Kanisius Wance ketua RT 32 membenarkan
peristiwa tersebut terjadi di wilayahnya, dirinya mengaku mendapat informasi
beberapa saat setelah peristiwa naas tersebut berlangsung.
“Saya baru dapat informasi sore ini, tapi
tidak apa-apa. Untuk sementara saya sudah komunikasi dengan pihak kelurahan,
mereka akan bertindak cepat besok untuk masalah darurat ini, besok ada isi
format di kelurahan untuk selanjutnya dapat bantuan dari pemerintah Kota Kupang,”
jelas Kanisius.
Sementara itu, salah satu penghuni rumah
Gery Bagul, mengakui peristiwa naas tersebut terjadi pukul 13.00 WITA, saat
dirinya sedang mengerjakan tugas kuliah di
salah satu ruangan di rumah itu.
“Saya sementara di dalam kamar lagi ketik
to, terus tiba-tiba angin kencang datang itu berlangsung sekejab, kaget atap
seng su rusak parah. Saya panik, takutnya ada gangguan listrik, saya lari
keluar langsung kasih mati listrik,” ungkap Gery.
Gery tinggal bersama keenam saudaranya
yang merupakan mahasiswa asal Manggarai
dan sedang menimba ilmu di berbagai
perguruan tinggi di Kota Kupang.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam
peristiwa tersebut. Akibat rusaknya rumah tersebut, korban menderita kerugian
materiil senilai puluhan juta rupiah. Untuk sementara, korban bersama keluarga terpaksa menempati sisa ruangan
yang masih utuh dan aman.
Dilansir dari timexkupang.com, menurut
prakiraan Badan Meterologi Klimatoligi dan Geofisika (BMKG) El Tari Kupang,
kondisi angin kencang ini akan terjadi hingga akhir Agustus, dan menghimbau
masyarakat Kota Kupang agar tetap waspada dan hindari berteduh di bawah
pepohonan yang besar karena berpotensi tumbang akibat hantaman angin kencang.
(red)
0 Comments