Para peserta didik saat melakukan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos. |
Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 8 Kota Kupang
berkomitmen menjaga kebersihan lingkungan guna mewujudkan sekolah yang sehat
dan bersih. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan sampah
organik yang terkumpul untuk diolah menjadi pupuk kompos. Pengolahan pupuk
kompos atau pupuk organik tersebut masuk ke dalam Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5) di sekolah tersebut.
Kepada media ini, Selasa (16/1/2024), Koordinator P5
SMPN 8 Kota Kupang, Fransiskus Xaverius Heru Sandi, menuturkan, pelaksanaan P5
dengan mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos tersebut bertujuan untuk
menumbuhkan kepedulian para peserta didik terhadap lingkungan sekitar. Selain itu,
tambahnya, mereka juga dapat mempelajari proses pengolahan sampah organik
secara baik dan mengembangkan kemampuan kewirausahaan.
Koordinator P5 (kiri) dan Kepala SMPN 8 Kota Kupang (kanan). |
“Ini merupakan bagian dari kegiatan P5 dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan. Dengan tema
tersebut, kami mulai melakukan pengolahan sampah organik yang terdapat di
lingkungan sekolah, seperti dedaunan, menjadi pupuk kompos,” ujarnya.
Sandi menjelaskan, awalnya, para peserta didik
mengumpulkan sampah organik di lingkungan sekolah dan menyiapkan berbagai bahan
yang dibutuhkan. Dalam mendukung proses pengolahan yang berkualitas, sambungnya,
pihak sekolah mengundang salah satu dosen dari Politani Kupang untuk memberikan
materi dan tutorial terkait pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos.
“Kami bersama anak-anak awalnya mengumpulkan sampah
organik, seperti dedaunan dan kotoran hewan. Kami sudah berkomitmen untuk
mengurangi penggunaan plastik, sehingga dapat meminimalisir sampah anorganik di
lingkungan sekolah. Selain itu, kami menyiapkan bahan-bahan dan bekerja sama
dengan dosen dari Politani Kupang untuk memberikan materi dan tutorial
pengolahan sampah organik tersebut,” tukas Sandi.
Ia menambahkan, proses pengolahan tersebut berlangsung
selama sebulan lebih seminggu, sebab harus melewati masa fermentasi. Selama masa
fermentasi, sambung Sandi, para peserta didik bersama guru pendamping terus
mengumpulkan dedaunan sambil memerhatikan kondisi sampah organik yang
difermentasi hingga diperoleh hasil pupuk kompos yang diharapkan.
Belajar Berwirausaha
Lebih lanjut, terang Sandi, para peserta didik telah
menghasilkan 2 jenis produk selama pelaksanaan P5, yakni jamu dan pupuk kompos.
Bahan pembuatan kedua produk tersebut, ungkapnya, berasal dari lingkungan
sekolah.
“Selama pelaksanaan P5, kami sudah menghasilkan dua
macam produk, yakni jamu dan pupuk kompos. Bahan pembuatan keduanya berasal
dari dalam lingkungan sekolah,” ujarnya.
Sandi mengatakan, di tahap berikutnya, para peserta
didik akan didorong untuk mempelajari materi kewirausahaan. Mereka, sambungnya,
akan berlatih berwirausaha dengan menjual produk-produk yang telah dihasilkan
melalui kegiatan P5.
Kepala SMPN 8 Kota Kupang didampingi Tim Pendamping P5 menyerahkan produk pupuk kompos kepada Tim Cakrawala NTT. |
“Kita akan dorong para peserta didik untuk belajar
berwirausaha. Kita akan mendampingi mereka untuk menawarkan produk-produk yang
telah dihasilkan. Mereka bisa menawarkannya di kegiatan Car Free Day atau pameran,” tambah Sandi.
Ia berharap, dengan terwujudnya P5 berupa proses
pengolahan sampah organik tersebut, lingkungan sekolah dapat terjaga dan
bersih. Dengan begitu, pungkasnya, segenap warga SMPN 8 Kota Kupang bisa terus
berkomitmen untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. (MDj/red)
0 Comments