Fitron D. Sakan, S.Pd Guru Honorer SMPN Satap Basmuti Kabupaten TTS |
Ibarat mobil dan bensin yang
tak terpisahkan karena keduanya saling membutuhkan. Mobil memang ada namun jika
bensin tidak ada tentunya mobil tersebut tidak bisa berjalan. Sebaliknya,
bensin tersedia namun mobil tidak ada, juga tak ada gunanya. Guru tanpa siswa
belum lengkap, siswa tanpa guru juga belum lengkap, hanya sekolah-lah tempat
untuk saling melengkapi. Seperti itulah saya mencoba memaknai pendidikan di
Indonesia saat ini, yang tokoh utamanya adalah Guru dan Peserta Didik. Namun
apa yang mau dikata, di tengah pandemi covid-19 yang kita rasakan saat ini, rasa-rasanya
semua hambar.
Terima kasih, hormat, dan salut
kepada Bapak Jokowi dan kepada Bapak Nadiem yang dengan sangat bijak mengambil
keputusan-keputusan yang teramat sulit demi kesejahteraan rakyat Indonesia seutuhnya
ditengah pandemi ini. Yang saya hormati Bupati Timor Tengah Selatan, Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kabid Bina SMP, Kepala Sekolah Negeri Satu
Atap Basmuti, Teman-teman Guru Satap
Basmuti. Yang saya kasihi, Peserta Didik Satap Basmuti, singkatnya seluruh
Pendidik dan Pelajar di seluruh Indonesia. Semoga Bapak-Ibu guru sekalian dalam
suasana yang sehat walafiat. Untuk itu saya mengajak kita sejenak mengucap
syukur kepada Sang Pencipta karena atas rahmat-Nya, kita masih ada sampai saat
ini.
Melalui kesempatan ini, di Hari
Pendidikan Nasional, saya memberikan apresiasi yang tulus kepada Bapak Bupati
dan jajarannya, secara khusus saya berikan apresiasi kepada Bapak Kepala SMPN Satap Basmuti, yang
terus berjuang, mengimbau, bahkan membuat keputusan-keputusan untuk warga SMPN
Satap Basmuti dengan membagikan masker gratis kepada seluruh peserta didik dan
Bapak/Ibu guru guna mencegah dan memutus rantai penularan covid-19 ini. Karena
itu mari kita berharap dan bersandar pada Tuhan kita yang kita sembah dengan
yakin bahwa jika Allah di pihak kita,
siapakah yang akan melawan kita? Apapun tantangannya, apa pun persoalannya yakinlah
bahwa pasti kita lewati.
Sebagai seorang guru honorer
yang penuh dengan kelemahan dan keterbatasan, yang mengabdi di SMPN Satap
Basmuti, Kec. Kuanfatu. Saya ingin menyampaikan beberapa hal yang saya alami bahwa
semenjak ada imbauan dari pemerintah untuk bekerja dari rumah, belajar dari
rumah dan beribadah di rumah, maka lewat tulisan ini saya ingin menyampaikan
bahwa semua himbauan sudah kami patuhi.
Hari demi hari terus berlalu,
jumlah pasien covid-19 terus meningkat membuat masyarakat semakin takut
sampai-sampai sistem imunitas tubuh yang tadinya baik-baik saja tiba-tiba
menurun karena rasa takut dan panik yang berlebihan. Ketakutan inilah
mempengaruhi semua aktifitas masyarakat, lebih khusus anak-anak didik kita yang
merupakan harapan bangsa yang kita cintai ini.
Keterbatasan jaringan sosial
bahkan media sosial yang masih sangat minim dirasakan oleh anak-anak didik di
Kabupaten Timor tengah Selata, khususnya di SMPN Satap Basmuti membuat saya dan
teman-teman guru sulit mengontrol mereka untuk belajar dari rumah sesuai
himbauan pemerintah. Namun, karena kepedulian saya dan teman-teman akan
pentingnya pendidikan di Indonesia maka dengan bermodalkan keberanian dan sesuai
protokol pemerintah, saya dan teman-teman terus mengontrol dari rumah ke rumah
sesuai jadwal yang sudah kami bagi dan sepakati bersama.
Ada suka dan dukanya saat kami
mengontrol mereka. Saya sangat sedih ketika mendapati seorang anak didik kelas
IX yang menyelesaikan tugas terstrukturnya sambil menjaga adiknya, sementara
orang tuanya bercandaria di rumah tetangga. Betapa terganggunya dia saat
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru, karena harus
menenangkan adiknya yang sedang menangis. Ada pula yang saya temui mereka
sedang bermain sepeda, bermain karet dan banyak lagi permainan yang dimainkan
sehingga tidak belajar pada jam belajar yang sudah ditentuan oleh sekolah.
Pokoknya, banyak sekali kegiatan anak-anak di rumah jika tidak dikontrol oleh
guru atau orang tua/walinya sendiri. Saya terkadang berpikir, mungkin masa ini
bagi mereka satu kesempatan yang paling indah, untuk mereka bebas dari belajar
dan seenaknya berbuat apa saja yang mereka inginkan? Astagaaaaaaa…. seperti
apakah pendidikan di negeri ini jika seluruh anak di Indonesia melakukan hal
serupa di tengah pandemi covid-19 ini?
Saya kadang kala berpikir bahwa
sebagian orang tua mungkin beranggapan bahwa tugas mendidik anak itu hanyalah guru
dan tempatnya cuma ada di sekolah? Ya, memang. Bisa saja mereka beranggapan
begitu. Karena latar belakang pendidikan yang sangat minim. Lalu, apa tugas
kita sebagai seorang pendidik di tengah pandemi ini? Mungkinkah kita juga
beranggapan seperti anak-anak didik kita? Jangan. Marilah kita bergandengan
tangan mengontrol mereka, dari rumah ke rumah mengarahkan serta menjelaskan
yang tidak atau belum mereka mengerti, menyajiakan ringkasan meteri sebelum
meberikan tugas. Sungguh sangat sulit juga tugas dan tanggung jawab kita
sebagai guru/pendidik. Hahaha….. siapa suruh jadi guru???
Dengan bercermin pada minggu
pertama dan kedua ketika kami mengontrol mereka dan mendapati sebagian besar
dari mereka tidak belajar, saya dan teman-teman mencoba meringkas matari,
kemudian membuat pertanyaan untuk dijawab, dan meminta tanggapan orang tua
terhadap materi serta cara belajar siswa di rumah. Lalu, apa tanggapan mereka?
Sungguh sangat luar biasa
tanggapan para orang tua. Ada yang mengatakan bahwa belajar di rumah itu baik
namun anak-anak tidak taat pada kami, ketika kami suruh belajar. Ada yang
mengatakan belajar di rumah itu tidak pas karena anak-anak terganggu dengan
adik-adiknya apalagi saat belajar kemudian ada tamu yang datang. Ada yang
mengatakan, kami hanya bisa mengontrol namun untuk memberi pemahaman tentang
materi kami tidak mampu. Dan masih banyak tanggapan yang lain lagi yang tidak
saya tuangkan dalam tulisan ini.
Setelah saya membaca beberapa
tanggapan orang tua, terngiang di telinga ketika mendengar beberapa berita di
bulan-bulan yang lalu bahwa guru dipolisikan oleh orang tua siswa karena guru
salah mendidik anak. Siapa yang salah? Siapa yang benar? Siswa-kah? Orang tua-kah?
atau Guru? Refleksilah!
Menurut saya ada banyak hal
positif di tengah pandemi covid-19 ini. Yang pertama, para orang tua akan tahu
dan sadar akan pentingnya pendidikan (belajar) di sekolah, ketimbang dirumah,
dan yang mengajar adalah guru yang selama ini mereka hina, mencaci maki, bahkan
mempolisikan guru. Kedua, mereka pasti membayangkan betapa sulitnya perjuangan
seorang guru untuk mengubah cara berpikir anak dari yang tidak tahu menjadi
tahu bahkan sampai menjadi bintang kelas. Ketiga, mereka akan sadar bagaimana
mendisiplinkan anak untuk belajar di rumah, bukan hanya mendengar ketika
sekolah menegakkan disiplin, lalu dibilang guru-guru terlalu egois.
Dengan demikian menurut hemat
saya ungkapan “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani” yang telah dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Ki Hadjar Dewantara ini
gagap di beberapa bulan terakhir sampai saat ini. Namun, jangan kita lengah
dengan keadaan ini. Saya mengajak kita semua yang berprofesi sebagai
guru/pendidik untuk terus mengikuti dari belakang peserta didik, kemudian memberi kekuatan dalam
usaha mereka belajar dan menyelesaikan tugas-tugas terstruktur yang sudah kita
berikan. Saya juga meminta agar kita terus memantau anak-anak didik kita,
secara online bagi yang berada di
daerah perkotaan atau berada di tempat yang bisa akses internet yang tentunya
tidak sulit, karena jarigan sosial yang sangat mendukung. Juga, secara offline bagi kita yang berada di daerah
pedalaman yang tentunya sangat sulit, sekali lagi sangat sulit karena
keterbatasan media sosial. Mengarahkan mereka mengikuti program rumah belajar
lewat TVRI dan juga Program Guru TTS Mengajar, melalui Radio Siaran Pemerintah
Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Sebagai pendidik mari kita bahu-membahu
menjunjung tinggi pendidikan di bumi cendana ini. Karena hanya pendidikanlah
yang mampu memanusiakan manusia menjadi lebih manusiawi. Pendidikanlah yang dapat mengubah sebuah bangsa menjadi bangsa
yang besar.
Akhir kata, Selamat Hari
Pendidikan Nasional 2 Mei 2020. Semoga pandemi covid-19 bukan halangan untuk
kita belajar dan mengajar dari rumah, terus mengontrol peserta didik satu per
satu dengan keluar rumah masuk rumah karena mereka adalah generasi penerus
bangsa di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini. Salam
Pendidikan.
2 Comments
Tetap berjuang Pak Guru. Tuhan slalu Menyertai serta menopang perjuangan Pak Guru.
ReplyDeleteSya sbgai pribadi, bangga akan tulisan Pak Guru. Tuhan Memberkati.
Selamat berjuang pahlawan ku tanpa tanda jasa.Tuhan membeekati kita semua(A L)
ReplyDelete