Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

SMKN 4 KUPANG PROSES HAK PATEN ALAT TENUN IKAT KARYA INOVASI


Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM –
Nusa Tenggara Timur terkenal dengan karya tenun ikat beraneka motif. Hampir semua daerah di NTT memiliki motif tenun ikat yang unik dan khas. Motif-motif tersebut mengandung falsafah dan pesan yang mendalam. Tenun ikat sebagai produk budaya lokal menunjukan identitas masyarakat. Tampilannya yang artistik dan proses pengerjaannya yang rumit menjadikan tenun ikat memiliki nilai jual tinggi.

 

Sebagai Provinsi yang memiliki banyak destinasi wisata, NTT berpotensi dikunjungi oleh banyak wisatawan mancanegara maupun domestik. Para wisatawan ini seringkali menjadikan tenunan sebagai oleh-oleh ketika mereka kembali dari NTT.

 

Menangkap peluang ini, Kepala SMKN 4 Kupang, Semi Ndolu, S.Pd., berikhtiar memperkenalkan produk budaya masyarakat lokal NTT ini kepada para wisatawan dengan melibatkan pihak sekolah. Kepada media ini, Sabtu (19/06/21) di ruang kerjanya, Semi menjelaskan pentingnya kerja kolaboratif antara pelaku usaha pariwisata dan pihak sekolah dalam memperkenalkan tenun ikat ini.

 

Dalam upaya memperkenalkan produk tenun ikat inilah, SMKN 4 Kupang melakukan beberapa inovasi terkait. Karya inovasi yang dihasilkan sekolah ini berupa karya desain dan produk desain yang berkaitan dengan alat tenun ikat dengan ragam hias motif NTT. Karya desain ini diinisiasi oleh Yerobeam Lukuaka, guru desain di SMKN 4 Kupang sementara produk desainnya sendiri dikerjakan oleh guru kriya kayu bersama para siswa.

 

Terkait kedua karya inovasi ini menurut Semi, pihaknya sedang dalam proses pengurusan hak paten. “Kita sedang berupaya untuk bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM Wilayah NTT untuk mengurus hak paten. Kenapa? Karena ini murni hasil karya dari SMKN 4 Kupang,” ungkapnya.

 

Berawal pada tahun 2017

 

Jauh sebelum dilakukan proses pengurusaan hak paten ini, Semi mengisahkan ada serangkaian proses dan cerita yang mereka lalui. “Awalnya di 2017 saya berpikir bahwa ketika orang-orang datang ke NTT, nginapnya di hotel-hotel dan kalau mereka pulang biasanya bawa oleh-oleh. Salah satunya adalah kain tenun. Sebagai pendidik, saya merasa punya beban moril untuk bagaimana memberikan edukasi bagi masyarakat yang datang ke NTT bahwa tenunan ini benar-benar milik orang NTT. Karena itu, proses pembuatan tenunan ini minimal kita harus demonstrasikan kepada mereka,” kisah Ketua MKKS SMK Kota Kupang ini.


 

Tidak sekadar menelurkan gagasan, Semi lalu mendatangi beberapa hotel di kota Kupang untuk mengajak kerja sama. “Saya datang dan bicara dengan manager hotel, bagaimana kalau SMKN 4 Kupang berkontribusi di salah satu space lobi hotel ini. Misalnya ditarukan produk alat tenun hasil karya SMKN 4 Kupang bersama dengan kain tenun setengah jadi. Kalau ada tamu-tamu yang datang dan hendak berswafoto dan mendemostrasikan proses menenun, efeknya akan sangat bagus. Sebenarnya sesimpel itu awalnya,” ceritanya.

 

Bak gayung bersambut, proses kreatif ini mendapat dukungan luar biasa dari Julie Sutrisno Laiskodat, ketua Dekranasda Provinsi NTT. Dalam sebuah momen kunjungan ke sekolah ini, desain produk dan karya produk tenun ikat ini diperkenalkan kepada Bunda Julie. Bunda Julie sendiri punya kecintaan yang tinggi terhadap tenunan NTT. Apresiasi dan dukungan penuh diberikan kepada sekolah ini untuk pengembangan karya inovatif ini.

 

Ide dasar pembuatan alat tenun ikat ini menurut Semi adalah bahwa alat tenun belum menjadi perhatian dan produk yang bisa dipasarkan. Selama ini yang dijual hanya produk tenun ikatnya semata sementara alat produksinya masih dibuat seadanya. Bukan cerita baru kalau di kampung-kampung misalnya, tiang-tiang rumah juga digunakan sebagai alat tenun. Jadi, fungsinya yang menjadi prinsip bagi mereka sementara model alatnya seperti apa tidak jadi soal.

 

Oleh karena itu, SMKN 4 Kupang hadir memberi solusi. Bukan semata soal fungsi, produk inovasi dari SMKN 4 Kupang ini juga menawarkan sisi artistik dan beragam keunggulan lainnya. Alat tenun inovasi ini dari sisi artistiknya menampilkan ragam hias motif NTT. Ada yang diukir menggunakan motif Sasando, Lopo adat Timor, gading gajah Flores Timur dan sebagainya.

 

Alat tenun ini dibuat dari kayu jati dan meranti batu. Kualitas bahannya terjamin aman dan tahan lama. Keunggulan lainnya adalah alat tenun ini dirancang dengan system knockdown (bisa dibongkar-pasang) sehingga memudahkan pengguna untuk membawanya ke tempat lain. Produk alat tenun ikat ini terdiri atas dua model yaitu model melantai dan model bangku.

 

Untuk diketahui, satu set alat tenun ini terdiri atas Alat Tenun, Pemidang Ikat, Pemidang Hani dan Penggulung Benang. Untuk yang model melantai dibandrol dengan harga Rp 1.800.000 sementara untuk model bangku seharga Rp 2.200.000. Sejauh ini, sudah banyak pihak yang memesan produk alat tenun ini. Saat ini pihak sekolah sedang mengerjakan pesanan dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia sebanyak 50 set.

 

Teks & Foto: Baldus Sae

Editor: Robert Fahik/ red

Post a Comment

0 Comments