Jakarta, CAKRAWALANTT.COM — Pelaksana
tugas Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad mengatakan, Corona
Virus Desease (Covid-19) telah mengajarkan masyarakat banyak hal, mulai dari
hidup bersih dan sehat, sampai membuat warga belajar beradaptasi menggunakan
metode pembelajaran jarak jauh.
Hamid menuturkan, ada tiga kelompok besar dalam pembelajaran di sekolah. Kelompok pertama adalah anak-anak yang sudah terbiasa dengan pembelajaran online, karena sekolah sudah menerapkannya secara penuh. Anak-anak ini tidak akan merasa kesulitan menghadapi pembelajaran jarak jauh karena sering mengakses aplikasi pembelajaran. “Seperti misalnya, Rumah Belajar, Ruang Guru, Sekolahmu, dan lain-lain,” tuturnya saat hadir dalam Konferensi Pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang berlangsung secara daring di Media Center Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Sabtu (2/5/2020) di Jakarta.
Kelompok kedua, kata Hamid, adalah anak-anak dari sekolah yang melakukan pembelajaran semi daring. Di keompok ini, pemberian tugas dari guru kepada siswa dikirim melalui Whatsapp, tidak berinteraksi secara langsung. Sedangkan kelompok ketiga adalah anak-anak yang tidak bisa melakukan banyak hal karena keterbatasan infrastruktur dan daya dukung teknologi.
Menurut Hamid, persoalan yang paling menyita pikiran adalah terkait dengan anak-anak di kelompok ketiga, yaitu mereka yang tidak punya akses internet, listrik, TV. Anak-anak ini pembelajarannya sangat manual yaitu menggunakan radio komunitas, hingga kunjungan guru ke rumah-rumah siswa secara berkala. “Inilah saatnya guru melakukan inovasi pembelajaran sesuai dengan kondisi daerahnya,” ucap Hamid.
Hamid menyampaikan, guru dan sekolah dapat memilih materi esensial yang perlu dilakukan anak-anak di rumah. Misalnya, dengan memberikan anak-anak pendidikan kecakapan hidup sesuai kondisi rumah masing-masing. “Terutama tentang pengertian Covid-19, bagaimana karakteristiknya, serta bagaimana cara menghindarinya agar tidak terjangkit,” ujar Hamid Muhammad saat menguraikan muatan pembelajaran yang harus diberikan di tengah situasi pandemi.
Mengetahui masih terdapat daerah yang minim infrastruktur teknologi, jaringan internet dan listrik, Ia berpesan bahwa proses pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing anak di tiap daerah. Oleh karena itu, guru dan orang tua perlu rajin berkoordinasi dan jeli dalam mengadaptasi metode pembelajaranya. “Jangan disamaratakan untuk semua anak,” kata Hamid. (kemdikbud.go.id)
Hamid menuturkan, ada tiga kelompok besar dalam pembelajaran di sekolah. Kelompok pertama adalah anak-anak yang sudah terbiasa dengan pembelajaran online, karena sekolah sudah menerapkannya secara penuh. Anak-anak ini tidak akan merasa kesulitan menghadapi pembelajaran jarak jauh karena sering mengakses aplikasi pembelajaran. “Seperti misalnya, Rumah Belajar, Ruang Guru, Sekolahmu, dan lain-lain,” tuturnya saat hadir dalam Konferensi Pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang berlangsung secara daring di Media Center Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Sabtu (2/5/2020) di Jakarta.
Kelompok kedua, kata Hamid, adalah anak-anak dari sekolah yang melakukan pembelajaran semi daring. Di keompok ini, pemberian tugas dari guru kepada siswa dikirim melalui Whatsapp, tidak berinteraksi secara langsung. Sedangkan kelompok ketiga adalah anak-anak yang tidak bisa melakukan banyak hal karena keterbatasan infrastruktur dan daya dukung teknologi.
Menurut Hamid, persoalan yang paling menyita pikiran adalah terkait dengan anak-anak di kelompok ketiga, yaitu mereka yang tidak punya akses internet, listrik, TV. Anak-anak ini pembelajarannya sangat manual yaitu menggunakan radio komunitas, hingga kunjungan guru ke rumah-rumah siswa secara berkala. “Inilah saatnya guru melakukan inovasi pembelajaran sesuai dengan kondisi daerahnya,” ucap Hamid.
Hamid menyampaikan, guru dan sekolah dapat memilih materi esensial yang perlu dilakukan anak-anak di rumah. Misalnya, dengan memberikan anak-anak pendidikan kecakapan hidup sesuai kondisi rumah masing-masing. “Terutama tentang pengertian Covid-19, bagaimana karakteristiknya, serta bagaimana cara menghindarinya agar tidak terjangkit,” ujar Hamid Muhammad saat menguraikan muatan pembelajaran yang harus diberikan di tengah situasi pandemi.
Mengetahui masih terdapat daerah yang minim infrastruktur teknologi, jaringan internet dan listrik, Ia berpesan bahwa proses pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing anak di tiap daerah. Oleh karena itu, guru dan orang tua perlu rajin berkoordinasi dan jeli dalam mengadaptasi metode pembelajaranya. “Jangan disamaratakan untuk semua anak,” kata Hamid. (kemdikbud.go.id)
0 Comments