Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

SMAN KUALIN TERAPKAN KBM SECARA TATAP MUKA DENGAN SISTEM SILANG KELAS


TTS, CAKRAWALANTT.COM –Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada tatanan normal baru di SMA Negeri Kualin dilakukan secara  tatap muka dengan sistem silang kelas. Sistem pembelajaran tersebut telah disepakati bersama melalui rapat  orang tua/wali peserta didik. Hal tersebut diungkapkan Kepala SMA Negeri  Kualin, Weyanus Beti, S.Pd., yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/7/2020).

Weyanus Beti menjelaskan, pembelajaran secara tatap muka dengan sistem silang yaitu dengan cara guru memberikan jadwal per kelas dimana kelas X memperoleh jadwal belajar secara tatap muka di kelas itu pada hari Senin dan hari Rabu. Kelas XI memperoleh jadwal pada hari Selasa dan Kamis, sementara untuk kelas XII memperoleh jadwal pembelajaran secara tatap muka dikelas itu pada hari Rabu dan hari Sabtu. Terdapat 7 ruangan yang digunakan untuk proses pembelajaran secara tatap muka di kelas yang telah dipersiapkan oleh pihak sekolah. Masing-masing ruangan terdapat 18 orang siswa.

Ia juga menjelaskan bahwa sesuai jadwal pembelajaran yang akan dilaksanakan, ada beberapa mata pelajaran yang tidak dijadwalkan oleh karena itu para guru di sekolahnya berinisiatiaf untuk menitipkan tugas kepada para peserta didik melalui para guru piket  untuk dapat menyelesaikannya di rumah. Selain menitipkan melalui teman guru, para peserta didik juga bisa menyelesaikan tugas yang dikirimkan melalui grup whatsApp.

Terkait pembelajaran yang dilkasanakan secara tatap muka, tegasnya, para guru dan peserta didik juga diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan yaitu wajib memakai masker di lingkungan sekolah, selalu mencuci tangan dan selalu menjaga jarak. Ia juga menegaskan bahwa bagi peserta didik maupun guru  yang  memasuki area sekolah dan tidak memakai masker tidak akan diizinkan untuk masuk ke sekolah, yang bersangkutan akan disuruh untuk kembali mengambil masker.

Penyandang Disabilitas Diperlakukan Secara Istimewa

Weyanus Beti menjelaskan bahwa ada beberapa peserta didiknya yang tergolong disabilitas. Terhadap mereka, pihak sekolah memperlakukannya secara istimewa, yang dimaksudkan secara istimewa adalah segala biaya yang ada di sekolah digratiskan dari kelas X hingga kelas XII, bahkan untuk makan minumnya pun ditanggung pihak sekolah.

“Sebagai contoh, salah satu peserta didik yang bernama Debi Bansole, kelas XI IPA yang diperlakukan secara istimewa di sekolah. Para penyandang disabilitas yang ada tidak butuh untuk dikasihani tetapi perlu dorongan serta motivasi yang tinggi terhadap mereka agar  tetap percaya diri dan tidak merasa minder,” tegasnya. (Lenzho/red)

Post a Comment

0 Comments