Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

PENERAPAN METODE "OPEN-ENDED" DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

 


Oleh : Rinda Seo, S.Pd

(Guru Matematika di SMA Efata Soe)



CAKRAWALANTT.COM - Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari di berbagai tingkat pendidikan. Matematika sering dianggap sulit karena berbagai alasan, salah satunya adalah memiliki banyak rumus, konsep dan cara penyelesaian yang kompleks. Pada pembelajaran di kelas matematika, guru sering menjumpai peserta didik yang belum mampu menyelesaikan soal ketika cara penyelesaiannya mulai diubah atau dengan menggunakan cara yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik belum mampu untuk berpikir secara kreatif.

 

Pada saat guru menjelaskan soal, khususnya terkait Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV), peserta didik diharapkan mampu untuk menyelesaikan satu soal dengan tiga (3) cara yang berbeda, yaitu subsitusi, eliminasi dan gabungan. Namun, pada kenyataannya, guru menemukan bahwa peserta didik tidak mampu untuk menyelesaikan satu soal yang diberikan dengan tiga cara yang berbeda. Peserta didik hanya mampu menyelesaikan soal dengan menggunakan  satu cara saja yang dianggap mudah untuk dipahami.

 

Ketidakmampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal dengan cara yang berbeda disebabkan oleh rendahnya kemampuan berpikir kreatif saat menyelesaikan soal. Kemampuan berpikir kreatif selalu dipandang penting dalam proses pembelajaran karena peserta didik akan memiliki banyak cara untuk menyelesaikan ragam persoalan dengan berbagai pesepsi dan konsep yang berbeda (Nada, Utaminingsih & Ardianti. 2018).

 

Untuk itu, upaya peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik sangat diperlukan dengan menerapkan metode yang tepat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik adalah Open-Ended. Menurut Takahashi (dalam Sari & Yunarti. 2015), open-ended adalah masalah yang  mempunyai banyak  solusi, sehingga perlu digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

 

Terdapat beberapa keunggulan dari metode tersebut, antara lain; (1) peserta didik berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya; (2) peserta didik memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif; (3) peserta didik dengan kemampuan matematika yang rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri; (4) peserta didik secara instringsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan; serta (5) peserta didik memiliki pengalaman lebih banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan. Melalui keunggulan-keunggulan tersebut, metode open-ended mampu menunjang perkembangan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Di sini, peserta didik dituntut untuk lebih aktif berperan ketimbang guru (Biliya. 2015).

 

Secara umum, metode open-ended memiliki beberapa langkah dalam penerapannya, antara lain; (1) peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok; (2) peserta didik memperoleh pertanyaan yang bersifat open-ended; (3) peserta didik berdiskusi terkait penyelesaian dari pertanyaan yang diberikan; (4) perwakilan setiap kelompok menyampaikan gagasannya secara bergantian; serta (5) peserta didik kemudian saling mengoreksi jawaban dari kelompok lain untuk menemukan jawaban yang lebih tepat dan efektif. Pada akhir kegiatan, peserta didik akan menyimpulkan hasil dari materi yang telah dipelajari (Nada, Utaminingsih & Ardianti. 2018).

 

Salah satu contoh soal yang dapat dikerjakan dengan menggunakan metode open-ended untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik adalah sebagai berikut :

 

Yasni membeli 2 buku dan 1 pensil dengan harga Rp. 5.000, Delsi membeli 3 buku dan 2 pensil dengan harga Rp. 8.000. Berapa harga masing-masing buku dan pensil?

 

Penyelesaian dari soal di atas dapat dikerjakan menggunakan 3 cara yang berbeda.

 

Diketahui: Yasni membeli 2 buku dan 1 pensil dengan harga Rp. 5.000

                   Delsi membeli 3 buku dan 2 pensil dengan harga Rp. 8.000

 

Ditanya : berapa harga masing-masing buku dan pensil?

 

Dijawab : misalkan buku = x , pensil = y

Maka dapat di tuliskan :

2x + y   = 5.000.......persamaan i

3x + 2y = 8.000......persamaan ii

 

Selanjutnya akan dijelaskan cara menyelesaikan soal dengan menggunakan 3 cara yang ditampilkan pada tabel di bawah ini :



dari hasil penyelesaian soal di atas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan 3 cara yang berbeda, maka akan diperoleh hasil yang sama. Maka dari itu, penggunaan metode open-ended lebih mampu mendorong peserta didik untuk menyelesaikan soal yang diberikan, sehingga begruna dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

 

Daftar Pustaka

 

Biliya A, Penerapan Model Open Ended Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Hasil. Belajar Siswa Kelas V Sdn 1 Repaking - Wonosegoro – Boyolali. SCHOLARIA, 5(1), 78 -91.

Nada, Utaminingsih & Ardianti. 2018. Penerapan Model Open Ended Problems Berbantuan Cd Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Iv Sd 1 Golantepus. JPSD, 4 (2), 216-227.

Sari & Yunarti. 2015. Open-ended Problems untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. ISBN, 315-320.


(red)


Post a Comment

0 Comments