Baunsele Albert Guru SMAN 1 Soe, TTS |
Memasuki Proses Pembaharuan
Kita bersatu oleh
karena Roh Tuhan yang telah dijanjikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya, yaitu
parakletos (penghibur). Kesatuan menurut konsep Yesus dalam keteladanan-Nya
adalah kesatuan di dalam Roh maka barang siapa mengacu kepada keteladanan Yesus ini hidupnya telah memasuki
proses pembaharuan. Yaitu suatu pembaharuan
yang memberi paradigma baru.
Paradigma itu ialah
bersatunya segala cara pandang atas semua konsep hidup menjadi kesatuan di
dalam kasih. Kasih yang mau menerima kelemahan orang lain tanpa harus
mendiskusikannya. Kasih yang didasari oleh semangat pengampunan. Kasih Yesus
pasti akan mempersatukan kita menerobos segala dinding-dinding pembatas di
antara kita sebagai sesama.
Inilah salah satu
makna kehadiran kita dalam perayaan turunnya Roh Kudus yang dikenal dengan
Pentakosta. Suatu pembaharuan total yang menyangkut totalitas (kebutuhan) hidup
kita menjadi persembahan yang harum bagi kemuliaan nama Tuhan.
Pentakosta:
Hari Pencurahan Roh Kudus
‘Pentakosta’ dalam
bahasa yunani berasal dari kata ‘Pente’ yang artinya lima, yang dalam bahasa
indonesia diterjemahkan sebagai ‘Penta’. Dari kata ‘Pente’ (5) itu berkembang
kata ‘Pentakonta’ (50), ‘Pentakosioi’ (500), dan ‘Penakis- chilioi’ (5000).
Dari kata ‘Pentakonta’ berkembanglah kata ‘Pentekoste’ yang dalam Kitab Suci PL
menunjuk pada perayaan agama Yahudi pada hari ke-50 sesudah hari pertama
paskah, hari pertama paskah itu menandakan selesainya menuai jelai yang
dihitung mulai dari sejak pertama kalinya menyabit gandum (UL. 16:9-10).
Sedangkan dalam Kitab
Suci PB, di kalangan kristen, pada hari raya ‘Pentakosta’ Yahudi, ketika para
Rasul berkumpul di Yerusalem terjadilah peristiwa yang dikenang sebagai Hari
Turunnya Roh Kudus yang memenuhi para Rasul yang disertai dengan mujizat bahwa
mereka berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain (Kis.2:1-13) yang oleh rasul
Petrus disebutkan sebagai penggenapan ‘pencurahan Roh Tuhan’ yang dinubuatkan
oleh nabi Yoel (2:28-32).
Yesus sendiri
menyebut Roh Kudus dengan istilah ‘Parakletos’ yang lain, karena Yesus sendiri
disebut Parakletos, yaitu dalam 1Yoh 2:1 yang berbunyi: “Anak-anakKu, hal-hal
ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang
berbuat dosa, kita mempunyai seorang ‘pengantara’ (=Parakletos) pada Bapa,
yaitu Yesus Kristus yang adil. Kata Yunani yang diterjemahkan yang lain, dalam
Yoh 14:16 yang digunakan adalah allos, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus,
sekalipun adalah penolong/ parakletos yang lain dari pada Yesus, tetapi
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Yesus.
Komentar William
Hendriksen, Roh Kudus, ia adalah penolong yang lain, bukan penolong yang
berbeda. Kata yang lain menunjukkan seseorang seperti aku sendiri, yang akan
mengambil tempatku, melakukan pekerjaanku. Jadi, jika Yesus adalah seorang
pribadi, Roh Kudus harus juga adalah seorang pribadi. Jadi, sama seperti Yesus,
Roh Kudus adalah Allah dan Roh Kudus adalah satu dengan Kristus dan satu dengan
Allah Bapa. Inilah salah satu makna terpenting arti turunnya Roh Kudus
dimaksud.
Pentingnya Kesatuan
Yesus-lah teladan untuk memampukan kita
menjadi alat kesatuan. Sebab dimana ada kesatuan, di situ Allah akan melipat
gandakan kuasa-Nya. Kesatuan di dalam Roh, kesatuan tubuh, dimana Kristus
menjadi kepalanya. Dalam Efesus 4, Paulus menempatkan kesatuan di tempat
pertama. Keragaman, kesatuan tubuh dengan banyak anggota, digambarkannya
sebagai kesatuan Gereja Kristus. Tuntutan ini sedemikian serius oleh karena kesatuan
di dalam kekristean merupakan dasar dimana kekristenan bisa hidup.
Pada hakekatnya,
kekristenan disebut sebagai “One Body-Satu
Tubuh”. Konsep kesatuan ini sulit diterima oleh dunia. Hanya mereka yang lahir
atas dasar iman kepada Yesus maka kesatuan dapat diwujudkan. Kitab Suci jelas menyatakan bahwa semua orang kristen
adalah satu tubuh dimana kristus sebagai Kepalanya. Satu tubuh mempunyai keterkaitan,
dan tidak bisa dipisah-pisah. Satu tubuh berbeda dengan satu struktur
organisasi. Inilah kesatuan yang unik.
Kita ada untuk orang
lain. Kita ada untuk orang lain menjadi berkat bagi dunia ini dan menjadi saksi
di tengah-tengah dunia ini untuk menyatakan kemuliaan Tuhan, bukan sebaliknya
untuk diri kita sendiri. Karena itu, kesatuan bukan sekedar boleh atau tidak
boleh dijalankan. Kesatuan adalah sesuatu yang penting dan mutlak untuk dijalankan.
Kekristenan di semua
tempat dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi garam dan terang dunia, menjadi
saksi. Kita memang bisa menjalankan fungsi ini secara pribadi. Tetapi fungsi
kesaksian itu menjadi lebih terang dan lebih nyata pada saat kita bersatu.
Dengan kata lain, satu terang yang kecil, jika disatukan dengan terang-terang
kecil lainnya akan menjadi terang yang besar. Demikian pula dengan garam.
Kekristenan mempunyai
kesatuan yang unik yang tidak mungkin dijalankan di dalam dunia. Kita mempunyai
kesatuan organisme yakni satu kesatuan oleh karena kita satu tubuh, yang tidak
berelasi secara mati dalam garis otoritas melainkan suatu relasi yang hidup.
Jika salah satu bagian tidak beres, seluruh bagian tubuh yang lain akan
merasakan secara bersama-sama. Jadi, satu bagian saling terkait dan saling
menunjang dengan bagian yang lain.
Maka, gereja yang
sakit, persekutuan yang sakit dan anak-anak Tuhan yang sakit adalah akibat
gagal mengerti konsep kesatuan ini. Kesatuan tubuh semacam ini tidak mungkin
digalang di luar kekristenan. Apa sebab? Karena ada satu dasar yang mengikat
kesatuan yakni sifat kasih yang dari Tuhan. Kasihlah yang memungkinkan keterkaitan ini.
Arti dan
Makna Pentakosta Sekarang
Menciptakan kesatuan
tidaklah sederhana oleh karena manusia sering diterpa oleh filsafat
pragmatisme. Sebab orang dewasa ini ingin agar hidupnya tidak mau direpotkan
dengan pemikiran yang ruwet, melainkan hanya mau memikirkan yang
praktis-praktis.
Jika sifat pragmatis
ini memengaruhi pola pelayanan seseorang di dalam gereja, maka ancamannya
melahirkan jiwa individualistik. Jika jiwa individualistik ini meracuni kita,
bagaimana kita bisa mengerti dan mempunyai kepekaan untuk memperhatikan orang
lain? Oleh karena
itu, kita harus menggarap kesatuan kasih, yang berdasarkan kasih Tuhan yang harus
kita utamakan hingga pembaharuan
di dalam Roh Tuhan itu menjadi bagian hidup kita.
Perayaan hari
turunnya Roh Kudus, pentakosta yang kita rayakan, mengingatkan kita semua umat
kristen untuk mengutamkan kesatuan dengan dijiwai oleh ajaran Tuhan Yesus.
Yesus tidak akan bekerja di dalam pertengkaran,iri hati,dll. Hingga setiap
orang kristen yang sudah dipenuhi oleh Roh Kudus harus menjauhi pekerjaan iblis
yang sering menebar fitnah. Dengan itu iblis berusaha supaya anak-anak Tuhan
saling membenci, tidak bersatu. Kekudusan adalah syarat mutlak untuk mengenal
kuasa Roh Kudus menjadi milik dan bagian dari hidup kita, yaitu rendah hati,
lemah lembut, sabar dan mengasihi.
Kesimpulan
Hendaknya kita
bersatu sebagai saudara sebagaimana digaungkan Presiden Joko Widodo, juga seluruh kepala
daerah di Indonesia bahwa kita harus bersatu melawan covid-19 yang menakutkan bahkan mematikan karena kita semua adalah
saudara. Menggalang persatuan di dalam Roh karena dimana Roh kudus berkarya di sana ada kesatuan dan memberikan
perhatian dan menolongnya. Kita ingin untuk bersatu namun sifat ambivalensi
harus dibuang jauh-jauh.
Tugas dari setiap
orang yang sudah dipenuhi oleh Roh Kudus ialah memberdayakan karunia-karunia
khusus yang dianugerahkan oleh kristus dalam kerja sama yang baik untuk
membangun tubuh Kristus. Sebab kasih bukan sekadar identitas atau ciri
kekristenan tetapi jiwa dan jati diri kekristenan.
Karunia adalah
pemberian Roh Kudus yang berfungsi untuk melengkapi dan menunjang pelayanan,
supaya anak-anak Tuhan dapat melayani lebih efektif dan efisien. Semua karunia
yang orang kristen miliki, tidak berarti apa-apa jika hanya untuk kepentingan
diri sendiri. Sabar lebih memilih untukberlapang dada terhadap orang lain, dan
murah hati adalah sifat aktif yang memberi dan suka menolong. Orang-orang
kristen masa kini, adalah orang yang dihidupkan oleh Kristus dan bagi Kristus.
Karena itu
orang-orang yang memiliki kasih Kristus dalam segala aspek kehidupannya untuk
selalu berpikiran positif terhadap orang lain, selalu memiliki pengharapan,
selalu sabar menanggung segala sesuatu. Hanya orang-orang yang dihidupkan oleh
Kristus dan hidup bagi Kristus sajalah menjadi cerminan kasih Allah kepada
banyak orang.
Pentakosta adalah
kesempatan untuk saling memaafkan dan saling menolong ke arah pertumbuhan dan
kedewasaan iman setiap orang kristen. Iman kristen seharusnya tidak berhenti
dalam suatu teori yang mati atau dalam perdebatan teologis, melainkan harus
teraplikasi di dalam kehidupan. Umat kristen sangat membutuhkan pencurahan dan
pengurapan Roh Kudus dalam pelayanan kesaksian hidupnya, dan dalam hal ini
sumbangan gerakan pentakosta besar sekali dalam arti mengingatkan orang kristen
agar membuka diri kepada karya Roh Kudus.
“Roh Tuhan akan ada
padanya, Roh hikmat dan pengertian, Roh hikmat dan keperkasaan, Roh pengenalan
dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan” (Yes.11:2-3). Kiranya pentakosta
yang kita rayakan akan melahirkan jiwa-jiwa yang memiliki kerendahan hati,
kesabaran, mendengarkan suara Tuhan, ketaatan. Kita sebagai orang kristen
dipanggil untuk menghasilkan buah (Yoh.15:16). “Tetapi buah Roh ialah:
kasih,sukacita, damai sejahtera,kesabaran, kemurahan, kebaikan,kesetiaan,
kelemahlembutan,penguasaan diri” (Galatia 5:22-23). Kita semua dipanggil menuju
kesempurnaan sebagai anak-anak Allah. “Karena itu kamu haruslah sempurna, sama
seperti Bapamu di Surga adalah sempurna” (Mat.5:48).
0 Comments