Oleh : Rinda Seo, S.Pd
(Guru Matematika di SMA Efata Soe)
CAKRAWALANTT.COM - Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari
di berbagai tingkat pendidikan. Matematika sering dianggap sulit karena
berbagai alasan, salah satunya adalah memiliki banyak rumus, konsep dan cara
penyelesaian yang kompleks. Pada pembelajaran di kelas matematika, guru sering menjumpai
peserta didik yang belum mampu menyelesaikan soal ketika cara penyelesaiannya
mulai diubah atau dengan menggunakan cara yang berbeda. Hal ini menunjukkan
bahwa peserta didik belum mampu untuk berpikir secara kreatif.
Pada saat guru menjelaskan soal, khususnya terkait
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV), peserta didik diharapkan mampu
untuk menyelesaikan satu soal dengan tiga (3) cara yang berbeda, yaitu
subsitusi, eliminasi dan gabungan. Namun, pada kenyataannya, guru menemukan
bahwa peserta didik tidak mampu untuk menyelesaikan satu soal yang diberikan
dengan tiga cara yang berbeda. Peserta didik hanya mampu menyelesaikan soal
dengan menggunakan satu cara saja yang
dianggap mudah untuk dipahami.
Ketidakmampuan peserta didik dalam menyelesaikan
soal dengan cara yang berbeda disebabkan oleh rendahnya kemampuan berpikir
kreatif saat menyelesaikan soal. Kemampuan berpikir kreatif selalu dipandang
penting dalam proses pembelajaran karena peserta didik akan memiliki banyak cara
untuk menyelesaikan ragam persoalan dengan berbagai pesepsi dan konsep yang
berbeda (Nada, Utaminingsih & Ardianti. 2018).
Untuk itu, upaya peningkatan kemampuan berpikir
kreatif peserta didik sangat diperlukan dengan menerapkan metode yang tepat.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif peserta didik adalah Open-Ended.
Menurut Takahashi (dalam Sari & Yunarti. 2015), open-ended adalah masalah yang
mempunyai banyak solusi, sehingga
perlu digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Terdapat beberapa keunggulan dari metode tersebut,
antara lain; (1) peserta didik berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran
dan sering mengekspresikan idenya; (2) peserta didik memiliki kesempatan lebih
banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara
komprehensif; (3) peserta didik dengan kemampuan matematika yang rendah dapat
merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri; (4) peserta didik secara
instringsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan; serta (5)
peserta didik memiliki pengalaman lebih banyak untuk menemukan sesuatu dalam
menjawab permasalahan. Melalui keunggulan-keunggulan tersebut, metode open-ended mampu menunjang perkembangan
kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Di sini, peserta didik dituntut untuk
lebih aktif berperan ketimbang guru (Biliya. 2015).
Secara umum, metode open-ended memiliki beberapa langkah dalam penerapannya, antara
lain; (1) peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok; (2) peserta didik
memperoleh pertanyaan yang bersifat open-ended;
(3) peserta didik berdiskusi terkait penyelesaian dari pertanyaan yang
diberikan; (4) perwakilan setiap kelompok menyampaikan gagasannya secara
bergantian; serta (5) peserta didik kemudian saling mengoreksi jawaban dari
kelompok lain untuk menemukan jawaban yang lebih tepat dan efektif. Pada akhir
kegiatan, peserta didik akan menyimpulkan hasil dari materi yang telah
dipelajari (Nada, Utaminingsih & Ardianti. 2018).
Salah satu contoh soal yang dapat dikerjakan dengan
menggunakan metode open-ended untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik adalah sebagai berikut :
“Yasni membeli
2 buku dan 1 pensil dengan harga Rp. 5.000, Delsi membeli 3 buku dan 2 pensil
dengan harga Rp. 8.000. Berapa harga masing-masing buku dan pensil?”
Penyelesaian dari soal di atas dapat dikerjakan
menggunakan 3 cara yang berbeda.
Diketahui: Yasni
membeli 2 buku dan 1 pensil dengan harga Rp. 5.000
Delsi membeli 3 buku dan 2 pensil dengan
harga Rp. 8.000
Ditanya : berapa
harga masing-masing buku dan pensil?
Dijawab : misalkan
buku = x , pensil = y
Maka dapat di tuliskan :
2x + y = 5.000.......persamaan i
3x + 2y =
8.000......persamaan ii
Selanjutnya akan dijelaskan cara menyelesaikan soal dengan menggunakan 3 cara yang ditampilkan pada tabel di bawah ini :
dari hasil penyelesaian soal di atas dapat dilihat
bahwa dengan menggunakan 3 cara yang berbeda, maka akan diperoleh hasil yang
sama. Maka dari itu, penggunaan metode open-ended lebih mampu mendorong peserta
didik untuk menyelesaikan soal yang diberikan, sehingga begruna dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Daftar Pustaka
Biliya A, Penerapan Model Open Ended Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Hasil. Belajar Siswa Kelas V Sdn 1
Repaking - Wonosegoro – Boyolali. SCHOLARIA, 5(1), 78 -91.
Nada, Utaminingsih & Ardianti. 2018. Penerapan
Model Open Ended Problems Berbantuan Cd Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Iv Sd 1 Golantepus. JPSD, 4 (2),
216-227.
Sari & Yunarti. 2015. Open-ended Problems untuk
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. ISBN, 315-320.
(red)
0 Comments