Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

BAHARUI DIRI UTAMAKAN PERSATUAN (CATATAN PENTAKOSTA)

Baunsele Albert
Guru SMAN 1 Soe, TTS

Memasuki Proses Pembaharuan

Kita bersatu oleh karena Roh Tuhan yang telah dijanjikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya, yaitu parakletos (penghibur). Kesatuan menurut konsep Yesus dalam keteladanan-Nya adalah kesatuan di dalam Roh maka barang siapa mengacu kepada  keteladanan Yesus ini hidupnya telah memasuki proses pembaharuan. Yaitu suatu pembaharuan yang memberi paradigma baru.

Paradigma itu ialah bersatunya segala cara pandang atas semua konsep hidup menjadi kesatuan di dalam kasih. Kasih yang mau menerima kelemahan orang lain tanpa harus mendiskusikannya. Kasih yang didasari oleh semangat pengampunan. Kasih Yesus pasti akan mempersatukan kita menerobos segala dinding-dinding pembatas di antara kita sebagai sesama.

Inilah salah satu makna kehadiran kita dalam perayaan turunnya Roh Kudus yang dikenal dengan Pentakosta. Suatu pembaharuan total yang menyangkut totalitas (kebutuhan) hidup kita menjadi persembahan yang harum bagi kemuliaan nama Tuhan.

Pentakosta: Hari Pencurahan Roh Kudus

‘Pentakosta’ dalam bahasa yunani berasal dari kata ‘Pente’ yang artinya lima, yang dalam bahasa indonesia diterjemahkan sebagai ‘Penta’. Dari kata ‘Pente’ (5) itu berkembang kata ‘Pentakonta’ (50), ‘Pentakosioi’ (500), dan ‘Penakis- chilioi’ (5000). Dari kata ‘Pentakonta’ berkembanglah kata ‘Pentekoste’ yang dalam Kitab Suci PL menunjuk pada perayaan agama Yahudi pada hari ke-50 sesudah hari pertama paskah, hari pertama paskah itu menandakan selesainya menuai jelai yang dihitung mulai dari sejak pertama kalinya menyabit gandum (UL. 16:9-10).
Sedangkan dalam Kitab Suci PB, di kalangan kristen, pada hari raya ‘Pentakosta’ Yahudi, ketika para Rasul berkumpul di Yerusalem terjadilah peristiwa yang dikenang sebagai Hari Turunnya Roh Kudus yang memenuhi para Rasul yang disertai dengan mujizat bahwa mereka berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain (Kis.2:1-13) yang oleh rasul Petrus disebutkan sebagai penggenapan ‘pencurahan Roh Tuhan’ yang dinubuatkan oleh nabi Yoel (2:28-32).

Yesus sendiri menyebut Roh Kudus dengan istilah ‘Parakletos’ yang lain, karena Yesus sendiri disebut Parakletos, yaitu dalam 1Yoh 2:1 yang berbunyi: “Anak-anakKu, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang ‘pengantara’ (=Parakletos) pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil. Kata Yunani yang diterjemahkan yang lain, dalam Yoh 14:16 yang digunakan adalah allos, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus, sekalipun adalah penolong/ parakletos yang lain dari pada Yesus, tetapi mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Yesus.

Komentar William Hendriksen, Roh Kudus, ia adalah penolong yang lain, bukan penolong yang berbeda. Kata yang lain menunjukkan seseorang seperti aku sendiri, yang akan mengambil tempatku, melakukan pekerjaanku. Jadi, jika Yesus adalah seorang pribadi, Roh Kudus harus juga adalah seorang pribadi. Jadi, sama seperti Yesus, Roh Kudus adalah Allah dan Roh Kudus adalah satu dengan Kristus dan satu dengan Allah Bapa. Inilah salah satu makna terpenting arti turunnya Roh Kudus dimaksud.

Pentingnya  Kesatuan

Yesus-lah teladan untuk memampukan kita menjadi alat kesatuan. Sebab dimana ada kesatuan, di situ Allah akan melipat gandakan kuasa-Nya. Kesatuan di dalam Roh, kesatuan tubuh, dimana Kristus menjadi kepalanya. Dalam Efesus 4, Paulus menempatkan kesatuan di tempat pertama. Keragaman, kesatuan tubuh dengan banyak anggota, digambarkannya sebagai kesatuan Gereja Kristus. Tuntutan ini sedemikian serius oleh karena kesatuan di dalam kekristean merupakan dasar dimana kekristenan bisa hidup.

Pada hakekatnya, kekristenan disebut sebagai “One Body-Satu Tubuh”. Konsep kesatuan ini sulit diterima oleh dunia. Hanya mereka yang lahir atas dasar iman kepada Yesus maka kesatuan dapat diwujudkan. Kitab Suci  jelas menyatakan bahwa semua orang kristen adalah satu tubuh dimana kristus sebagai Kepalanya. Satu tubuh mempunyai keterkaitan, dan tidak bisa dipisah-pisah. Satu tubuh berbeda dengan satu struktur organisasi. Inilah kesatuan yang unik.

Kita ada untuk orang lain. Kita ada untuk orang lain menjadi berkat bagi dunia ini dan menjadi saksi di tengah-tengah dunia ini untuk menyatakan kemuliaan Tuhan, bukan sebaliknya untuk diri kita sendiri. Karena itu, kesatuan bukan sekedar boleh atau tidak boleh dijalankan. Kesatuan adalah sesuatu yang penting dan mutlak untuk dijalankan.

Kekristenan di semua tempat dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi garam dan terang dunia, menjadi saksi. Kita memang bisa menjalankan fungsi ini secara pribadi. Tetapi fungsi kesaksian itu menjadi lebih terang dan lebih nyata pada saat kita bersatu. Dengan kata lain, satu terang yang kecil, jika disatukan dengan terang-terang kecil lainnya akan menjadi terang yang besar. Demikian pula dengan garam.

Kekristenan mempunyai kesatuan yang unik yang tidak mungkin dijalankan di dalam dunia. Kita mempunyai kesatuan organisme yakni satu kesatuan oleh karena kita satu tubuh, yang tidak berelasi secara mati dalam garis otoritas melainkan suatu relasi yang hidup. Jika salah satu bagian tidak beres, seluruh bagian tubuh yang lain akan merasakan secara bersama-sama. Jadi, satu bagian saling terkait dan saling menunjang dengan bagian yang lain.

Maka, gereja yang sakit, persekutuan yang sakit dan anak-anak Tuhan yang sakit adalah akibat gagal mengerti konsep kesatuan ini. Kesatuan tubuh semacam ini tidak mungkin digalang di luar kekristenan. Apa sebab? Karena ada satu dasar yang mengikat kesatuan yakni sifat kasih yang dari Tuhan. Kasihlah yang memungkinkan keterkaitan ini.

Arti dan Makna Pentakosta Sekarang

Menciptakan kesatuan tidaklah sederhana oleh karena manusia sering diterpa oleh filsafat pragmatisme. Sebab orang dewasa ini ingin agar hidupnya tidak mau direpotkan dengan pemikiran yang ruwet, melainkan hanya mau memikirkan yang praktis-praktis.

Jika sifat pragmatis ini memengaruhi pola pelayanan seseorang di dalam gereja, maka ancamannya melahirkan jiwa individualistik. Jika jiwa individualistik ini meracuni kita, bagaimana kita bisa mengerti dan mempunyai kepekaan untuk memperhatikan orang lain? Oleh karena itu, kita harus menggarap kesatuan kasih, yang berdasarkan kasih Tuhan yang harus kita utamakan hingga pembaharuan di dalam Roh Tuhan itu menjadi bagian hidup kita.

Perayaan hari turunnya Roh Kudus, pentakosta yang kita rayakan, mengingatkan kita semua umat kristen untuk mengutamkan kesatuan dengan dijiwai oleh ajaran Tuhan Yesus. Yesus tidak akan bekerja di dalam pertengkaran,iri hati,dll. Hingga setiap orang kristen yang sudah dipenuhi oleh Roh Kudus harus menjauhi pekerjaan iblis yang sering menebar fitnah. Dengan itu iblis berusaha supaya anak-anak Tuhan saling membenci, tidak bersatu. Kekudusan adalah syarat mutlak untuk mengenal kuasa Roh Kudus menjadi milik dan bagian dari hidup kita, yaitu rendah hati, lemah lembut, sabar dan mengasihi.

Kesimpulan

Hendaknya kita bersatu sebagai saudara sebagaimana digaungkan Presiden Joko Widodo, juga seluruh kepala daerah di Indonesia bahwa kita harus bersatu melawan covid-19 yang menakutkan bahkan mematikan karena kita semua adalah saudara. Menggalang persatuan di dalam Roh karena dimana Roh kudus berkarya di sana ada kesatuan dan memberikan perhatian dan menolongnya. Kita ingin untuk bersatu namun sifat ambivalensi harus dibuang jauh-jauh.

Tugas dari setiap orang yang sudah dipenuhi oleh Roh Kudus ialah memberdayakan karunia-karunia khusus yang dianugerahkan oleh kristus dalam kerja sama yang baik untuk membangun tubuh Kristus. Sebab kasih bukan sekadar identitas atau ciri kekristenan tetapi jiwa dan jati diri kekristenan.

Karunia adalah pemberian Roh Kudus yang berfungsi untuk melengkapi dan menunjang pelayanan, supaya anak-anak Tuhan dapat melayani lebih efektif dan efisien. Semua karunia yang orang kristen miliki, tidak berarti apa-apa jika hanya untuk kepentingan diri sendiri. Sabar lebih memilih untukberlapang dada terhadap orang lain, dan murah hati adalah sifat aktif yang memberi dan suka menolong. Orang-orang kristen masa kini, adalah orang yang dihidupkan oleh Kristus dan bagi Kristus.

Karena itu orang-orang yang memiliki kasih Kristus dalam segala aspek kehidupannya untuk selalu berpikiran positif terhadap orang lain, selalu memiliki pengharapan, selalu sabar menanggung segala sesuatu. Hanya orang-orang yang dihidupkan oleh Kristus dan hidup bagi Kristus sajalah menjadi cerminan kasih Allah kepada banyak orang.

Pentakosta adalah kesempatan untuk saling memaafkan dan saling menolong ke arah pertumbuhan dan kedewasaan iman setiap orang kristen. Iman kristen seharusnya tidak berhenti dalam suatu teori yang mati atau dalam perdebatan teologis, melainkan harus teraplikasi di dalam kehidupan. Umat kristen sangat membutuhkan pencurahan dan pengurapan Roh Kudus dalam pelayanan kesaksian hidupnya, dan dalam hal ini sumbangan gerakan pentakosta besar sekali dalam arti mengingatkan orang kristen agar membuka diri kepada karya Roh Kudus.

“Roh Tuhan akan ada padanya, Roh hikmat dan pengertian, Roh hikmat dan keperkasaan, Roh pengenalan dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan” (Yes.11:2-3). Kiranya pentakosta yang kita rayakan akan melahirkan jiwa-jiwa yang memiliki kerendahan hati, kesabaran, mendengarkan suara Tuhan, ketaatan. Kita sebagai orang kristen dipanggil untuk menghasilkan buah (Yoh.15:16). “Tetapi buah Roh ialah: kasih,sukacita, damai sejahtera,kesabaran, kemurahan, kebaikan,kesetiaan, kelemahlembutan,penguasaan diri” (Galatia 5:22-23). Kita semua dipanggil menuju kesempurnaan sebagai anak-anak Allah. “Karena itu kamu haruslah sempurna, sama seperti Bapamu di Surga adalah sempurna” (Mat.5:48).

Post a Comment

0 Comments