Oleh: Maksi Masan Kian
Guru SMPN 1 Lewolema, Formatur Cakrawala NTT
Hari
Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) dirayakan setiap tahun tepatnya tanggal 25 November. Momentum Hari Guru
selalu meriah karena diisi dengan berbagai kegiatan dan acara yang bersifat
hiburan, sosial dan edukatif di seluruh penjuru Nusantara.
Rabu
25 November 2020, semua jenjang, mulai dari satuan pendidikan, ranting, cabang,
kabupaten, propinsi hingga pusat menggelar apel memperingati momentum
bersejarah penetapan Hari Guru Nasional dan berdirinya PGRI. Apel juga
dilaksanakan untuk mengenang Pahlawan Pendidikan Bangsa yang telah berjasa
mengembangkan peningkatan kualitas pendidikan nasional.
Sejarah
mencatat, perjuangan guru luar biasa dan hebat dimulai sebelum kemerdekaan RI.
Gagasan dibangun, diskusi berjalan secara sistematis, hingga mampu
berkontribusi bagi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak heran,
100 hari setelah kemerdekaan, dibentuklah yang namanya Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI). Adapun salah tugas penting yang diemban kala itu
yakni,menjaga keutuhan NKRI.
Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) kemudian dalam perjalanan kiprahnya mengusung
dua visi perjuangan yakni kesehjateraan guru dan peningkatan profesionalisme
guru. Sejak berdiri hingga saat ini, PGRI tidak pernah dilepas pisahkan dari
lahirnya kebijakan atau keputusan dalam bidang pendidikan secara nasional.
Melalui pikiran, suara dan gerakan PGRI, lahir banyak inovasi pendidikan yang
bermanfaat untuk negeri. Bagaimana perjuangan kesehjateraan guru? Lahirnya UU
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, adalah berkat perjuangan PGRI dan hari
ini, semua guru dalam komunitas atau kelompok dengan nama apapun, menikmati
yang namanya Sertifikasi Guru. Ada tambahan penghasilan senilai satu kali gaji
pokok yang dibayar per tri wulan itu.
Bagaimana
cara yang pas sebagai guru mengenang pahlawan pendidikan? Mereka yang telah
berjasa dalam meletahkan dasar-dasar pembangunan pendidikan di negeri.
Bagaimana ujud rasa terima kasih kita kepada mereka yang berkorban demi terciptanya
kesehjateraan para guru?.Apa balasan kita pada Generasi lalu yang telah
mengabdi untuk kecerdasan anak bangsa?
Tentu,
ada banyak cara memperingati Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke 75, tetapi
kurang elok kalau sekedar mengucapakan Selamat. Mesti ada terobosan dalam peran
guru yang melahirkan karya, inovasi dalam dunia pendidikan. Karya dimaksud,
tidak hanya untuk guru, melainkan berdampak pada siswa. Butuh refleksi dari
tahun ke tahun, sejauh mana peran sebagai guru selain tugas kelas dalam menciptakan
iklim dan panggung kreasi bagi anak dalam berkreasi mengembangkan bakat hingga
menghasilkan karya. Ucapan Selamat Hari Guru dan Hari Ulang Tahun PGRI, sudah
saatnya diucapkan dengan karya.
Menyongsong
Hari Guru Nasional dan HUT PGRI, tepatnya di SMPN 1 Lewolema, digelar
Peluncuran Lima Buku Ber-ISBN, karya siswa, guru, Pembina Pramuka dan Kepala
Sekolah. Lima buku ini, dihasilkan di tengah situasi sulit saat pandemi
covid-19 melanda. Karya yang diciptakan saat anak-anak memiliki banyak waktu di
rumah dan guru terpisah dari siswa. Memang kreativitas dan inovasi itu selalu
tumbuh di tengah situasi sulit. Hadir di saat kebanyakan orang tidak memikirkan
atau engan melaksanakannya.
Bupati
Anton Hadjon dalam sambutannya, Selasa 24 November 2020, sebelum meluncurkan
buku mengatakan, siswa kreatif jika gurunya kreatif dan guru kreatif, jika
Kepala Sekolah memberikan ruang kepada guru untuk berkreasi, dan berinovasi.
Guru menurut Bupati Flores Timur, harus mampu mengupdate kapasitas diri dari waktu
ke waktu. Salah satunya adalah memanfaatkan penghasilan tambahan dari dana
sertifikasi untuk pengembangan kompetensi.
Bukan
SMPN 1 Lewolema saja yang bisa, tetapi sekolah yang dipimpin Kons Wungbelen
ini, berani mencoba dan memulai. Dan tidak hanya SMPN 1 Lewolema, tahun 2017
dalam kapasitas Sebagai Sekretaris PGRI Flores Timur, hadir meluncurkan Buku
Karya Pengurus dan Anggota PGRI Cabang Solor Barat, setelah sama sama di Tahun
2016 kami berproses sama sama,saat kegiatan di Lewotaole. Tahun 2018, saya
hadir dalam Acara Peluncuran Buku Temutu Titen, karya Emanuel Ola di PGRI
Cabang Wulanggitang. Artinya, masih banyak karya akan lahir, tergantung niat
dan upaya yang fokus untuk menuntaskan.
Harapannya,
semoga tahun depan di Hari Guru Nasional dan HUT PGRI, kita tidak sekadar
mengucapkan selamat dan menggelar apel semata. Kita mesti berani mencoba untuk
melahirkan terobosan, kreativitas dan inovasi hingga mampu mengucapkan selamat
Hari Guru Nasional dan HUT PGRI dengan karya.
0 Comments