Mentari pagi bersinar menembus celah-celah jendela
kamarku
Kupandang keluar dalam rasa kantuk yang belum benar-benar
pulih
Di balik sinar yang merekah ada tanya yang terus mengusik
Ingin membendung tapi terlampau dimakan rasa yang mengasa
Di sana ada raga yang bereksplorasi dalam hening
Hari kian beranjak pergi menyusuri waktu
Mentari seketika lenyap, pergi tanpa berpesan
Bumi mulai perlahan-lahan gelap dalam samar-samar berawan
Putih kabut menutupi cakrawala
Sedang aku masih berhenti pada tanya awal yang belum
kunjung terjawab
Tanyaku pada dunia kini yang diliputi badai
Ingin bercerita melalui raga yang saling bersentuhan
Ingin tangan menghampiri sahabat kandil kemerlap
Tapi ada jarak di sana, ada kata yang segera jedah
Mungkinkah ada cerita di balik badai itu?
Bibir terasa kaku untuk sejenak saja tersenyum
Rinduku mendekam kembali dalam penjara jiwa yang enggan
keluar
Mentari di awal berubah menjadi samar tanpa suara
Mungkinkah kabut yang muncul setelahnya membawa sebuah
pesan?
Gumamku pada sejuta ingin
Semoga kabut yang sepi itu menjawab rindu dalam jiwa
Klotilde O. Jauk
Guru Bahasa Indonesia SMASK Alvarez Paga
0 Comments