Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

VALENTINA TANATE: SASTRA NTT ALAMI KEMAJUAN YANG BAIK

Kepala Kantor Bahasa NTT, Valentina L. Tanate, S.Pd. (Foto: dok. pribadi Valentina L. Tanate)

Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Perkembangan sastra di NTT mengalami kemajuan yang baik. Hal ini ditandai dengan munculnya banyak komunitas penulis dan komunitas literasi dari tahun ke tahun. Demikian disampaikan Kepala Kantor Bahasa Nusa Tenggara Timur (NTT), Valentina L. Tanate, S.Pd., ketika dimintai pendapatnya terkait perkembangan sastra di NTT pada momen Hari Sastra NTT, Selasa (16/6/2020).   

“Misalnya komunitas Dusun Flobamora yang cukup bertahan dan eksis sejak lama, juga komunitas Leko Kupang yang eksis dan rajin dalam mengadakan bincang dan diskusi buku. Juga muncul komunitas Mitra (Mahasiswa Indonesia Timur Relasi Asing) yang sering memberikan edukasi dan pelatihan kepada generasi muda tentang literasi. Selain itu ada komunitas Film Kupang yang menjadi media dalam memberikan nilai edukatif, moral, dan senantiasa mengangkat budaya lokal NTT dalam konten filmnya, juga ada komunitas Lowewini yang muncul memberikan edukasi dan taman baca bagi generasi muda di Kota Kupang,” ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, di NTT sudah banyak juga digelar kegiatan literasi seperti Kemah Literasi, ada juga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang dilakukan oleh pemerintah, juga media seperti Media Pendidikan Cakrawala NTT yang selalu gencar dalam mengadakan pelatihan literasi bagi guru-guru di NTT, dan Kantor Bahasa NTT yang tiap tahun mengadakan pelatihan literasi atau menulis untuk guru, siswa, dan anak-anak di kepulauan dan perbatasan negara Indonesia-RDTL.

Disinggung mengenai tantangan pengembangan sastra dan literasi pada umumnya, Valentina Tanate mengatakan, sejauh ini yang menjadi akar masalah yang ditemukan dalam setiap kegiatan di daerah kabupaten/kota di NTT adalah kurangnya sarana buku yang ada di setiap perpustakaan baik di sekolah maupun yang ada di perpustakaan kabupaten/kota. Hal itu dikarenakan kurangnya perhatian setiap pemangku kepentingan dalam menjalankan misi untuk memajukan budaya literasi di setiap daerah. Hal yang perlu dilakukan, menurutnya, adalah tidak hanya menunggu pengadaan buku dari pemerintah, pihak sekolah atau TBM dapat mulai mengakses setiap organisasi yang dapat memberi bantuan untuk kemajuan literasi di tempatnya masing-masing.

“Harapan saya adalah semoga budaya membaca dan menulis di NTT semakin meningkat setiap tahunnya, pantang menyerah, dan jangan lelah untuk belajar sepanjang hayat, karena tubuh akan menua namun pikiran tak akan pernah menua. Tetap mengasah setiap potensi diri kita tanpa mengenal batas,” harapnya. (rf/red)

Post a Comment

0 Comments