Inggris. Pelajaran Bahasa Inggris yang sebelumnya dirasa membosankan kini menjadi menarik dan dinanti-nantikan. Guru yang sebelumnya tidak terlalu diharapkan kehadirannya kini menjadi seseorang yang dirindukan oleh peserta didik.

 

Dalam proses mengajar, metode ceramah memang baik dilakukan agar materi seutuhnya bisa tersampaikan. Namun dengan hanya berbicara, aktivitas belajar akan terasa sangat membosankan bagi peserta didik, terutama pada pelajaran bahasa asing, dalam hal ini Bahasa Inggris. Guru juga dinilai tidak kreatif dan menjadi kurang akrab dengan para peserta didik. Namun pengajaran yang diselingi teknik ice breaking, berupa permaianan tebak kata, akan mengubah suasana kaku menjadi menyenangkan. Teknik ice breaking meningkatan semangat peserta didik untuk tidak merasa terpaksa mengikuti pelajaran di dalam kelas.

 

Ice breaking dalam hal metode permainan menjadikan situasi kelas terasa tidak memberatkan peserta didik. Proses belajar seperti ini berhasil menerapkan strategi pendekatan AJEL (Active, Joyfull & Effective). Guru berhasil melakukan active learning, dimana peserta didik bisa mengemukakan pendapat mengenai materi yang tertuang dalam bentuk permaianan. Joyfull learning yang memiliki makna pelajaran menyenangkan juga berlangsung saat peserta didik berlomba memecahkan games yang diberikan guru. Dengan keterlibatan peserta didik yang mau belajar dan berkembang, pendekatan effective learning pun telah dilaksanakan.

 

Guru perlu menyadari bahwa peserta didik bukanlah objek melainkan subjek. Sebagai subyek belajar, peserta didik harus berperan aktif dalam pembelajaran, karena mereka adalah manusia yang dinamis, memiliki daya cipta, dan dapat berkembang. Guru hendaknya tidak pelit memberikan pujian kepada peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan atau memahami apa yang disampaikan guru. Pujian menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik.

 

Demikian pula, para peserta didik perlu tetap bersemangat dan menyadari bahwa kewajibannya sebagai pelajar adalah belajar dengan baik dan maksimal. Sebab, orang sukses adalah orang yang pernah merasakan malas, bingung, jenuh dan gagal. Namun mereka memilih tetap maju dan terus bergerak. (red)


Post a Comment

0 Comments