Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Peer Ministry Unwira Perkuat Komitmen Pelayanan dan Siap Jadi Garda Terdepan Pendidikan Karakter

 

Dokumentasi kegiatan.


Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Anggota Peer Ministri (Rekan Pelayanan) Campus Ministry  Unwira membarui dan memperkuat komitmen sebagai pelayan kerohanian teman sebaya dan garda terdepan pembentukan karakter mahasiswa Unwira dalam kegiatan General Assembly (Musyawarah Umum) di Auditorium St. Paulus Kampus Penfui Kupang, Sabtu (2/9/2023).



Kegiatan yang dihadiri oleh 48 mahasiswa perwakilan setiap Program Studi (Prodi) ini mengusung tema Berorganisasi dengan Cinta dalam Pelayanan.



Koordinator Campus Ministry, Pater Rony Agustinus Hironimus Dae Soro, SVD., dalam sambutannya, mengatakan, setiap anggota Peer Ministry (PM) ialah garda terdepan dalam pembentukan karakter mahasiswa di tengah redupnya pendidikan karakter dewasa ini.



“Berorganisasi itu selalu dimulai dengan hal-hal sederhana seperti ini. Kerohanian tidak saja mengurus hal-hal liturgis tetapi bagaimana kita memperhatikan hal-hal yang kecil dengan cinta yang besar,” ungkapnya.



Pater Rony mendukung penuh kegiatan ini dan mengharapkan kehadiran Peer Ministry di setiap prodi membawa dampak positif bagi segenap Civitas Academica Unwira.



“Saya mendukung penuh kegiatan seperti ini. Anda sekalian anggota Peer Ministry harusnya  menjadi teladan kepada teman-teman di prodi-prodi," ujarnya.



General Assembly Peer Ministry merupakan kegiatan rutin tahunan yang dimaksudkan untuk memperbarui janji atau komitmen keanggotaan Peer Ministry, membicarakan hal-hal umum terkait Campus Ministry, menentukan struktur kepengurusan Peer Ministry (ketua, wakil, sekretaris, bendahara, seksi-seksi, dan anggota), dan konsolidasi internal antaranggota.  





Dalam sesi pemaparan profil Campus Ministry, Fr. Paul Tukan, SVD., menegaskan tentang pentingnya mengenal identitas diri sebagai anggota Peer Ministry.



Campus Ministry ini seperti parokinya kampus. Hendaknya keterlibatan kita adalah ungkapan kebebasan dan cinta untuk melayani dan berorganisasi tanpa paksaan,” ujarnya.



Frater Paul memaparkan tentang tugas-tugas anggota Peer Ministry yang menurutnya penting sebagai upaya memperbarui komitmen pelayanan.



“Mengenal visi misi Campus Ministry  serta tugas PM adalah bagian dari upaya mengenal identitas diri. Ini satu titik pijak untuk merevitalisasi komitmen diri tersebut,” ungkapnya.



Anggota Peer Ministry tampak antusias dalam setiap sesi kegiatan. General Assembly kali ini diisi juga oleh presentasi visi dan misi para calon ketua Peer Ministry periode 2023/2024. Enam mahasiswa yang menjadi calon ketua, di antaranya Djuanitas Oe Rao (Prodi Managemen), Angela Letisia Beda (Prodi Ekonomi Pembangunan), Nataly Silviana Dewi (Ilmu Hukum), Yoseph Rosario Mere (Ilmu Komunikasi), Petrus F. Nahak (Pendidikan Musik), dan Yulius Candra Wanda (Pendidikan Musik).



Usai pemaparan, acara dilanjutkan dengan pemilihan Ketua PM yang baru. Hasil perhitungan menunjukkan Angela Letisia Beda (Enjel) memperoleh suara terbanyak dan didapuk menjabat sebagai ketua PM periode 2023/2024.



Ketua PM periode 2022/2023, Mike Alle (Prodi Bimbingan Konseling), mengharapkan agar pengurus baru dapat lebih aktif dari kepengurusannya.



“Saya mohon maaf jika selama ini kurang terlibat di PM, tetapi teman-teman pengurus baru mesti lebih baik dari kami,” ungkapnya dalam sesi pemaparan LPJ Pengurus PM lama.



Ia mengaku kendati beragama Protestan, ia masih bisa dipercayakan memimpin PM yang mayoritasnya mahasiswa/i Katolik. Hal ini pun menunjukkan bahwa untuk menjadi berkarakter, orang tidak mesti mempersoalkan agama dan kepercayaan.



“Intinya kita punya satu tekad untuk berjalan bersama menjadi semakin berkarakter,” ungkapnya.





Seluruh rangkaian kegiatan General Assembly ditutup dengan perayaan Ekaristi bersama yang dipimpin Pater Rony. Di sela-sela Ekaristi, anggota PM membarui komitmen dan janji sebagai anggota PM dan pelantikan pengurus PM terpilih.



“Inti spiritualitas adalah pelayanan. General Assembly ini hanya nama tetapi yang terpenting ialah keaktivan kita semua untuk mengerjakan hal-hal sederhana,” kata Pater Rony dalam khotbahnya.



Pater Rony mengharapkan semangat pelayanan ini tetap hidup ke depannya.



Campus Ministry tidak melihat agama orang tapi kerendahan hati untuk berproses. Para pengurus mesti menjaga api pelayanan. Dampaknya mungkin tidak dirasakan hari ini. Kemudian hari, pasti ada yang bilang, bersyukur saya pernah menjadi anggota Peer Ministry. Selamat dan profisiat buatmu semua,” pungkasnya. (Paul Ama Tukan/MDj/red)


Post a Comment

0 Comments