Untuk Bumiku, Sembuhlah!
Dari segala penjuru,
Mulai terdengar lenguh lesu-mu
Engkau
menelungkup dengan segala kesusahan-mu
Bilur
dan penat di wajah-mu
Sesak sepanjang
nadi-mu
Kau
tanyakan kepada sahabat-mu;
Apa
arti luka-mu?
Namun
ia membisu
;
Wajahnya
dibenamkan dalam diam
dan
kehampaan menelan-nya
Buram
wajah-nya
Urat-urat
darahnya mulai mencuat
dari
kekurangan energi-nya
Kekurangan
asupan-nya
Ia
kelaparan dalam penantian-nya
Dan
menunggu kapan reda hujan kepanikan-nya?
Kapan
selesainya kegetiran-nya?
Sungguh
sakit diri-nya
Belum
sembuh luka-nya
Kembali
terluka diri-nya
Tak
berbentuklah diri-nya
Mulai bergelimangan darah-nya
Dan Engkau
;
Sekarang
engkau menyendiri
Engkau
menangis sendiri
Lukamu
hanya engkau yang tahu sendiri
Sampai
kapankah engkau sendiri?
Sembuhlah,
engkau
Yang
mengandung segala makhluk
Yang
dari perutmu menggeliat sesuatu yang hidup
Dan
dari darahmu segala bernyawa menyembul
Sembuhlah
engkau, wahai bumi!
Ceriakan
hatimu yang sedang sedih
Biarkan
kami mendengar engkau bernyanyi lagi
Dan
lagumu disemarak penjuru negeri
***
Gita
Puja
#1
Engkau,
yang lembut hatinya
Dengarkan
aku yang kian meratap
Sejuta
hari dengan penat
dan
dendangku sudah tak berirama
aku
pupus cita
asaku
melolong pagi dan malam
aku
diabaikan semesta
….
lihatlah topeng-topeng kayu di tanganku
lihatlah topeng-topeng kayu di tanganku
Aku
terus berganti rupa
Suaraku
berubah bentuk
Wujudku
kian tak jelas
Aku
manusia yang tak pernah sama
….
Sang
Bunda menatap
Di dalam
sepoi-sepoi angin
Dan
siulan bambu-bambu muda
Dan
kelopak-kelopak mawar
Ia
merekah
Memamerkan
senyuman-Nya
Penulis, Guru SMPK
Alvares Paga
Kabupaten Sikka
0 Comments